4. Aku Kenzo

116 11 0
                                    

Pulang sekolah Kenzo mengayuh sepedanya dengan banyak hal yang berputar di otaknya.

"Kalau gue kasih tau Nilo, dia percaya gak ya?. Tapi gimana caranya, dipikir kayak gimanapun semuanya gak masuk akal.

"ADAM!" Teriak seseorang yang membuat Kenzo langsung menghentikan sepedanya.

Kenzo mengernyitkan keningnya. "Ling-Ling?. Kenapa lo ada di sini?" Tanyanya.

Ling-Ling tersenyum simpul. " lo lupa ya, ini kan arah ke rumah gue. Anu, lo mau ngobrol dulu gak?".

Kenzo agak heran dengan tawaran Ling-Ling, tapi dia tidak merasakan adanya niat buruk di sana, jadi dia menerima ajakan Ling-Ling untuk berhenti sejenak.

"Gimana kabar lo?" Tanya Ling-Ling.

"Ah, baik. Tapi kata dokter harus banyak istirahat" balas Kenzo seadanya. Jujur dia bingung ingin bicara seperti apa kepada Ling-Ling karena tidak terlalu mengenalnya.

Ling-Ling mengangguk-anggukan kepalanya. Dia menatap Kenzo dengan lekat. "Lo lupa ingatan ya?".

Kenzo tersentak, dia tidak memberitahukan hal ini kepada siapapun.

"Apa?" Ling-Ling tertawa kecil. "Keliatan kok, gak usah sok kaget. Adam gak bakal seberani itu".

"Atau..." Ling-Ling memiringkan kepalanya.  "Ah, mungkin cuma perasaan gue doang".

Kenzo menatap Ling-Ling dengan heran. Entah kenapa semakin dilihat anak ini semakin aneh. "Ada apa?" Tanyanya penasaran.

"Enggak, gue cuma ngerasa lo sekarang mirip seseorang".

"Hahaha" Kenzo tertawa kecil mendengar ucapan Ling-Ling. "Kalau bener gimana?".

Mendengar itu Ling-Ling terdiam sejenak lalu kembali tersenyum. "Yaudah, gue mau cabut dulu. Bye-bye".

Ling-Ling berjalan pergi meninggalkan Kenzo yang makin bingung. "Freak banget tu cewek, gue heran kenapa selly mau temenan sama dia".

*****

Perlahan langit berwarna jingga menunjukkan bahwa matahari sudah hampir terbenam.

Namun di sisi lain masih ada tiga orang yang masih dengan semangat membara.

"Ayoooooo lo pasti bisa, tinggal gas doang" seru Farel menyemangati Adam yang masih ragu-ragu untuk menarik gas motor yang dia naiki saat ini.

"Anu, bantu gue " ucap Adam ragu.

Farel menghela nafas panjang, dia naik di bagian belakang motor lalu mendorong tubuh Adam agar agak kedepan agar tangganya sampai ke setir.

"Entah kenapa rasanya ambigu banget" ucap Farel sambil menahan rasa kesal.

Nilo yang melihat dari kejauhan hanya bisa tertawa.

Ditengah keseruan menonton pertunjukan, mata Nilo teralih ke anak yang sedang diam mengamati mereka di pinggir lapangan.

Tanpa sengaja mata mereka berpaspasan, namun anak itu hanya diam lalu pergi dengan sepedanya tanpa memperdulikan tatapan Nilo.

"Sma Garuda ya" gumam Nilo melihat seragam yang dipakai anak itu.

"Bruk!!!"

Adam menabrak pohon yang ada di pinggir lapangan.

Sedangkan Farel duduk agak jauh dari TKP. Sepertinya dia melompat sebelum motor itu benar-benar menabrak pohon yang ada di depannya.

ROTASI (TRANSMIGRASI) On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang