Kenzo duduk di atas motor sambil menunggu Adam yang tak kunjung nampak diantara anak-anak yang keluar dari gerbang sekolah.
"Tu bocah ada di mana ya" gumamnya karena cemas, walaupun sebenarnya disisi lain dia juga bingung kenapa harus mencemaskan Adam.
Kenzo terus menunggu hingga akhirnya tiga puluh menit berlalu.
"Apa gue cek ke sana aja ya" Kenzo turun dari motornya dan berjalan masuk menuju sekolah yang kebetulan tidak ada satpam berjaga di sana.
Dia menatap sekolah yang sudah tak ramai lagi, hanya ada beberapa anak yang masih duduk sambil berbincang-bincang di depan kelas, dan juga ada beberapa yang mengikuti ekstrakulikuler. Kenzo menatap semua orang yang ada di sana untuk memastikan ada Adam diantara mereka, namun hasilnya nihil.
Kenzo berjalan makin jauh lagi menuju tempat yang menurutnya ada Adam di sana. Dan benar rupanya, Adam sudah meringkuk ketakutan ditengah beberapa anak yang sesekali menendangnya dan tertawa terbahak-bahak.
"OY!" Bentak Kenzo yang membuat anak-anak itu menghentikan aktivitasnya.
Anak-anak itu sempat terkejut karena melihat Kenzo berada di sekolah mereka.
"Apa yang lo lakuin di sini?" seru salah satu anak itu kesal karena menganggu kesenangannya.
Kenzo tersenyum miring lalu menatap Adam yang masih meringkuk tak berdaya.
"Oh... jangan bilang lo mau ngambil monyet gue" lanjutnya.
Mendengar ucapan itu Kenzo langsung terkekeh. "Wah gue pikir lo monyetnya".
"Apa lo bilang" seru anak itu tak terima dan langsung mengambil ancang-ancang untuk menyerang Kenzo, namun sebelum dia melangkah lebih jauh temannya menahannya.
"Lo gila ya, dia Kenzo".
"Emang kenapa, lo takut?. Kalau takut pergi aja dari sini" ucapnya sambil menangkis tangan yang menahannya. "Heh, dia mainan kita, lo mending pergi dari sini".
Kenzo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kalau gue gak mau?".
Anak itu tertawa terbahak-bahak. "Lo cuma sendiri di sini. Mending lo pergi aja. Atau jangan bilang dia pacar lo".
Kenzo berjalan ke arah Adam lalu meletakkan tangannya di kepala Adam. "Kenapa?... Iri ya?" Ucapnya sambil tersenyum nakal.
"Sialan, para bajinga homo" .
Adam mendongakkan kepalanya menatap Kenzo dengan wajah berbinar-binar. Namun entah kenapa tatapan itu membuat Kenzo menjadi iba. "Apa?".
Adam menggeleng-gelengkan kepalanya, dia berdiri lalu bersembunyi di belakang punggung Kenzo.
"Wah sialan tu orang" salah satu anak berlari ke arah Kenzo, namun dengan cepat Kenzo meraih tangan anak itu dan langsung membantingnya tanpa hambatan.
"Kalau lo masih sayang sama nyawa lo, mending pergi sekarang. Atau" kenzo menginjak perut anak itu hingga mengerang kesakitan. "Tulang rusuk lo gue hancurin sampe lo gak bisa bangun lagi".
Tanpa pikir panjang semua anak itu berlari terbirit-birit menyisakan Kenzo yang berdiri dengan gagah berani beserta dengan Adam yang masih nampak tegang.
"Lo gak papa kan?" Tanya Kenzo khawatir, pasalnya kemarin tubuh Adam sudah di hajar habis-habisan dan sekarang hal itu terulang lagi.
"Ya gue gak papa" jawab Adam sambil mengibas-ngibaskan bajunya yang kotor karena debu.
Kenzo menghela nafas panjang. "Ini gak bisa dibiarin. Besok pulang sekolah lo ikut gue".
"Kemana?".
"Halah ntar lo juga tau sendiri. Sekalian sama tikus yang dari tadi cuma sembunyi di balik tembok" ucap Kenzo tertuju pada Ling-Ling yang akhirnya menunjukkan diri setelah sekian lama bersembunyi.
"Hahaha, hallo" ucap Ling-Ling yang kini merasa seperti terpergok melakukan kesalahn.
"Lo besok juga ikut gue".
"Kemana?".
*****
"What the.." ucap Ling-Ling kaget ketika akhirnya tau jika dia dibawa ke gym oleh Kenzo bersama dengan Adam.
"Gue gak perlu hal kayak gini kali, lagian gue juga udah bisa taekwondo" ucap Ling-Ling.
Kenzo menatap Ling-Ling dengan wajah meremehkan. "Ha!.. cewek seringkih lo bisa taekwondo . Jangan ngelucu di sini".
Mendengar perkataan Kenzo emosi Ling-Ling tersulut. "Wahhh... Jangan pernah remehin gue ya. Dari seangkatan gue yang paling hebat. Mau coba separing?".
Kenzo tersenyum miring. Dia sebenarnya bukan tipe orang yang akan melakukan duel dengan wanita, tapi entah kenapa dia penasaran dengan keahlian Ling-Ling, lagian Kenzo hanya akan menerima serangannya, bukan ikut menyerang.
Mereka berdua berdiri di arena yang sudah dilapisi matras. Ling-Ling cukup terkejut karena dia tidak menyaka jika akan ada tempat seperti ini di gym.
"Ayo serang gue" ucap Kenzo dengang badan yang masih berdiri tegak dan wajah yang nampak percaya diri.
"Lo ngeremehin gue ya" ucap Ling-Ling kesal.
"Oh keliatan ya".
"Sialan".
Ling-Ling mengambil kuda-kuda bersiap untuk menyerang Kenzo. "Jangan nyesel ya karena ngeremehin gue".
Dia melangkah untuk memperpendek jarak lalu mengangkat kaki kirinya dan bersama itu tubuhnya memutar kebelakang sekaligus kaki kananya menendang dada Kenzo dengan keras hingga Kenzo mundur beberapa langkah.
"Jangan remehkan saya ferguso" sahut Ling-Ling dengan senyuman bangga.
"Yah itu lumayan" ucap Kenzo yang berusaha menahan rasa sakit dengan wajah yang memerah.
"Yaudah kalau gitu, gue mau pulang" Ling-Ling berlari mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Adam dan Kenzo di gym itu.
Adam menepuk pundak Kenzo. "Kalau sakit jangan ditahan, keluarin aja semuanya".
Kenzo menganggukkan kepalanya. "Yah gue gak papa, selagi tulang gue gak ada yang patah gue gak papa. Tapi gue kaget ternyata cewek ngeselin itu bisa taekwondo".
"Yah, gue juga kaget".
Kenzo meraih kerah baju Adam. "Lo harus malu, liat Ling-Ling, dia aja bisa bela diri masak lo enggak. Mulai sekarang lo latihan di sini, gue gak mau tau. Jangan sampe lo letoy kayak kemarin".
"Bukannya lo yang harusnya malu karena kena tendangan dari Ling-Ling?" Balas Adam dengan wajah mengejek.
"Heh, gue tadi cuma ngalah ya. Yakali gue mukul cewek, harga diri bro".
Kenzo mengeluarkan baju dari tasnya. "Mulai sekarang jangan harap lo bisa hidup dengan tenang sebelum punya badan kekar kayak gue. Yah walau itu mustahil juga sih".
Adam menerima baju itu dengan wajah malas, dia berjalan menuju ruang ganti dan seketika langkahnya terhenti ketika mengingat perkataan Kenzo tempo hari.
"Heh. Lo normal kan?" Tanya Adam.
"Maksudnya?".
"Homo".
"Heh maksud lo!!!. Gue normal ya, masih doyan cewek, yakali jeruk makan jeruk".
"Bagus lah kalau gitu, gak lucu soalnya kalau badan kekar kayak lo ternyata botita".
Kenzo meraih botol air mineral dan langsung melemparkannya ke arah Adam walau meleset. "Ganti baju apa gue bawangin mulut lo".
*****
Happy reading minaaaa😊
KAMU SEDANG MEMBACA
ROTASI (TRANSMIGRASI) On Going
Novela JuvenilAdam saputra merupakan anak kecil kurus yang sering dirundung oleh teman-temannya.karena putus asa dia berniat untuk mengakhiri hidupnya. namun sebelum itu terjadi dia bertukar tubuh dengan Kenzo Putra Ivander seorang ketua geng motor yang tampan da...