9. rotasi 2

68 8 0
                                    

Farel menatap Kenzo yang kini duduk santai setelah tragedi beberapa waktu yang lalu. Dia mengusap darah yang ada diujung bibirnya sambil sesekali menghisap rokok yang entah dia temukan dari mana.

"Mata lo kenapa?" Tanya Kenzo yang sudah tidak nyaman dengan tatapan tajam Farel.

"Eh... Ini Kenzo?" Tanya Farel yang kagum dengan perubahan sifat Kenzo yang tiba-tiba.

Kenzo membuang putung rokok yang sudah menyusut lalu menatap Farel. "Lah terus kalau bukan Kenzo siapa lagi".

Tanpa pikir panjang Farel langsung memeluk Kenzo. "Udah gue duga pasti lo bakal inget. Akhirnya" ucapnya dengan penuh haru.

Farel menatap Kenzo dengan rasa senang. Namun tidak dengan Kenzo. Dari tatapannya sudah memberi peringatan kepada Farel jika dia harus menjauh dari Kenzo sebelum dia membunuhnya.

"Ah sorry".

Nilo menghela nafas panjang. "Gue gak tau apa yang terjadi, tapi baguslah lo udah inget semuanya. Kita menang, tapi kenapa wajah lo keliatan kesel kayak gitu"

Kenzo tertawa kesal, harusnya sekarang dia sedang pergi bersama Selly. Tapi karena kembalinya dia yang terjadi secara tiba-tiba semuanya menjadi gagal.

"Pasti cengcunguk itu sekarang lagi sama Selly" gumamnya merujuk kepada Adam yang kini duduk dengan wajah linglung.

"Lo gak papa kan?" Tanya Selly khawatir namun Adam tidak kunjung membuka mulutnya karena masih shock dengan kejadian beberapa saat sebelum dia kembali ke tubuhnya.

Adam masih merasakan rasa sakit ketika wajah dan perutnya dipukul berkali-kali dan akhirnya dia pingsan tak sadarkan diri.

Ling-Ling menghela nafas panjang. "Udahlah daripada banyak bacot kita seret aja dia" ucapnya sambil menarik Adam agar berdiri lalu mendorongnya agar melangkah pergi dari sekolah itu.

"Ling-Ling. Lo jangan kasar dong" ucap Selly tak terima dengan perlakuan Ling-Ling.

"Gak, gue gak papa. Gue mau pulang aja" ucap Adam lalu pergi meninggalkan Selly, Ling-Ling dan Lian.

"Tapi Adam, lo habis pingsan. Sekarang gue antar ya" Selly menarik lengan Adam, namun Adam menoleh kearahnya lalu menepis tangan Selly.

Dia menatap Ling-Ling yang hanya diam saja dan pergi begitu saja.

Ling-Ling mengerutkan keningnya. "Kenapa dia ngeliatin gue kayak gitu".

Suasana seketika terasa canggung, Lian hanya diam melihat Adam yang menepis tangan Selly dan pergi begitu saja. "Gue boleh pergi aja gak sih" gumamanya sambil menyenggol Ling-Ling yang ada di sampingnya.

"Boleh-boleh aja" balas Ling-Ling lalu pergi, dan Lian dengan sigap mengikutinya.

"Yaudah ya Selly, kita pergi dulu. Lo katanya di jemput supir kan. Kalau gitu bye-bye" ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah Selly.

Lian melirik Ling-Ling yang nampak tidak perduli. "Sumpah lo dingin banget. Lo gak kasihan apa sama Selly".

"Lah terus, gue harus gimana... Yakali gue maksa Adam biar bareng sama dia" jawab Ling-Ling dengan dingin.

Lian menoleh ke belakang, melihat Selly yang berjalan dengan lemas sambil menundukkan kepalanya. Dan tatapannya teralih ke sepeda yang masih setia bertengger di atap sekolah. "Oh iya, terus sepedanya?".

"Biar pihak sekolah aja yang ngurus, lagian Adam juga gak perduli".

"Yaudahlah" Ucap Lian yang juga tidak ingin ambil pusing. Dia kembali menatap gerbang yang terbuka lebar dan betapa terkejutnya dia melihat sosok laki-laki sedang duduk di atas motor ninja hitamnya sambil sesekali menghisap rokoknya.

"Eh Ling-Ling. Itu bukannya kak Bintang" ucap Lian dengan wajah kagum karena ketampanannya.

Dia melirik Ling-Ling. Namun seketika terdiam ketika melihat raut wajah Ling-Ling yang nampak terkejut.

"Heh bocil!" Seru Bintang yang ditujukan kepada Selly.

Selly yang melihat keberadaan Bintang langsung tersentak. "Heh, kenapa lo yang jemput gue" ucapnya sambil berlari kecil menuju kakaknya.

"Emang apa salahnya jemput adek sendiri"

"Cih.. males banget liat muka lo".

Bintang mengelus rambut Selly sambil tersenyum . "Ayo naik, kita jalan-jalan. Ntar gue traktir".

Melihat itu seketika bulu kuduk Ling-Ling langsung berdiri. "Rasanya kayak dejavu" ucapnya.

"Maksud lo?" Tanya Lian tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Ling-Ling.

Ling-Ling melirik Lian sebentar lalu pergi meninggalkannya.

"Anjiir... Tungguin".

Bintang melihat Ling-Ling dan Lian yang pergi menjauh. "Itu temen lo?" Tanyanya pada Selly.

"Ya..., udahlah ayo pergi. Mood gue jelek di sini".

*****

"Kalian kenapa manggil gue lagi. Terus lo" Ling-Ling menunjuk Kenzo. "Darimana lo dapet nomer gue".

Kenzo memutar matanya malas. "Yah, jangan ngeremehin relasi gue. Liat tuh anak buah gue" Kenzo menatap Farel dan Nilo yang entah kenapa bisa ikut dalam pertemuan ini.

Ling-Ling menatap dua anak itu yang masih kebingungan, sebenarnya mereka pikir Kenzo mencari nomer seorang cewek karena sudah berpaling dari Selly. Tapi mendengar logat bicara mereka, sepertinya itu jauh dari kata suka. Apalagi sekarang juga terdapat Adam yang kadang melirik mereka seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Kenapa lo bawa kita ke sini" tanya Farel merasa tidak nyaman dengan kondisi saat ini.

"Dahlah diem dulu lo. Ntar juga ngerti-ngerti sendiri" ucap Kenzo sambil menyilangkan kakinya. "Gimana caranya kita bisa balik?" Tanyanya kepada Adam.

Adam menggeleng pelan. "Gue juga gak tau, kemaren gue dipukul terus pingsan".

"Dan saat itu gue lagi sama Selly" Kenzo meremas bajunya. "Aaaa sialan kau".

Ling-Ling memutar matanya malas. "Yah jadi masalahnya selesai kan. Sejak awal kan kalian pengen balik. Kenapa malah ribut sendiri".

"Yah bener sih. Tapi situasinya yang gak bagus".

Ling-Ling ingin beranjak dari tempat duduknya, namun dia teringat satu hal dan akhirnya mengurungkan niatnya. "Lo tau Bintang kan?" Tanya Ling-Ling.

"Bang Bintang?. Tau lah, dia kan ketua geng Aodra tahun lalu" balas Kenzo. "Emang ada apa?" Ucapnya balik bertanya.

Ling-Ling menghela nafas panjang. "Gak papa. Gue kemaren liat dia lagi jemput Selly".

"Yah emang adiknya kan. Tapi sejak kapan bang Bintang udah balik ke Indo?".

Ling-Ling mengangkat kedua bahunya. "Yah sekarang gue tau sifat keras kepalanya Selly dari mana" ucap Ling-Ling sambil menatap Adam yang masih diam.

"Ada apa?" Tanya Adam kebingungan dengan tatapan Ling-Ling yang tiba-tiba tertuju padanya.

"Nope. Gue mau cabut" Ling-Ling beranjak dari tempat duduknya, namun karena kurang hati-hati tanpa sengaja kakinya tersandung meja dan tubuhnya jatuh mendorong kursi Adam hingga dia berguling-guling di lantai.

Bersamaan dengan itu kepala Kenzo langsung jatuh ke meja tak sadarkan diri.

"Sorry-sorry. Lo gak papa" Ling-Ling berlari kecil ke arah Adam untuk membantunya berdiri.

Kenzo kembali mengangkat kepalanya lalu menatap Adam dengan wajah panik. "Kenzo, kita".

Adam tersentak, dia menoleh kesana-kemari lalu tatapannya berhenti ke arah kenzo. "Ahhhh!!!.. kenapa gue balik lagiiii!!!".

*****

Happy reading

ROTASI (TRANSMIGRASI) On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang