15. Awal rasa

60 3 0
                                    

Dari semua tempat di sekolah, Adam sangat menyukai perpustakaan. Tempat yang tenang, penuh dengan buku, dan juga sosok siswi yang sering duduk sendiri disalah satu meja perpustakaan dengan jendela yang terbuka membuat angin sepoi-sepoi masuk menerpa rambutnya.

Dari kejauhan Adam menatapnya, berusaha mendekati tapi disisi lain dia juga tidak ada nyali untuk berbicara dengannya. Dia hanya bisa membaca buku-buku yang dipinjam siswi itu. Berusaha mengetahui apa yang dia suka.

Waktu terus berjalan, berhari-hari, minggu, bulan. Siswi itu tidak pernah absen dari perpustakaan begitu juga Adam. Hingga suatu saat Adam tidak bisa datang di tempat itu karena anak-anak perundung yang mengganggunya.

Adam di pukul, dicemooh, bahkan kulitnya disndut rokok. Dia tidak bisa melawan melihat kemampuan dan jumlah orang yang mengganggunya.

Perundungan itu berlangsung cukup lama dan akhirnya berhenti ketika ada guru dan seorang siswi memergoki mereka.

Para perundung itu mendapatkan hukuman, walaupun itu tidak setimpal dengan apa yang dirasakan Adam selama ini.

Di lorong sekolah Adam berlari mengejar langkah anak yang dia tuju. "Tunggu..." Seru Adam menghentikan langkahnya.

Anak itu menoleh kearah Adam dengan wajah datar.

"Ling-Ling. M-ma-makasih bantuannya kemarin" lanjut Adam dengan wajah malu-malu.

Ling-Ling menganggukkan kepalanya lalu berjalan pergi. "Kebetulan gue cuma lewat, kalo itu orang lain pasti dia ngelakuin hal yang sama" ucapnya.

Setelah kejadian itu hari berjalan seperti biasanya, Adam yang sering duduk di perpustakaan untuk membaca buku dan melihat Ling-Ling. Kadang ada Lian  yang menemani Ling-Ling, di sana dia hanya membaca novel dan komik, bahkan tak jarang Lian juga tidur hingga akhirnya mereka pergi dari perpustakaan itu.

Tak lama ada anak baru datang, nama anak itu adalah Selly. Dengan cepat dia berbaur dengan Ling-Ling dan Lian, bahkan tak jarang dia menatap Adam hingga membuat Adam menjadi gugup ketika menyadarinya.

Lama kelamaan Selly berbicara dengan Adam ketika di perpustakaan, membicarakan banyak hal walaupun jujur Adam tidak terlalu menyukainya. Tatapannya masih selalu tertuju pada Ling-Ling yang sibuk berkutat dengan tumpukan buku, bahkan dia sama sekali tidak melirik Adam.

Terkadang Adam bertanya-tanya, apalah Ling-Ling menyadari perasaannya. Dari kepekaannya tidak mungkin jika dia tidak mengetahuinya, mungkin selama ini Ling-Ling hanya diam saja untuk menunjukkan penolakan, tapi Adam tidak ingin mengakuinya.

Ada satu hari. Di sore yang cerah, seperti biasa rutinitas sebelum pulang ke rumah adalah perpustakaan. Adam dengan semangat menuju tempat itu, berharap melihat Ling-Ling seperti hari biasa. Namun ketika sampai hasilnya adalah nihil, tidak ada Ling-Ling, melainkan Selly yang nampak berdiri bersandar di jendela seperti menantikan seseorang . Dan ketika mata mereka bertemu , raut wajah Selly langsung berubah senang.

Dengan wajah malu-malu dia menyatakan perasaannya kepada Adam, namun di sana Adam hanya bungkam. Tanpa mengatakan sepatah katapun dia berbalik lalu pergi dari tempat itu.

Ini adalah pengakuan pertama kali dalam hidupnya dari orang yang tidak dia inginkan. Jujur dia merasa bersalah karena meninggalkan Selly begitu saja, namun dia tidak ada keberanian untuk menolaknya.

Dari saat kejadian itu Adam masih rajin menuju perpustakaan, namun Ling-Ling sudah tidak pernah lagi duduk di mejanya seperti biasa, hanya ada Selly di sana. Hingga akhirnya lambat laut Adam juga berhenti datang ke sana kecuali memang ada keperluan untuk materi ataupun tugas.

*****

Bintang berencana membubarkan geng Aodra karena menurutnya sudah tidak diperlukan lagi hal kekanak-kanakan seperti ini, ditambah dia akan pergi keluar negeri sehingga tidak bisa mengawasi hal yang akan terjadi jika geng ini mendapatkan kasusu yang tak penting.

Tapi dia akhirnya mengurungkan niat karena Kenzo dan dua temannya yang kukuh untuk terus mempertahankannya.

Bintang tidak mempermasalahkan itu karena di sisi lain dia juga mengenal Kenzo dengan baik. Walau anaknya sedikit sombong dan keras kepala, Kenzo bisa diandalkan oleh orang sekitarnya.

Dan berlalulah hinggak akhirnya Kenzo benar-benar menjadi ketua Geng. Jujur, Kenzo merasa semuanya akan berjalan sangat keren seperti bayangannya, tapi realitanya berbeda.

Semuanya merepotkan, apalagi jika sudah berurusan dengan geng lain. Masalah yang awalnya tidak penting mejadi besar seperti api yang dituang minyak. Bahkan disaat perkelahian terjadi dia sempat bingung awal dari semua permasalahan ini.

Di sisi lain ada hal positif dari semua itu. Semua wanita menganggapnya keren, ditambah Kenzo memiliki wajah diatas rata-rata membuat makin banyak wanita tergila-gila padanya. Bahkan tidak jarang ada wanita yang menerima menjadi simpanannya.

Dan di tengah semua surga dunia itu dia melihat Selly ketika mengantarkan Bintang di bandara. Jujur dia langsung terpesona dengannya.

Setelah hari itu dia menguntit Selly selama beberapa waktu,  hingga akhirnya dia menyatakan perasaannya walau  ditolak mentah-mentah.

Dari wajah Selly terlihat jika dia merasa tidak nyaman ketika melihat Kenzo, tapi Kenzo tau sifat wanita. Mereka adalah manusia yang suka diperjuangkan walaupun Selly mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hatinya.

Dia berusaha memberikan perhatian dan segala hal untuk Selly walaupun hasilnya nihil. Bahkan dia sempat menghubungi Ling-Ling dan Lian utuk mencari informasi. Banyak respon yang dia dapat ketika berkomunikasi dengan mereka berdua.

Ling-Ling yang selalu dingin dan enggan ikut campur dengan masalahnya, dia terus menghindar ketika Kenzo menghubunginya, memberikan kata-kata ketus dan lumayan membuat mental Kenzo terguncang. Kadang dia heran kenapa perkataan Ling-Ling yang datar itu bisa begitu menyakitkan.Hingga akhirnya nomer itu tidak bisa dihubungi lagi.

Berbeda dengan Lian yang tampak bersemangat, dia memberikan semua jawaban yang Kenzo butuhkan walaupun itu tetap tidak mempan kepada Selly. Dan akhirnya Lian juga tidak dapat dihubungi, mungkin Selly mengetahuinya sehingga mau tidak mau Lian memblokir nomer Kenzo.

Waktu demi waktu berlalu hingga akhirnya Selly kehabisan kesabaran, tanpa aba-aba dia menendang selakangan Kenzo dengan sangat keras. Seingatnya rasa sakit dari tendangan itu dengan cepat menjalar ke kepalanya dan seketika kaki dan tangannya menjadi lemas hingga akhirnya Kenzo tak sadarkan diri.

Tapi hingga sekarang Kenzo masih menyukai Selly walau mungkin tidak sebanyak dulu. Entah kenapa perhatiannya beralih ke Adam setelah kejadian beberapa waktu yang lalu, hingga Kenzo merasa kebingungan dengan dirinya sendiri

Dia sudah tidak menunggu Selly muncul di antara anak-anak yang keluar dari gerbang sekolah, melainkan Adam. Walaupun dia juga akan merasa senang ketika melihat Selly namun niatan untuk berlari kearahnya sudah berkurang sehingga dia hanya menatapnya pergi begitu saja dengan Ling-Ling dan Lian.




******

Thanks buat yang baca...

Have a nice day 🥰







ROTASI (TRANSMIGRASI) On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang