Jangan lupa vote, komen and follow terlebih dahulu.
=Selamat membaca=
Sekarang saatnya mereka makan malam, ya tentu dengan menu yg diinginkan oleh ibu negara.
Chika dan teman-teman nya, menatap makanan di depan nya dengan kagum, ya bagaimana tidak, ikan yg pas di goreng nya, dan ayam pepes yg wanginya sangat menggiurkan.
Beda halnya dengan anak-anak grandy, yg sebisa mungkin menelan saliva nya kuat-kuat, bukan karna tergiur oleh makanan nya, tapi takut jika ibu negara tidak menyukainya.
"Gimane nih do? Gua takut ikan nye pait, soalnye kita kgk tau cara potong ikan yg baik dan benar" ucap zean sambil menyenggol sikut aldo.
"Gua juga sama takutnye" ucap aldo yg sudah mengeluarkan keringat dingin.
Chika dan teman-teman nya mulai memakan ikan asin yg diinginkan oleh chika. Awalnya wajah mereka, wajah kegirangan.
Namun saat mereka mulai merasakan rasanya. Mereka mengambil tisu, lalu melepehkan makanan yg sedang mereka makan.
Dengan wajah masamnya, chika menatap aran. "Aku emang minta ikan asin, tapi gk gini juga kak" ucap chika lalu pergi ke kamar.
Sedangkan aran hanya bisa menghela nafas kasar. "Sabar ye bro, mood cwe emang begitu naik turun" ucap jidan sambil menepuk bahu aran.
Sedangkan di dalam kamar, chika merebahkan tubuh nya di kasur, dia sedang merasa bersalah kepada aran. Tapi dengan begini juga akan membantu chika, agar aran marah kepadanya.
"Maaf kak" gumam chika pelan.
Saat chika sedang diam, suara ketukan pintu terdengar. Chika berfikir mungkin itu adalah aran.
"Chika capek kak, sekarang chika lagi pengen tidur sendiri" ucap chika sedikit berteriak.
"Ini gw ashel chik" teriak ashel.
"Oh acel, tunggu bentar" ucap chika, lalu berjalan mendekati pintu kamarnya, berniat untuk membukakan kuncinya.
Chika membukakan pintu kamarnya, lalu menarik tangan ashel untuk masuk, kemudian dia kembali mengunci pintunya.
"Lo kenapa jadi jahat kek gini sih chik?" Tanya ashel lelah.
"Aku gk tau kenapa aku, bisa sejahat ini sama kak aran" jawab chika.
"Kalau kaya gini caranya, lo bisa makin susah buat lepasin kak aran" nasihat ashel.
"Kalau kek gini lo cuma bisa bikin aran tambah sakit, dia itu capek-capek cari apa yg lo mau, hargain sedikit, bukan waktunya kita buat mikirin rencana dan perjanjian itu" lanjutnya.
"Terserah kamu mau ngomong apa, yg pasti, aku lakuin ini, biar kak aran terbiasa nantinya" ucap chika sedikit meninggikan suaranya.
"Terserah lo sekarang, gw capek nasehatin lo, tapi gk pernah lo denger, apa jangan-jangan lo masih gamon sama si tian?" Ucap ashel sama halnya, ia pun meninggikan nada bicaranya.
"Kamu nuduh aku cel?" Lirih chika.
"No chik, gw gk nuduh lo, gw cuma gk mau sahabat gw menyesal nantinya" ucap ashel.