PART 47

2.2K 186 9
                                    

Jangan lupa vote, komen and follow terlebih dahulu.

=Selamat membaca=

"Akhhhh ampun akhh s-sakithh" jeritan seseorang menggema di dalam gudang rumah.

"Hiks dady, janan jaat ama momy hiks, kacian momy na kecakitan hiks" tangis seorang gadis.

"DIAM!! KALAU KAMU BERBICARA SAYA AKAN MEMUKULI MU!!" bentak pria sangar yg sedang memegang pecut, sambil memukuli wanita itu.

Terlihat tubuh wanita itu sudah lemas tak berdaya, banyak darah di tubuhnya. Bekas pecutan terlihat dimana-mana.

"Hiks m-momy chika hiks" tangis freya.

"DIAM!!" bentak pria itu yg tak lain dan tak bukan adalah vion, suami chika.

"J-jangan b-bentak-bentak a-anak aku" lemas chika.

Vion bersmirk, "apakah, gua terlihat peduli hah?!" Bentak vion. Di depan wajah chika.

Plash.

Plass.

"Akhhh" teriak chika, karna lagi-lagi dia mendapatkan cambukan.

"Sakit sayang?" Tanya vion sambil memasang wajah sok kasihan.

Sedangkan chika hanya mengangguk, dan berdoa agar ada seseorang yg membantunya. Karna jujur ini sangatlah sakit.

"Mulai sekarang nurut sama aku oke? Jangan pernah bantah perintah aku!" Ucap vion penuh penekanan, yg di balas anggukan oleh chika.

"Gua kgk butuh anggukan gua cuma butuh jawaban!"

"I-iya"

"Pinter" ucap vion lalu mengecup bibir chika singkat, dan pergi meninggalkan chika dan freya berdua.

"Momy" panggil freya lalu berlari ke chika, dan memeluk tubuh chika dengan erat.

Chika masih berusaha menunjukan senyum nya dan meyakinkan anaknya bahwa dia baik-baik saja, walaupun aslinya jauh dari itu.

"M-momy hiks, fleya takut ama dady, fleya mau dady na fleya itu om danteng" tangis freya pecah. Sedangkan chika hanya diam tak berkutik sedikit pun.

"Sekarang kita siap-siap tidur yuk" ajak chika kepada putri kecilnya.

"Ayo momy" jawab freya yg masih sedikit terisak, karna ketakutan.

Chika menggendong tubuh freya, meskipun sekarang tubuhnya sangat sakit dan lemas, namun ia tetap berusaha untuk kuat di hadapan putri kecilnya.

Chika merebahkan tubuh freya di kasur. Dan juga merebahkan tubuh nya di samping freya, tak lama freya pun terlelap, mungkin karna lelah menangis.

Chika terus menatap freya, wajah putrinya, yg sangat amat mirip dengan aran, mantan suaminya. Ya memang freya bukan anak aran, namun saat chika hamil freya, yg selalu chika bayangkan adalah wajah mantan suaminya, yaitu aran.

Karna lelah chika pun memutuskan untuk menyusul freya ke alam mimpinya.

Sedangkan di keluarga natio.

Terlihat mereka semua sedang berkumpul, bukan karna ada acara, melainkan mereka ingin melepas rindu dengan aran. Termasuk anak-anak grandy.

"Lu betah banget kek nya di thailand" ucap jidan.

"Siape?" Tanya aran.

"Si mamat" malas jidan.

"Ohh"

"Ya lu lah bangke" kesabaran jidan setipis tisu.

"Eits sabar bro, gua betah banget disono, karna hidup gua lebih tenang kagak ada lu pada" ucap aran santai. Dan langsung mendapatkan jitakan dari diro, ya abang nya chika.

DIA ARAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang