5 : Meet the Prince Again

36 11 0
                                    

6 bulan berlalu tidak terasa kini waktunya Rowena kembali ke istana. Kandungan Anne sudah berusia 6 bulan 15 hari pada saat Rowena kembali. Rowena harus menunggu kira-kira 4 bulan 2 Minggu untuk mengetahui jenis kelamin bayi yang dilahirkan Anne. Orang pertama yang mendatangi dan mengucapkan selamat tinggal adalah Frederik Lowsen,dia mendatangi Rowena saat sarapan tepat 15 menit sebelum keluarganya menjemput.

"Morning Rowena"

"Too,Freddy"

"Kau akan pulang hari ini kan?"

"ya"

"Janji,setelah ini kita tetap berteman dan terus berkirim surat okay?" Frederik mengulurkan jari kelingkingnya kepada Rowena, melihat itu Rowena tersenyum tipis,ia mengangkat tangannya dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking milik Fred. "janji"

Tak lama kemudian Alexander memanggil Rowena. "Rowena,orang tuamu sudah menunggu" Rowena mengangguk dia berjalan kembali ke kamar nya untuk mengambil barang-barang. Sementara Fred membuntuti Rowena di belakang.
Fred menawarkan diri untuk mengangkat kan koper milik Rowena. Disana,Irene dan Helena juga memeluk Rowena serta mengucapkan salam perpisahan. Mereka bilang tidak bisa berlama-lama karena harus kembali berlatih.

"Fred kau seharusnya pergi ke lapangan kan?"

"ya"

"lalu?"

"aku sudah izin paman untuk itu. Lagipula tidak lama"

Dari kejauhan,dia sudah melihat ayahnya,Anne serta Bessie dan juga Luna. Rowena tersenyum, akhirnya dia bisa kembali bersama mereka lagi. "Bagaimana Rowena? apakah dia menjalani kegiatannya dengan baik?"
Tanya raja.

"Ya, Putri tidak pernah mengeluh sekalipun dia harus berbagi ruangan dengan 10 orang. Dia juga cepat bergaul disini" jawab Alexander

"Bagus kalau begitu. Hasil militernya akan muncul kapan?" tanya raja lagi

"Setelah kepastian nya datang" maksudnya setelah adik Rowena lahir. Jika adiknya Laki-laki maka hasil militer 6 bulannya akan segera keluar.

"Fred,sini koperku. Terimakasih telah membawanya untukku"

"ya sama-sama" Fred tersenyum,dia merentangkan tangannya lebar lebar sembari memberikan tatapan polos ke Rowena. Ya, Rowena tidak pernah memeluk laki-laki kecuali ayahnya. "Apa?" Rowena berpura-pura tidak mengerti. "Let me hug you?"

Rowena melirik kearah ayahnya,ayahnya pun mengangguk berarti Rowena diperbolehkan. Rowena pun berjalan mendekatkan diri kearah Fred,mereka berpelukan erat namun tidak lama. "Aku akan sangat merindukanmu, Rowena"

"Ya,aku tahu. Kirimilah aku surat minimal seminggu sekali, mengerti?"

"Ay,ay captain" ucap Fred sembari memberi hormat pada Rowena. Dia hanya bisa tertawa melihat tingkah teman laki-lakinya itu. Setelah selesai berpamitan, Rowena segera pergi dari lokasi pelatihan nya. "Laki-laki tadi temanmu ya,Rowena?" tanya Luna

"Iya,kenapa?"

"Tidak-tidak. Hanya saja tatapan matanya sedikit berbeda saat melihat mu" lanjut Luna

"Maksudmu?"

"Seperti berbinar-binar" Rowena hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Menurutnya Fred memandang dirinya sama seperti yang lain tidak ada yang spesial,tidak berbinar juga. Menurutnya itu berlebihan.

Kepulangan Rowena disambut meriah oleh penghuni Istana. Mereka bilang rindu dengan tuan putri yang baik. Sekarang Rowena,Bessie dan juga Luna sedang membereskan barang-barang Rowena ke kamarnya serta Rowena ingin mendekor ulang kamarnya. Dia ingin kelambu tidur miliknya diganti dengan warna putih lagi karena setelah kematian Chaterine dia mengganti kelambu miliknya menjadi warna hitam tanda berduka. "Kau sudah tidak berduka lagi?" tanya Bessie

The Great Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang