"Menerima kehadiran seseorang yang tak kau cintai bisa jadi kamu sangat membutuhkan perannya."
Sudah enam menit lamanya perempuan bertubuh mungil melamun di balkon yang langsung berhadapan dengan kolam. Dari atas ia bisa melihat Arga dan Darren bermain catur. Dirinya terlalu malas untuk bergabung.
Menghela nafas, ia sudah merasa bosan tidak tahu harus melakukan apa. Hp nya sedang diisi daya. Penginnya main hp sambil dicas, tapi dirinya terlalu takut karena tadi ia melihat bahayanya bermain hp dalam keadaan dicharger.
Dirinya bukanlah seseorang yang pasrah dengan keadaan. Mupung Darren ada di bawah Lisca berinisiatif mengambil laptop kakaknya.
"Kak Darren, adik cantik mu ini minta ijin pakek laptop mu, ya kak." Suara Lisca terbilang kecil sangat kecil dan tentu saja Darren tidak mendengarnya.
Setelah meminta ijin versi dirinya Lisca bergegas masuk ke kamar kakaknya yang bersebalahan dengan kamarnya.
Lisca langsung masuk ke kamar Darren. Baju berserakan di mana-mana, banyak baju kotor di keranjang. Di lantai ada begitu banyak sisa bungkus snack. Lisca tidak peduli dan dirinya juga tidak risih. Ia sudah terbiasa sebab kondisi kamarnya sebelas dua belas sama Darren.
Gerakan Lisca terhenti karena di dekat laptop ada satu majalah. Lisca buru-buru menutup matanya."Mata Lisca ternodai." Di sela-sela jarinya ia tetap melihat gambar yang tak senonoh. Bukan cuma majalah melainkan ada juga satu komik yang lebih parah dari majalah tersebut.
"Kak Darren mesum juga jadi orang," komentarnya.
Tak ingin menghilangkan kepolosannya Lisca mengambil laptop Darren lalu balik ke kamarnya. Tengkurap di atas ranjang dengan laptop yang siap dimainkan.
Rasa penasaran Lisca muncul, mengundurkan waktu untuk melihat mv Nct Dream. Beralih kepoin isi laptop kakaknya.
Lagi-lagi Lisca terkejut bukan main. Tubuhnya bergetar dengan jantung berdegup kencang. Dengan sangat jelas ia melihat adegan pria dan perempuan tak berbusana. Mendengar suara aneh dari vidio ia putar. Buru-buru Lisca mematikannya.
Tindakan ini adalah suatu melanggar hukum dan ini tak baik untuk diterapkan apalagi dibiarkan. Dirinya harus bertindak sebelum kakaknya terjerumus ke jalan salah.
Kakinya kecilnya dibawa melangkah cepat bahkan mengabaikan peringatan dari bundanya. Namun saat melihat tubuh Arga, Lisca memelankan langkahnya. Untung saja pria itu tidak berbalik badan. Tak mau lagi tidak diberi uang.
"Kak Darren." Suaranya yang cempreng mendapat perhatian dari Arga dan Darren.
Yang dipanggil namanya memutar bola mata malas, sudah tahu pasti ada sesuatu terjadi yang pastinya akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Dan ini jelas tidak menguntungkan dirinya. Darren memutar bola mata malas, lebih tepatnya malas ada drama diantara dia dan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERE I AM (TERBIT)
Fanfiction"Dasar Om tua bangka yang tak sadar diri dengan umur. Sana jauh-jauh dari Lisca! Bikin Lisca mual! "Saya tidak setua itu kamu panggil om dan saya bukan paman kamu juga" "Perlu dicatat baik-baik di otak mesum Om itu! Om Arga tidak cocok jadi suami Li...