memories

685 74 6
                                    

Drtt..drrtt ...

" halo..?"

" hey kau Seokjin kan? Em ini aku Hoseok, sahabat Jungkook, maaf jin aku mengganggumu tapi Jungkook mabuk berat dan aku sedang dalam perjalanan menuju apartemen mu, sepertinya aku akan kesulitan membuka pintu bisakah kau melakukannya untukku?"

" tentu Hyung, aku akan melakukannya, dan lagi Hyung tidak menggangu waktuku, terimakasih telah mengantarkan Jungkook Hyung pulang, hati-hati Hyung.."

Hoseok tersenyum hangat lalu melirik kearah Jungkook yang meracau tak jelas efek dari banyaknya wiski yang minum.

" si bodoh ini, sudah baik memiliki suami seperti Seokjin malah memilih ular itu" Hoseok bergumam sendiri dengan mengatupkan giginya menahan gemas dengan prilaku Jungkook, jika saja Jungkook sadar ingin sekali Hoseok memberikan 1 bogeman di hidung Bangir itu hahh.. menyebalkan.

Hoseok langsung memapah Jungkook menuju unit apartmentnya.

" Eoh Seokjin, hah.. hah...," hoseok terengah-engah karena sungguh badan Jungkook itu berat sekali.

" biar kubantu Hyung, sudah disofa saja Hyung rasanya tidak kuat jika harus naik tangga" ucap seokjin, Jungkook itu berat sekali ternyata.

" aaa, kau benar Jinnie, pinggangku rasanya mau patah, jika dia bukan temanku ku biarkan saja dia tergeletak dipinggir jalan" hoseok berucap sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang kebas karena memapah Jungkook.

Seokjin merasa tak enak karena merepotkan Hoseok dia merasa tak berguna karena tak bisa mengurus suami nya .

" Hyung aku minta maaf, dan terima kasih sudah membantu Jungkook Hyung" seokjin membungkukkan tubuhnya didepan Hoseok.

" aisshh... Jinnie aku tak apa, aku hanya sedikit sebal dengan tingkahnya akhir² ini, sebenarnya aku sudah biasa memungutnya saat mabuk begini belum lagi setelah mabuk dia pasti demam, dan sangat rewel, aku benar-benar ingin mengutuknya saat ini" Hoseok mengeluarkan unek-uneknya.
" oke, kalau begitu aku langsung pulang karena besok masih harus bekerja, bye Jinnie, aku pergi dulu, jaga dia dengan baik, kurasa hari harinya sedang buruk, ini bisa menjadi kesempatan untukmu juga jangan sia siakan oke"

Seokjin berusaha memapah Jungkook menuju kamarnya yang berada dibawah, jujur saja ia tak sanggup jika harus membawa Jungkook ke kamarnya yang di lantai 2, memapahnya saja sudah sangat kesulitan.

" auuh, akhirnya.." desahnya lega, karena berhasil membaringkan Jungkook dikasur setidaknya ini jauh lebih nyaman dibanding di sofa.

" apa aku harus mengganti bajunya juga?, pasti dia akan marah jika bangun nanti"

Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri seokjin memutuskan untuk mengganti baju Jungkook dengan piyama tentunya setelah mengelap beberapa bagian tubuhnya.
Setelah selesai seokjin melapisi badan Jungkook dengan selimut sedari tadi Jungkook tak berhenti meracau entah apa yang dikatakan seokjin juga tak mengerti, yang ia tau lengannya dicekal saat ia hendak beralih setelah menyelimuti tubuh Jungkook.

" jangan pergi... aku tidak mau sendiri.." lirih Jungkook matanya masih terpejam sesekali dahinya mengerut tidurnya terlihat tak nyaman tapi genggaman tangannya di lengan seokjin tak mengendur sama sekali.

Seokjin tersenyum getir, jika saja Jungkook sadar, mana mau menyentuh kulitnya, melihat saja sudah muak, tapi mau bagaimanapun seokjin terlanjur jatuh, jatuh dalam cintanya pada Jungkook yang bertepuk sebelah tangan, dia tak akan pernah bisa menolak apapun yang dikatakan Jungkook, sekalipun Jungkook memintanya untuk mati seokjin Akan melakukannya jika memang itu membuat cintanya bahagia, bodoh memang, tapi itulah cinta Seokjin, dia rela kehilangan apapun demi cintanya bahagia.

Please Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang