Kehidupan Jungkook semakin menggila tanpa Seokjin, semua harinya dihabiskan untuk bekerja tak ada waktu libur. Jungkook kehilangan semuanya, hidupnya terasa kosong, ia tak pernah lagi menemukan kebahagiaan dimanapun itu, ingatan tentang kematian seokjin selalu menikam hatinya, Jungkook selalu menangis dimalam hari, ia selalu berharap semua yang terjadi hanyalah mimpi tapi nyatanya tidak, seokjin dan bayinya telah pergi dan sangat mustahil jika Jungkook meminta mereka untuk kembali.
Seluruh dunia seolah marah pada Jungkook karena kepergian Seokjin, dia masih ingat sekali bagaimana sang ibu tak mau lagi menganggapnya seorang anak, dia juga masih ingat kemarahan Yoongi ketika ia tahu seokjin telah pergi.Jungkook menatap foto Seokjin, dan hasil USG kehamilan Seokjin, air matanya meleleh begitu saja, mengingat bagaimana perginya Seokjin dan bayinya yang menyakitkan.
" Sayang.. kau tidak meninggalkan aku untuk selamanya kan?, kau hanya marah padaku kan?, aku tidak percaya jika dokter dan polisi itu mengatakan tubuh yang terbakar itu adalah dirimu, kau pasti masih hidup kan?"
Jungkook selalu meyakinkan dirinya dengan kalimat itu, dia yakin seokjinnya masih hidup.
Flashback
Belum juga reda kesedihannya Jungkook harus mendatangi dokter Choi setelah beberapa kali ponselnya berdering. Entah kabar apalagi yang akan ia dapat.
" Eoh tuan Jeon, mari keruangan saya"
" Tuan Jeon beberapa Minggu ini, seokjin datang untuk check up sendiri, anda pasti sangat sibuk sekali ya."
Dokter Choi berusaha mencairkan suasana, melihat wajah Jungkook yang kusut, tapi jungkook hanya membalasnya dengan senyuman .Dokter Choi menyodorkan amplop putih pada jungkook.
" Tuan Jeon, didalam amplop ini adalah hasil USG kehamilan Seokjin, bayinya sehat sekali"
Ada seulas senyum diwajah Jungkook, kala melihat hasil foto USG itu,
" Tapi seperti yang saya katakan, kondisi seokjin semakin menurun, bahkan kontraksi palsu itu terjadi lebih awal dari bulan yang kami perkirakan, saya harap tuan Jeon bisa lebih memperhatikan kondisi seokjin, ini sangat berbahaya, bayinya sangat aktif saya senang akan hal itu, tapi anda harus selalu siaga tuan Jeon kondisi ini sangat membahayakan untuk tuan Seokjin, jika anda sangat sibuk, usahakan ada orang yang menemani tuan seokjin".
Jungkook hanya termenung, semuanya terlambat, bahkan seokjinnya sudah tiada, Jungkook yang bersalah atas semua ini, seokjin selalu mengirim pesan padanya tapi tak satupun yang ia baca, bahkan keluhan seokjin pun ia abaikan, ia yakin jika seokjin baik baik saja, ia pasti bisa menghindari kebakaran itu, tapi tepat sebelum kebakaran terjadi seokjin mengirimkan pesan bahwa perutnya terasa sakit, tapi Jungkook justru asik bercumbu dengan Jimin, dia benar-benar bajingan.
Harapannya benar benar hancur, tidak ada lagi angan jika seokjin dan bayinya selamat, tadinya ia berpikir bahwa seokjin bisa saja melarikan diri dari kebakaran itu, tapi fakta bahwa sebelum terjadi kebakaran seokjin sudah mengalami kesakitan pada perutnya yang bahkan memungkinkan terjadinya pendarahan, maka peluang untuk Seokjin selamat dari kebakaran itu sangatlah kecil bahkan nyaris tidak ada, mau tak mau , Jungkook harus menerima bahwa jasad yang terbakar itu adalah seokjinnya." Sayang.., tuhan benar-benar menghukum ku, bahkan aku belum sempat meminta maaf padamu, dan foto ini semakin menamparku, betapa brengseknya aku pada calon bayiku sendiri.. hiks.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me
Short Story" aku tak pernah menyesal mencintaimu, jikalaupun suatu hari nanti aku mati karena rasa cintaku aku tak akan menyalahkanmu, kau adalah salah satu bagian terbaik dalam kisah hidupku, terimakasih sudah hadir dihidupku " Kim Seokjin " aku terlalu sombo...