Chapter ini POV kookjin lebih banyak ya, jadi maaf kalau tokoh yang lain jarang ada dialog.
Jungkook bangun terlebih dahulu, ia menatap seokjin yang tidur dipelukannya, melihat beberapa tanda yang ada di leher seokjin dan juga dipundaknya, Jungkook tersenyum mengingat kejadian panas semalam, seokjinnya begitu seksi mendesah dibawah kungkungannya.
Jungkook mengangkat pelan kepala Seokjin yang menindih lengannya,menidurkan kembali dengan sangat lembut, ia tau seokjinnya pasti lelah sekali.
Jungkook memungut semua pakaiannya lalu beranjak ke kamar mandi, membersihkan dirinya.Jungkook mondar mandir kebingungan di dapur pasalnya ia ingin membuat sarapan untuknya dan Seokjin tapi dia tidak bisa memasak, mau pesan antar, nanti seokjinnya marah seperti kemarin karena makan sembarangan... Huuuh bagaimana ya, aaa apa dia membuat telur setengah matang saja ya.
" Baiklah, Jungkook mari kita coba!" jungkook mengambil 2 butir telur dan juga ada satu bungkus tepung pancake dia akan membaca panduannya saat akan memasak , fyuuuh semoga berhasil.
.
.
.Seokjin terbangun tanpa Jungkook disampingnya, ia mendadak mellow karena berpikir yang tidak-tidak, apa Jungkook meninggalkannya setelah pergumulan panas semalam, apa ia kurang memuaskan, ia takut Jungkook meninggalkannya begitu saja.
" Hiks... Hiks Hyungie.. aduh... sakit.. hik" seokjin meraih kaos kebesaran miliknya lalu memakainya, dia berdiri sempoyongan pinggangnya seperti mau patah setiap ia bergerak, dan bagian bawahnya nyeri bukan main , seokjin ingin mencari jungkook, dia berjalan meraba dinding kamar dengan sedikit membungkuk menahan sakit di area bawahnya.
" Awwsss.., hyungie... Hiks hiks.. hyungie dimana". Wajahnya sudah dibanjiri air mata, dengan keadaan seperti ini dan Jungkook meninggalkannya begitu saja.
Jungkook mendengar isak tangis, apa seokjinnya sudah bangun, sarapannya belum selesai bagaimana ini, bukan belum selesai sih, lebih tepatnya belum dimasak.
Jungkook cepat cepat berlari kekamar dimana Seokjin tidur.
" ASTAGA!!?, sayang! Kenapa memaksa berjalan kalau sakit!" Jungkook berteriak khawatir ketika melihat Seokjin berjalan tertatih bertumpu dinding dengan badan yang membungkuk. Jungkook segera meraih seokjin dan mendekapnya,
" Hiks.. hyungie... Jinnie takut" jungkook heran apa yang ditakutkan Suami manisnya ini sampai menangis sedemikian rupa.
" Hei.. ada apa sayang, kenapa menangis" Jungkook membopong seokjin dan membawanya duduk, tentu saja seokjin duduk dipaha Jungkook.
"Sshh.. sudah sudah, sekarang biar kupijat sampai sakitnya hilang ya, sudah jangan menangis, aku tidak suka jika manisku menangis hmm?" Jungkook mengusap air mata di wajah seokjin lalu mengecup pipinya sebentar .
." Hyungie aku takut hyungie pergi, karna aku tidak bisa memuaskan hyungie" wah apa itu tadi, tidak memuaskan, kenapa seokjinnya polos sekali,
.
" Aku memang tidak akan pernah puas menyentuh tubuhmu sayang, sekarang pun aku ingin .." batin Jungkook, (dasar maniak!)Tapi Jungkook jadi merasa bersalah, ternyata dia meninggalkan luka yang dalam untuk suami manisnya ini, sampai sampai Seokjin merasa bahwa Jungkook akan meninggalkannya setelah percintaan panas itu, dia merasa sangat brengsek. Jungkook semakin erat memeluk Seokjin, ia tak henti hentinya mengecupi wajah manis yang kini merona karna tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me
Short Story" aku tak pernah menyesal mencintaimu, jikalaupun suatu hari nanti aku mati karena rasa cintaku aku tak akan menyalahkanmu, kau adalah salah satu bagian terbaik dalam kisah hidupku, terimakasih sudah hadir dihidupku " Kim Seokjin " aku terlalu sombo...