Jungkook dan Seokjin, keduanya seperti kancing dan baju, dimana ada jungkook harus ada Seokjin, Jungkook yang memang tak mau jauh-jauh dari Seokjin, Jungkook tak kuat kalau harus rindu lama lama dengan seokjin. Kalau seokjin ya senang senang saja, tapi dirinya yang sudah terbiasa apa apa sendiri, jadi tak terlalu manja, bukan tidak cinta hanya saja seokjin terlalu mandiri, tapi dia sangat mencintai Jungkook jangan diragukan lagi soal itu.
" Sayang.. please, aku masih ingin tidur" rengek Jungkook dipelukan seokjin, niatnya seokjin itu membangunkan Jungkook tapi malah si bongsor ini memeluknya dan tidur dipundak seokjin, menggantung seperti bayi.
" Hyungie, Yoongi Hyung sudah menelponmu berkali kali, katanya hari ini ada rapat penting" seokjin menepuk pundak telanjang jungkook. Suaminya ini memang terbiasa tidur tanpa atasan.
Jungkook mengecup leher dan pipi Seokjin lalu ia beranjak dari kasurnya.
" Haaah baiklah" jawabnya malas.
" Besok besok, teruskan saja Hyung main game sampai pagi, aku tak akan menyuruhmu berhenti aku juga tidak akan membangunkan mu!" Agaknya helaan nafas Jungkook membuat seokjin marah, seokjin juga heran kenapa dia sensitif sekali sekarang.
" Sayang jangan marah, iya iya aku salah karena tak ingat waktu, maaf ya".
Jungkook merengkuh Seokjin, sebenarnya gemas juga melihat Jinnie marah tapi kalau semakin diledek yang ada nanti dia malah menangis, jadi jungkook mengalah saja, cari aman bos." Jinnie tidak suka hyungie begadang, kalau begitu terus menerus nanti bisa sakit, tahu sendiri kan game itu bisa membuat kecanduan bagaimana kalau Jinnie tidak ada, dan hyungie terus begadang setiap hari karena game, Jinnie tidak suka!" nadanya masih kesal, seokjin ingin menegaskan kalau itu tidak benar, bisa merusak pola hidup juga, kalau kurang tidur kan bahaya, apalagi Jungkook juga pekerjaannya terhitung padat.
" Kenapa berkata seperti itu, kau akan selalu bersamaku, begitu juga sebaliknya sayang.. hyungie minta maaf oke, itu tidak akan terulang lagi dan jangan berkata seperti itu hyung juga tidak suka". Seokjin mengangguk, memang harus begitu! Kalau sampai diulang lihat saja!.
Benar benar, paginya pasangan ini manis sekali kan.
.
.
Jimin mendatangi kantor jungkook entah kali ini apa lagi, yang jelas dia ingin bertemu Jungkook, ini pertama kalinya setelah pertengkaran memalukan di resto malam itu, hatinya masih membara sebenarnya, tapi disini jika Jimin hanya terus marah saja dia juga tidak mendapat apapun kan.
Para karyawan yang memang sudah mengenalnya menyapa dengan senyum, dia tak perlu melapor apapun untuk bertemu dengan Jungkook.
Tapi ada beberapa karyawan juga yang bertanya-tanya, jika bosnya masih bersama Jimin lalu pria manis waktu itu siapa? Ada juga yang bergosip Tetang kehamilan Jimin yang sudah terlihat, menduga siapa ayah dari bayi itu." Yeonjun!!" Jimin berteriak memanggil salah satu karyawan Jungkook.
" Apa Jungkook sudah datang?"
" Eoh.. sudah tuan Park, tapi masih ada tuan Yoongi didalam, mereka sedang tidak bisa diganggu."
Tentu saja Jimin tak peduli dengan apa yang dikatakan oleh yeonjun. Tanpa permisi ia langsung masuk ke ruangan Jungkook, dua pria yang ada didalam ruangan itu menoleh bersamaan ke arah Jimin yang berdiri didepan pintu jangan lupakan perutnya yang terlihat sedikit membesar.
Tatapan marah Yoongi beralih pada Jungkook, baru 2 bulan yang lalu ia mengemis bahkan Berlutut di kaki Yoongi lalu sekarang apa?.
" Jimin?" Nampaknya Jungkook belum menyadari Yoongi yang menatapnya benci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me
Short Story" aku tak pernah menyesal mencintaimu, jikalaupun suatu hari nanti aku mati karena rasa cintaku aku tak akan menyalahkanmu, kau adalah salah satu bagian terbaik dalam kisah hidupku, terimakasih sudah hadir dihidupku " Kim Seokjin " aku terlalu sombo...