00. Prolog

1K 70 5
                                    

Holaaa!

Kenalin aku abel. Jadi ini perdana aku nulis cerita. Kalau ada kesamaan nama, alur, dll aku mohon maaf tapi aku jujur dari hati terdalam ini merupakan hasil dari imajinasi aku sendiri.

Ada beberapa cerita yang aku ambil dari cerita JJK yang asli. But not all, hanya sebagian.

Aku buat ini juga untuk menutupi kesedihan sejak Gojo jadi kiko :"(

Sooo, enjoooyy!

______________________________

~ 2005 ~

"Yo!"



Seorang gadis tengah duduk di atas rumput halus pada pinggir kolam. Pikirannya larut dalam halusinasi, membiarkan ikan-ikan hias yang terdapat di kolam itu menatapnya dengan tatapan kosong.


Meski sebuah suara baru saja menegur jiwanya, tak sedikit pun mengusik gadis itu dari lamunan.








Puk!


"Hah!?"

Tubuh gadis itu tersentak sesaat setelah sebuah tangan menepuk pelan pundaknya.

Netra maroon itu melirik ke arah belakang, bertemu dengan netra biru laut milik pemuda tampan yang menatapnya kembali dengan raut datar.

"Gojo, berhenti mengagetkan ku." Si gadis kembali menatap air kolam yang tampak tenang.

Ikan-ikan yang ada di dalam sana berenang cukup dalam sehingga membuat permukaan air itu tak bergerak.


Lelaki bernama Gojo itu mengambil duduk tepat di sebelah gadis cantik disana. Tubuhnya mendarat pada rumput hijau yang tenang layaknya air di danau.


"Kenapa kau sangat hobi melamun. Aku curiga kau suka berbicara dengan hantu." Gojo menopang dagu dengan tangan kanan, mengikuti kegiatan gadis di sisinya yakni memperhatikan kolam ikan disana dengan lekat.



"Itu bukan urusan mu."



"Baiklah. Bagaimana jika kita berkenalan lebih jauh, kau tak ingin mengenal seorang Gojo Satoru?" Si lelaki menegakkan punggungnya, menatap ke arah gadis dengan alis yang naik turun tanda menggoda.

"Sejujurnya aku tidak tertarik. Tapi jika itu bisa membuat hati mu terasa lebih baik, terserah."

Gojo terkekeh kecil. "Terimakasih. Ku perkenalkan lagi, nama ku Gojo Satoru. Aku anak satu-satunya di keluarga ku dan satu-satunya pengguna six eyes di klan ku. Bukankah itu hebat?"

Kedua netra biru laut itu tak berpaling dari gadis yang melekatkan pandangannya pada air tenang di hadapan mereka berdua.


Lawan bicara mengangguk sebagai jawaban. "Iya, kau hebat. Pasti semuanya mengharapkan kelahiran mu."


"Tidak juga, kurasa."


"Bagaimana dengan mu? Apa yang dapat ku ketahui tentang mu? Mengapa kau bisa sampai di sekolah Jujutsu?" Gojo melanjutkan pembicaraan mereka dengan bertanya disertai ekspresi penasaran.


Helaan nafas pelan keluar dari alat bicara si gadis. "Aku Zenin Kieri. Aku anak pertama di keluarga ku dan memiliki adik. Aku pengguna teknik cursed manipulation of universe. Apa itu cukup?"

Kedua netra dengan warna yang berbeda itu bertemu. Menatap satu sama lain cukup lekat.


"Tidak. Aku penasaran bagaimana kau mendapat itu, bukankah klan Zenin mewariskan teknik ten shadows? Apa jangan-jangan kau bukan asli dari klan Zenin?"


"Aku tidak tau darimana ini berasal, Gojo. Aku juga tidak tau aku asli klan Zenin atau tidak. Aku tidak tau apapun tentang diriku." Kieri menatap kolam itu lagi.

"Yang ku tau hanyalah, aku diusir dari klan itu karena kekuatan yang ku miliki ini."


Gojo tertegun, mulutnya membeku penuh penyesalan telah menanyakan hal itu pada Kieri. Namun tetap saja hatinya memanas karena rasa penasaran.

"Lalu bagaimana kau bisa sampai disini?"

Gojo menggeser sedikit duduknya, kini pinggul keduanya menempel karena si lelaki menghapus jarak diantara mereka.


"Yaga sensei adalah orang yang sangat baik. Dia membantu ku saat itu, membelikan ku roti isi saat menemukan ku sedang mencari makanan di tempat sampah, sungguh mengenaskan."

"Dua hari kemudian dia bertemu dengan ku lagi, lalu mengatakan bahwa dia mempunyai tempat yang layak untukku. Dan disinilah aku sekarang." Kieri menutup kalimatnya dengan senyuman tipis, sangat tipis hingga tak dapat disadari jika tak diperhatikan dengan baik.


"Ya, mungkin saja Yaga sensei tau kalau kau berpotensi menjadi penyihir jujutsu," ucap Gojo, tangannya mulai memainkan batu krikil yang ada di sekitar sana, melemparkannya ke dalam kolam.


"Tidak. Menurut ku itu takdir, aku ditakdirkan bertemu dengan Yaga sensei. Setidaknya ada satu orang baik yang ditakdirkan untukku."



Tawa renyah keluar dari mulut Gojo. Mata nya sampai tertutup karena tertawa. Mendapatkan pandangan aneh dari Kieri yang ada di sebelahnya.

"Kau percaya dengan hal seperti takdir?"


"Ya. Aku tidak percaya cinta, jadi aku mempercayai takdir saja." Kieri berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari lelaki yang masih terkekeh kecil.

"Gojo, kau tau? Bahkan kita saja bisa ditakdirkan. Entah aku yang ditakdirkan untuk mu, atau sebaliknya."


Gojo menaikkan salah satu alisnya, sepersekian detik kemudian dia tertawa remeh. "Kau berharap aku ditakdirkan untukmu? Cih, tidak mungkin. Mana mau aku ditakdirkan dengan gadis aneh seperti mu."

"Jangan tersinggung tapi kau dianggap tak berguna oleh keluarga mu sendiri, kau aneh, kau suka berhalusinasi, kau juga tidak terlalu cantik atau pun sexy. Aku menolak untuk ditakdirkan untukmu."

Kieri tersenyum tipis, syukurlah dirinya tak percaya akan cinta jadi hatinya tak terlalu sakit mendengar tuturan kata dari Gojo Satoru.

"Kau bisa menolak dengan mulutmu, Gojo. Tetapi yang namanya takdir, itu sudah ditentukan dan hanya perlu ditunggu."

"Tidak ada yang tau siapa yang akan ditakdirkan untuk mu, atau pun untukku." Jelas gadis itu.

Gojo tersenyum miring. "Ya, yang pastinya bukan kau takdir ku."

"Baiklah, aku akan membantu mu berdoa agar itu tak terjadi. Ini juga masih tahun 2005, tak ada yang tau apa yang akan berubah kedepannya," balas Kieri. Kedua tangannya menggenggam erat satu sama lain.


Gojo diam sejenak, lalu mengangguk setelahnya.


"Lagipula, gadis seperti mu sungguh bukan tipe ku."

𝗢𝘂𝗿 𝗘𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴 || 𝐆𝐎𝐉𝐎 𝐒𝐀𝐓𝐎𝐑𝐔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang