Awal Bertemu

26 4 0
                                    

Pada sebuah rumah kecil terlihat Gempa duduk seorang diri.
Solar: mikirin apa Gem?
Gempa lantas menoleh pada Solar yg kini ikut duduk di sebelahnya.
Gempa: hhh... Gak apa, hanya... Kapan kita bisa menemukan 4 siluman itu. Jejak mereka benar-benar tak kita ketahui
Solar: iya juga ya, mereka pintar banget nyimpan jejak. Sudah 1 minggu setelah kita datang ke dunia manusia ini. Kita sama sekali gak dapat mereka dimana
Gempa menghela nafas & menatap tanah yg ia pijak.
Gempa: bagaimana kita bisa menemukan mereka kalau wajah nya saja kita tidak tau
Solar: iya juga ya (baru konek)
Gempa mendelik malas pada sahabatnya yg biasanya jenius tiba-tiba jadi bego.
Ice: daripada mikirin itu, mending kita nikmatin dulu di dunia manusia (jawabnya yg muncul tiba-tiba dari dalam rumah bersama Halilintar)
Solar: iya juga- eh weh kalian mau kemana? (Kaget nya melihat kedua sahabatnya udah rapi & stay cool gak kayak dia yg mirip gelandangan)

Bercanda( ̄∇ ̄)
Ok lanjut!

Ice: keluar lah, emang kalian gak bosan 1 minggu cuma diem disini kek orang tolol
Gempa: kok gak ngajak?
Halilintar: males, kalau mau ikut ya ikut aja (cueknya)
Solar: dasar gledek! Aku juga pengen ikut jalan tau. Kau pikir aku gak bosan di gigit nyamuk aja disini. Masa pangeran ganteng kek aku diem di hutan di gigit nyamuk gini
Halilintar memutar bola matanya malas mendengar ucapan sahabatnya yg mulai narsis lagi.
Halilintar: siapa suruh kau diam disini kek gelandangan minta di kasih makan? (Cibirnya)
Solar: sialan! Tunggu aku woy!
Ice: 10 detik kalian di tinggal
Gempa: bentar (masuk rumah bersama Solar)
Ice: 1...3...10 ayo Lin
Mereka berdua jalan pergi tanpa dosa meninggalkan Gempa & Solar yg baru mau mengganti pakaian yg sempat mereka beli saat awal datang ke dunia manusia ini.
Gempa & Solar: HALILINTAR!! ICE!! (teriak kesal mereka saat keluar rumah sudah tak mendapati Halilintar & Ice)
.
.
.
.
Sementara di pinggir sungai terlihat ketiga gadis kakak beradik yg sedang asyik menikmati pemandangan di pagi hari.
Thron: wahhh indahnya alam
Taufan: benar...
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh membuat ketiganya saling bertolehan.
Blaze: hehe... Itu suara perutku, aku lapar (ucapnya malu sambil menggaruk tekuk bagian belakang)
Thron: benar, Oni juga lapar. Kita belum sarapan pagi ini
Taufan: kalian benar... Kalau begitu ayo kita pergi membeli makanan (senyum manis)
Thron: wah benar, ayo ajak Lisi
Taufan: dia pasti tidak mau ikut jalan, dia kan gak suka jalan-jalan
Blaze: jadi kita tinggalkan dia sendiri?
Taufan: ya, menurut ku tak apa. Dia bisa menjaga diri. Ayo kita pulang mengambil uang & memberitahu Lisi kalau kita akan membeli sarapan
Blaze & Thron mengangguk & berlari mengejar Taufan yg lari paling depan untuk sampai ke rumah tempat mereka tinggal.
.
.
.
.
Di pinggir jalan sedari tadi Solar terus mengoceh pada kedua sahabatnya yg dengan teganya meninggalkan dirinya bersama Gempa di rumah kecil itu.
Gempa: hentikan Solar... Bukan hanya kau yg di tinggal, tapi aku juga (ucap Gempa yg sudah jengah mendengar Solar dari tadi tak hentinya mengomel)
Solar: tapi masa begitu, tega sekali. Mana ada hitungan 10 detik itu 1, 3 & langsung 10 (ucapnya kesal)
Ice: ada (jawabnya santai)
Solar: siapa? (Sewotnya yg mulai naik darah)
Ice: aku (jawabnya santai tanpa dosa semakin membuat Solar naik pitam)
Halilintar: ck! Berhenti bertengkar! Kalian tidak malu di liat banyak orang? (Marahnya)
Seketika mereka terdiam & Solar yg membuang muka & Ice yg tetap berjalan santai.
Suasana menjadi hening, hingga akhirnya Gempa angkat bicara.
Gempa: emm... Gimana kalau kita mencar aja?
Mereka sontak berhenti berjalan & berbalik menatap Gempa.
Gempa: maksud ku... Kita mencar saja, siapa tau kita nanti bisa dapat petunjuk tentang 4 siluman itu kan (ucap Gempa di akhiri dengan bisikan di akhir kalimat)
Mereka bertiga bertolehan & mengangguk.
Halilintar: ayo lakukan (pergi duluan ke arah kanan)
Solar: aku ke sebelah kiri! Minggir!! Urusan kita belum selesai (menatap tajam Ice sebelum berlari pergi ke arah kiri)
Ice hanya memutar bola matanya, acuh dengan tatapan Solar. Kemudian ia pergi ke arah jalan awal mereka barusan.
Kini hanya Gempa sendiri disana.
Gempa: oh oke, aku sebaiknya pergi juga...
Mereka berempat pun pisah di perempatan jalan itu.
.
.
.
.
Blaze: ayolah Lisi ikut kami, sesekali kau jalan-jalan. Emang kau tidak bosan di rumah terus?
Lisi: tidak! (Jawabnya sambil tetap di posisi berbaring)
Thron: ayolah sekali saja
Lisi: tidak mau
Blaze: Lisi!! (Rengeknya)
Masih tak mau meninggalkan Lisi sendiri di rumah, keduanya terus membujuk agar Lisi ikut dengan mereka.
Taufan yg sedari tadi berdiri di depan pintu kamar hanya bisa menatap malas kedua adiknya yg terus membujuk sahabatnya untuk ikut pergi jalan membeli sarapan.
Taufan: sudahlah Blaze, Thron! Kalau Lisi tidak mau jangan di paksa. Aku ingin cepat beli sarapan, perut ku sudah keroncongan sedari tadi (omelnya)
Thron: uh gak asyik kalau Lisi gak ikut
Taufan: sudahlah, ayo (pergi duluan)
Blaze & Thron beranjak dari tempat tidur Lisi & sesekali Blaze menatapnya tajam.
Blaze: urusan kita belum selesai, aku marah dengan kau
Lisi: oh, punya ku sarapannya nasi goreng aja ya! (Pesannya tanpa dosa yg tambah membuat Blaze & Thron kesal)
Blaze & Thron: beli sendiri!! (Teriak mereka dari luar rumah)
Sementara Lisi hanya tertawa di dalam kamar mendengar balasan kedua sahabatnya yg sedang kesal pada dirinya.
.
.
.
.
Skip! 25 menit kemudian...

𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘗𝘢𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang