Seven✓

7K 285 64
                                    

"Tidur yang nyenyak sayang nya Haikal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidur yang nyenyak sayang nya Haikal."

- Haikal Mahendra.

Setelah mengatar Ella pulang dengan selamat, Haikal kini berjalan memasuki gedung apartemen dengan senyuman lebar yang masih mengembang. Yah... apalagi, semua itu tidak luput dari kejadian beberapa jam yang lalu, dimana saat Ella dengan mudahnya mencium pipi kanannya begitu saja. Dia tidak tau saja apa yang dilakukannya itu bisa membuat Haikal segila ini.


Buktinya, lelaki itu berjalan memasuki lift dengan senyuman lebar, setelah itu dia akan menggelengkan kepalanya dan diiringi dengan kekehan singkat, begitu saja terus. Hingga orang - orang yang berada di dalam lift yang sama dengannya memandangnya dengan tatapan bertanya - tanya. Bahkan ada beberapa orang diantaranya yang bergidik ngeri melihat gerak-gerik Haikal, takut lelaki itu tengah kerasukan sekarang.


Ting!

Lift terbuka, Haikal buru - buru keluar dan berjalan menuju unit apartemen miliknya. Mengabaikan pandangan aneh orang-orang sekitarnya. Haikal mana peduli, toh mereka juga tidak saling mengenal. Lagian besok juga belum tentu mereka akan bertemu kembali.

Rey yang baru keluar dari apartemen nya menatap aneh Haikal, kedua alisnya menyatu bersama dengan pandangan matanya yang memincing.

"Lo kenapa senyam-senyum sendiri, gila lo?"

Kedua orang tua Rey sudah berpisah sejak satu tahun yang lalu, mereka menyerahkan keputusan untuk Rey ingin tinggal bersama siapa nantinya. Namun, Rey lebih memilih untuk tinggal di apartemen miliknya yang kebetulan apartemen nya berdampingan dengan apartemen milik Haikal.

Rey memang bernasib sama seperti Haikal, seorang anak broken home. Tapi takdir Rey masih jauh lebih baik, kedua orangtuanya masih sangat sering mengunjunginya. Mereka juga rutin mengirim uang untuk kebutuhan Rey setiap bulannya. Kedua orang tua sambungnya bahkan juga menerimanya dengan baik juga.

Haikal hanya menyengir tanpa menjawab pertanyaan Rey.

Memasukkan kembali kartu akses apartemen nya kedalam dompet hitamnya, kemudia mengantongi dombet itu didalam saku celana jeans nya. Kedua bola matanya melirik Haikal tajam, "nggak waras nih orang."

Haikal yang mendengar itu pun mulai mengontrol kesaltingan nya. Bisa gawat nanti kalau dia di anggap tidak waras beneran, "mau kemana lo?"

"Markas, orang gila kayak lo di larang ikut." Rey melangkah tanpa memperdulikan Haikal yang berteriak layaknya orang gila.

"Rey woy tungguin, gue juga mau ikut nyet."

Rumah Tanpa Jendela [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang