Joanna dan Renjana memandang Chania yang sedari tadi hanya diam duduk dikursi balkon kamar Renjana sembari memandangi senja yang berlahan mulai gelap.
"Gue bing Ren" ucap Joanna
"Sama" ucap Renjana
"Dia bahkan gak nangis sama sekali depan kita"
"Susah yah, orang yang udah hancur berkeping-keping makin dihancurin, air matanya aja sampe udah gak mau keluar. Mateen sialan, dia yang bilang ke Chania kalo cinta itu ada, malah dia yang buat Chania makin gak percaya cinta" ucap Renjana kesal.
"Lo tau?" tanya Joanna
Renjana memandang Joanna, "Apa?"
"Chania ganti identitas"
"Maksud lo?"
"She changed everything, kayaknya dia tau kalo Mateen bakalan balik lagi, tapi Chania udah gak mau balik lagi"
"Maksud lo apasih?" tanya Renjana tidak mengerti.
"Chania ganti nama bahkan sampai tanggal lahirnya, semuanya Ren tanpa terkecuali. Katanya dia mau bener-bener mulai kehidupan barunya"
Renjana menghela nafas, "Capek banget gak sih jadi Chania?"
"Capek pake banget. Makanya gue sengaja ikut pindah, gue mau nemenin dia, kalaupun semuanya berubah, Chania masih inget kita"
Renjana mengangguk, "Anjirlah, kalo aja bokap gue izinin gue pindah juga"
Joanna terkekeh, "Tenang aja, lo urus sisanya disini, kita mulai disana. Nanti lo nyusul, tempat buat lo selalu ada"
Renjana beranjak dari duduknya nyamperin Chania diikuti oleh Joanna.
"Jadi, siapa nama baru lo?" tanya Renjana mengundang kekehan dari Chania
"Nama baru apa anjing?" tanyanya
"Kata Joanna lo ganti identitas"
Chania tertawa, "Hahaha sialan, mana ada kayak gitu"
Renjana memandang Joanna yang menyengir, "Hehe biar dramatis aja"
"Gue masih gue, tapi mungkin dengan versi yang berbeda, nanti"
......
"Kamu masih lama?"
Mateen tersenyum lalu memandang Maira yang cemberut.
"Sebentar yah, dikir lagi"
Maira semakin cemberut, "Aku laper sayanggg"
"Mau makan apa?"
"Yang ada apa?" tanya Maira
"Yah banyak, tinggal masak aja"
Maira langsung tersenyum, "Kamu mau masakin aku?" tanyanya girang
Mateen melunturkan senyumnya, "Aku gak bisa masak" ucap pemuda itu mengusap tengkuknya.
"Loh terus siapa dong yang masak?" tanya Maira
"Kamu?"
Maira menggeleng, "Aku juga gak bisa masak, ih kasihan kuku aku dibawa motong bawang"
"Ahh, yaudah kita pesen aja. Kamu mau apa?"
"Emmm apa yah? kira-kira yang enak apa?"
Mateen terdiam.
"Kita pesen aja deh"
"Masak aja sih"
"Biar cepet, kamu mau apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
FanfictionKini telah kurasakan beku nya hati dalam sepi, sendiri ku yang terdiam tampa sadar te-iris, ter-iris waktu. Air mata yang berbicara terduduk dalam ruang hampa, luka. Tiada rasa, mati rasa, telah terbiasa semua karena, luka. -Luka Markhyuck