TYPOChania memandang sekeliling ruang unit apartemen yang baru saja dirinya masuki. Lalu kemudian gadis itu menghela nafasnya dan duduk disofa tanpa disuruh sang pemilik tempat yang entah sedang apa sibuk dengan pintu besi apartemen tersebut.
Chania memandang Mateen yang masih berdiri disana, "Kenapa bawa gue kesini? tadi lo bilang mau ngobrol diluar"
"Yes, diluar kantor"
Chania mendengus, matanya mengikuti Mateen yang kini duduk disebelahnya, gadis itu memandang Mateen tanpa ekspresi.
"Mau ngomongin apa lagi?"
Seketika Mateen menyendu, "I just..miss you"
Chania menghela nafas kasar, "Au dah, hidup udah banyak drama Mateen jangan ditambah-tambahin kita gak hidup di film, kenapa sih? Udah lama juga masa belum move on"
Kontol, mau nangis gue, batin Chania namun berusaha menyenbunyikannya dengan akting sok udah move on nya.
"Ik hou nog steeds van je" [Aku masih cinta sama kamu]
"Pake bahasa Indonesia, gue bukan VOC"
"Chani.."
Chania memandang Mateen dengan wajah bertanya.
"Abang mau minta maaf sekali lagi buat perlakuan abang ke Chani waktu itu, abang sadar abang salah, abang jahatin Chani, abang menyesal, hubungan abang sama dia gak lama, abang sadar kalo cinta abang cuma buat Chani, abang mohon maafin abang Chani"
Chania sudah mendengar ini tahun lalu dan harus mendengarnya lagi, muak juga.
"Kan udah gue bilang, gue udah maafin lo. Lupain aja, ayo kita jalani hidup kita masing-masing dengan tenang, tentram"
Mateen menggeleng, "Abang mau nya ada Chani"
"Gak bisa, udah kesepakatan kalo lo yang ninggalin gue, selamanya gue gak akan balik sama lo lagi, kecuali lo bunuh diri dulu. Gue gak mau balik, kalo lo tetep ngeyel, gue mau liat lo bunuh diri sekarang" ucap Chania dengan tenang namun hatinya sudah bergemuruh hebat.
"Chani bakal terima abang lagi?"
"Hm"
"Tapi abang bakalan mati Chani"
"Gue susul abis itu"
Mateen menggeleng, "Jangan, Chani gak boleh ngelakuin itu"
"Terus lo mau gue ngapain?"
Hening sebentar, Mateen masih memandang Chani dengan mata sendunya, "Chani jagain abang sampe abang dikubur yah? jangan jauh-jauh, jangan tinggalin abang sampe abang dikubur" ucap Mateen dengan mata berkaca-kaca
Chania mengernyitkan keningnya, "Maksud lo apa dah? lo kau bunuh diri beneran?"
"Abang udah janji sama Chani"
Chania langsung menggeleng ribut, "Apasih abang! enggak yah! gila apa mau bunuh diri, apa kata orangtua abang nanti? bisa-bisa Chani yang dibunuh abis itu sama keluar abang, jangan gila" ucap Chania tak habis pikir.
Dirinya hanya berucap begitu saja, tidak menyangka jika Mateen benar-benar ingin melakukannya.
"Chani, abang harus apa biar Chani mau terima abang lagi?"
"Bang? nyari apa lagi? kemarin kita udah pisah baik-baik, Chani udah maafin abang kok, jangan lagi yah? Chani gak mau sakit buat kedua kali, kalo Chani balik lagi terus apa? sewaktu-waktu abang bosan Chani kena buang lagi? gak gampang sembuhin luka nya, tolong jangan kayak gini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
FanfictionKini telah kurasakan beku nya hati dalam sepi, sendiri ku yang terdiam tampa sadar te-iris, ter-iris waktu. Air mata yang berbicara terduduk dalam ruang hampa, luka. Tiada rasa, mati rasa, telah terbiasa semua karena, luka. -Luka Markhyuck