"Enakkan?" Tanya Joanna pada kedua temannya itu, Chania dan Somi mengangguk"Ini enak banget sih gila, harusnya lo ngajakin kita makan disini dari kemaren-kemaren" ucap Somi
"Ish gak ada waktu kemaren, gue sibuk kerja"
Saat tengah asiknya makan, tiba-tiba Joanna meletakan garpu dan pisaunya kasar diatas meja mebuat Chania dan Somi kebingungan.
"Itu, itu gigolo sialan penyebab gue dipecat dari kerjaan gue" ucapnya memandang pada seorang pria dengan rambut pirang yang baru saja memasuki area restaurant disebuah kursi kini tengah berbicara dengan pelayan
"Yang baju item itu?!" tanya Somi, Joanna mengangguk dengan wajah kesalnya masih memandang ke arah JeremiahChania disana hanya bisa tersenyum, dirinya tidak menduga ini, dan tidak menyangka dunia sesempit ini, Chania tau tempat ini milik keluarga Mateen tapi dirinya tidak tau jika pria yang Joanna maksud adalah Jeremiah adik mantan kekasihnya, Joanna pun mungkin lupa dengan Jeremiah karena dulu Rena menunjukkannya dengan rambut hitamnya.
"Liat gayanya, sok kegantengan banget"
"Tapi emang ganteng sih Na" ucap Somi
"Apaan kayak boti begitu kok dibilang ganteng" decih Joanna
Jeremiah terlihat berjalan ke arah mereka, Joanna sudah menyiapkan wajah judes nya jika-jika saat melewati mereka Jeremiah memandangnya.
Dan benar saja saat hampir dekat dengan mereka lelaki itu terlihat mengernyitkan keningnya.
Joanna sudah siap-siap dengan gelas berisi air ditangannya, akan dirinya siram jika lelaki itu mengganggu lagi.
"Chania?"
Joanna dan Somi kompak langsung memandang Chania yang hanya tersenyum ke arah Jeremiah yang kini berdiri dihadapan mereka
"Long time no see Jemy" sapa Chania
"Lo kenal si brengsek ini Chan?!" tanya Joanna
"Cewek gila tadi kan? cih"
"Apa lo bule jelek?! bisa-bisanya ada bule jelek, rese kayak lo!"
Jeremiah menggeleng kecil tak mau memperdulikan gadis yang dirinya anggap sinting itu, fokusnya kembali pada Chania
"Ya, long time no see" balas Chania
"Let's talk again another time, okay?"
Chania mengangguk dengan senyum, Jeremiah mengacak rambut gadis itu sebentar sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
FanfictionKini telah kurasakan beku nya hati dalam sepi, sendiri ku yang terdiam tampa sadar te-iris, ter-iris waktu. Air mata yang berbicara terduduk dalam ruang hampa, luka. Tiada rasa, mati rasa, telah terbiasa semua karena, luka. -Luka Markhyuck