13

3.7K 467 151
                                    




TYPO


"Bahan presentasi udah beres kan Chan?"

Chania mengernyit mendengar pertanyaan bosnya.

"Loh mbak? kan bukan saya yang megang tapi mas Tio" ucap Chania

"Tio belum konfirmasi ke lo? istrinya lahiran"

Chania mengangguk, "Saya tau mbak"

"Nah terus? bukannya Tio udah kasih tau lo yang gantiin dia nemenin gue meeting sama investor hari ini?"

Chania membulatkan matanya kaget lalu menggeleng, "Mas Tio gak ada ngehubungin saya"

"Astagah, itu anak pasti lupa deh, ck, terus gimana? siang ini meetingnya. Kalo kita gagal bisa dirujak kita sama pak Harvey. Lo pelajarin bahannya, sebisa lo aja, sebagian aja sisanya gue, kita berangkat setengah sebelas"

"Terus kerjaan saya mbak?"

"Biar Seno yang ambil alih. Gue berharap besar sama lo, kalo kita gagal lo, bahkan gue bakalan ditendang dari sini"

"Tapi mbak kan ini bukan-

"Gue gak mau denger apapun Chan, ini proyek penting"

Chania menghela nafasnya lalu mengangguk, jika tidak mengingat alasan rekan kerjanya itu melimpahkan pekerjaannya padanya Chania akan mengamuk hebat.

"Baik mbak"

Wanita itu pun langsung pergi menuju ruangannya.

"Anjing-anjing, abis gajian gue resign liat aja" dumel Chania kemudian membuka bahan yang ternyata memang benar sudah Tio kirimkan padanya namun lelaki itu tidak mengatakan apapun.

"Babi, kalo bukan karena istri lo ngelahirin, gue datengin lo Tio anjing"

...

Chania dan Wulan berjalan beriringan memasuki gedung besar yang menjadi tempat mereka bertemu dengan investor baru yang akan menggandeng mereka, Chania tidak yakin sebenarnya dengan ini, dalam hatinya kalau pun mereka gagal, ini bukan salahnya, dan dirinya akan menuntut jika dirinya dipecat.

Mereka memasuki ruang meeting yang didalamnya sudah ada beberapa orang karyawan yang menyambut kedatangan mereka.

"Selamat siang Ibu Wulan, silahkan duduk"

"Selamat siang"

Wulan dan Chania pun dipersihlahkan untuk duduk.

"Terimakasih sebelumnya sudah datang tepat waktu"

"Sudah kewajiban kami pak, ah perkenalkan ini partner saya hari ini, Chania"

Chania tersenyum pada laki-laki yang mungkin lebih tua tiga atau empat tahun darinya itu. Kemudian keduanya berjabat tangan.

"Chania"

"Seno"

"Meeting akan dimulai begitu pimpinan kami datang, sebelumnya saya beritahu, yang memimpin rapat ini adalah direktur kami namun akan diikuti juga oleh Chief Executive Officer De Groot group bapak Mateen De Groot yang menjadi pemegang saham tertinggi perusahaan kami, yang kebetulan beliau sedang datang kunjungan ke Indonesia. Maaf kami memberitahukannya secara mendadak karena beliau juga baru saja menginjakkan kakinya di Indonesia semalam"

Chania langsung lemas, ini konyol. Chania tau De Groot dan sayap bisnisnya seluas samudera namun kenapa harus terus menerus bersangkut paut dengannya? hari ini dirinya akan bertemu Mateen lagi, dan Chania muak.

"Wahh...begitu yah" ucap Wulan mulai tidak tenang juga

"Tidak usah khawatir ibu Wulan, beliau hanya akan mengikuti rapat dengan mendengarkan semua akan berjalan sesuai dengan ketentuan dan perjanjian"

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang