TYPO
Bukan hal yang luar biasa ketika gosip beredar begitu cepat, cerita dari satu ke satu sampai menyebar luas.
Selayaknya berita putusnya Mateen dan Chania.
Mateen yang baru saja memarkirkan mobilnya diparkiran kampus saja sudah langsung dihadapkan dengan pandangan mahasiswa fakultasnya yang mendengar hal tersebut.
Mateen tidak ambil pusing, itu akan mereda sendirinya.
"Aku seneng banget akhirnya bisa berangkat kampus bareng kamu tanpa sembunyi-sembunyi lagi"
Mateen melirik pada gadis disampingnya lalu tersenyum kecil, "Yuk" ajaknya bermaksud agar mereka keluar.
"Sebentar sayang, aku belum selesai"
Gadis itu terlihat sibuk dengan alat-alat rias wajahnya.
Mateen mengangguk membuka seatbeltnya lalu merubah posisinya memandang ke arah gadis disampingnya.
Mateen tersenyum merapikan anak rambut kekasih barunya.
Gadis cantik dengan rambut panjang yang digerai, pakaiannya yang feminim dan anggun, Mateen senang melihatnya.
"Masih lama?" tanya pemuda itu melirik jam tangannya, kelasnya dimulai lima belas menit lagi.
"Udah, cantik?"
Mateen mengangguk, "Cantik"
"Makasih sayang"
Mateen tersenyum, dirinya tidak pernah dipanggil sayang sebelumnya membuat lelaki itu merasa seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan diperutnya.
Lalu kemudian keduanya keluar dari dalam mobil, mengabaikan tatapan orang-orang dari keduanya, Mateen dan Maira berjalan menuju gedung fakultas.
....
Chania memandang kotak-kotak dihadapannya.
Gadis itu tersenyum kecil lalu memasukkan benda terakhir ditangannya kedalam kotak tersebut. Namun sebelumnya Chania memperhatikan foto dibingkai tersebut, lalu memandang sekeliling kamarnya, matanya memanas, Chania menarik nafasnya menetralkan perasaannya lalu memasukkan bingkai tersebut kemudian menutupnya.
Chania kini duduk diatas rumput depan rumahnya dengan tiga kotak besar disampingnya, apa yang dilakukan gadis itu?
Iya nunggu tukang loak, Chania sudah memikirkannya semalam bahwasannya dirinya akan membuang jauh barang-barang yang diberikan Mateen padanya, barang-barang yang selalu dirinya rawat mulai saat awal Mateen mendekatinya, memacarinya lalu menyelingkuhinya, memutuskannya lalu membuangkannya.
Chania mengisap rokok ditangannya lalu berdecak.
"Lama banget sih, panas banget lagi"
Gadis itu memandang sekeliling kompleknya yang sepi sampai sebuah mobil pengangkut loak yang berjalan tak jauh ke arahnya, Chania pun berdiri lalu memberhentikan mobil tersebut.
Chania mengapit rokok dibibirnya lalu mengangkat kotak-kotak itu ke atas bak mobil pick-up.
"Lah, gak ditimbang dulu neng?" tanya tukang loak yang baru saja keluar dari dalam mobil.
Chania menggeleng, "Gak usah, saya juga gak butuh uang nya, sayang aja dari pada dibuang mending buat mamang jual lagi, barangnya masih bagus-bagus"
"Waduh kalo gitu makasih yah neng"
"Yoai, dah yah mang"
Chania kembali masuk kedalam rumahnya, namun sebelum itu gadis tersebut mematikan rokoknya lalu membuang sisanya kedalam tempat sampah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
FanfictionKini telah kurasakan beku nya hati dalam sepi, sendiri ku yang terdiam tampa sadar te-iris, ter-iris waktu. Air mata yang berbicara terduduk dalam ruang hampa, luka. Tiada rasa, mati rasa, telah terbiasa semua karena, luka. -Luka Markhyuck