Lembar ke-16

10 2 0
                                    

Teruntuk detik yang terus bergulir,
berhentilah sejenak.
Itu sebuah permohonan.
Lantas aku dengar bisikan tanya "Untuk apa?"

Aku tak ingin membeku di detik itu.
Aku tak ingin meleleh di detik itu.
Aku juga tak ingin menangis di detik itu.
Dan, aku tak ingin terkejut pada saat itu.

Aku hanya ingin bungkam.
Memberikan senyuman termanis bersama pendar syukur yang kurangkai di atmaku.
Dan menyaksikan kau membalas dengan senyum khasmu yang amat adiwarna itu.

Detik yang berarti layaknya mentari.
Sekuat tenaga menggenggam seakan tak ada hari esok.

Kumohon.
Hentikan waktu di detik itu!
Karena kini kuciptakan sebuah pengakuan
; jikalau detik itu hanyalah milik kau dan aku.

...
Karawang, 2021

Tangkai Tua & Daun KeringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang