“Lepaskan siapa pun yang membuat dirimu terluka.”
- Geon Rachnandra -
.
.
.
.
.***
Happy reading-!
Jangan lupa untuk vote♡***
“Apa?”
“Menurut lo?”
“Bekel makan.”
“Yaudah.”
“Hahaha! Yaudah apaan?”
“Ck! Bisa gak sih ambil aja? Ribet banget lo jadi cewek.”
“Iya-iya, sensi banget lo. Makasih, Za.”
“Hmm. Kalau gak suka nanti balikin, itu buatan Bunda soalnya.”
“Kenapa nggak lo aja yang makan?”
“Mau.”
“Hah?”
“Berdua sama lo.”
Nandya pura-pura tidak mendengar dan lebih memilih beralih membuka kotak bekal yang diberi oleh Narenza sesaat yang lalu.
Setelahnya gadis itu pun terlihat antusias saat tau isi dari bekal tersebut. Salad buah.
“Wah!”
Narenza tersenyum. “Suka? Sorry, ya, udah gak dingin lagi, wajar lah dari tadi.”
“Gapapa kok. Yuk, makan!”
Keduanya duduk saling berhadapan di atas rooftop sana. Narenza tersenyum sejenak sebelum tangannya terulur menepuk lembut kepala Nandya.
Nandya mengernyit bingung. “Tiba-tiba?”
“Hm? Gapapa, pengen aja.”
“Aneh. Nih, aaaaa~”
Narenza membuka mulutnya saat Nandya menyuapi sesendok salad buah ke dalam mulutnya. Entah memang karena takaran resepnya atau karena suasananya yang membuat salad buah tersebut terasa sangat lezat.
“Kita lucu, ya, Za. Deket tapi gak pernah jadian.”
Uhuk!
“Heh! Pelan-pelan!”
“Ya elo bikin kaget aja.”
“Gue... Cuman ngomong doang deh perasaan(?)”
Nandya terkekeh lalu geleng-geleng kepala melihat reaksi Narenza. “Bercanda, Za, dibawa serius amat lo.”
“Lo tuh, ya! Gue gak ngerti lagi sama jalan pikiran lo, Dya,” balas Narenza pasrah. Sebenarnya bukan Nandya yang membuat dia kebingungan, tapi dirinya sendiri lah yang membuat dia merasa bingung.
“Soal kuliah lo mau lanjut kemana?” sambung Narenza bertanya secara tiba-tiba.
“UGM,” jawab Nandya singkat. Lalu bertanya, “kalau lo?”
“Gue disini, UI.”
Nandya terdiam seribu bahasa karena sudah kehabisan kata untuk menjawab. Ah, sudah dia duga dari awal jika dia dan Narenza akan berpisah setelah ini.
“Lo gapapa?”
“Hm? Maksudnya?”
“Eng-nggak, gak apa-apa.”
“Gue bakal baik-baik aja, Za. Lo gak perlu khawatir.”
“Dih! Kepedean amat mau gue khawatirin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME
Teen Fiction❝𝐀𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚,❞ ❝𝐋𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧.❞ Bagaimana jika jadinya seorang perempua...