DECEMBER
[nominist_23 present]MATAHARI telah bersinar terhitung dalam kurun waktu beberapa jam yang lalu. Meski demikian, sinarnya sama sekali tidak membantu menghangatkan suhu udara di bulan desember. Musim dingin akan segera tiba, tinggal menghitung hari dan butiran putih dari langit akan memenuhi tempat ini.
Sebuah kota dengan bangunan berarsitektur eropa klasik. Tertata sedemikian rupa hingga memberikan kesan rapi dan luas. Lingkungan yang bersih dengan para pekerja jasa yang terlihat sibuk membersihkan jalanan dengan rutin.
Tepat di depan sebuah bangunan bertingkat, sepeda beroda dua baru saja berhenti di depannya. Diparkirkan disana oleh sang pemilik yang kemudian masuk ke dalam. Merasakan bagaimana kontrasnya temperatur ruangan dengan alam terbuka.
"Selamat siang tuan Dixon." Sapaan itu tepat disuarakan ketika kakinya telah melangkah lebih jauh untuk masuk. Sedang yang disapa membalas baik dengan senyuman yang berhasil menghilangkan kedua matanya.
"Selamat siang nyonya Van."
Saling menyapa adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh pekerja di bawah naungan gedung ini. Sebuah gedung kantor pos. Tempat yang menjadi tujuan orang-orang untuk berkomunikasi dengan jarak sebagai pembatasnya. Telepon rumah adalah sesuatu yang langka. Biasanya hanya ditemukan di rumah orang-orang kaya raya atau di kantor pemerintah daerah.
"Hey! Tuan Jeno Dixon, disini!" Suara panggilan itu terdengar lebih akrab. Si pemanggil tampak antusias melambaikan tangan agar temannya datang ke arah tempatnya duduk.
Sedang si pemilik nama, Jeno Dixon, menggelengkan kepalanya saat menyaksikan tingkah konyol teman sekaligus rekan kerjanya itu. Bergabung duduk dengan laki-laki beramput panjang tersebut. Hyunjin Pasha namanya. Seseorang dengan kepribadian yang cukup unik, menurut Jeno. Bagaimana Hyunjin bisa berubah menjadi pendiam ketika mood-nya sedang tidak baik kemudian dalam sekejap dapat menjadi orang paling dramatis yang pernah ada.
Secangkir kopi panas yang masih mengepulkan asap dicuri. Sedang si empunya kopi hanya dapat mendelik tidak suka ketika kopi yang baru saja selesai dibuat olehnya kini telah berada di tangan pihak lain.
"Apa kau tau berapa lama aku membuat kopi itu?! Tuan Dixon, sejak kapan kau menjadi nakal?!" Suaranya menggelegar tidak terima. Berterima kasih pada Tuhan karena di dapur kantor hanya diisi oleh mereka berdua saja. Jadi tidak akan ada yang tau tabiat asli dari Hyunjin Pasha yang digemari beberapa karyawan disini.
"Oh, kopinya baru saja kutelan. Apa kau mau aku kembalikan?" Jeno dengan usil memasang ancang-ancang untuk memuntahkan kembali liquid hitam pahit yang baru saja ditelannya.
"Apa kau gila?!" Dengan itu, Hyunjin bangkit dari duduknya untuk kembali membuat kopi. Sedang Jeno tertawa ditempatnya duduk. Menyenangkan mengganggu temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECEMBER [Nomin]
FanfictionBersamaan dengan datangnya musim dingin yang diiringi turunnya salju, ada sebuah kisah yang terajut apik membentuk kenangan. Nyaris mengubur habis berkas-berkas halaman lama yang membawa duka dalam relung hati. Sebuah kisah, yang diharapkan akan ind...