DECEMBER
[nominist_23 present]SEPULANG bekerja, Jeno tidak langsung pergi ke rumah. Sepedanya diparkirkan di depan sebuah bangunan yang menguarkan aroma lezat bahkan dari jarak beberapa meter. Yeah, toko roti ibunya. Ini juga merupakan kebiasaannya. Jeno akan membantu Taeyong setelah pekerjaan di kantor pos selesai.
Setibanya disana, Jeno menemukan toko roti ibunya yang ramai hari ini. Tidak heran, karena menurut indra pengecapnya, roti hangat yang dibuat dengan tangan ahli dari Taeyong Dixon adalah yang terbaik. Tetapi yang membuatnya heran hari ini adalah kehadiran sosok Jaemin Osmond yang tengah berdiri melayani para pembeli.
"Nak, sudah pulang." Saat memasuki dapur, Jeno dengan segera diminta duduk sebelum roti hangat diberikan untuknya. Ada telur juga di atas piring yang sama dengan roti dan segelas susu yang mengepulkan asap.
"Toko sedikit ramai akhir-akhir ini, jadi bubu membawa Jaemin untuk membantu. Dia tidak keberatan, jadi bubu berpikir untuk mempekerjakan Jaemin disini. Bagaimana menurut Jeno?" Meski sibuk berkutat dengan roti dan kue-kuenya. Taeyong masih sempet menjelaskan perihal kehadiran Jaemin disini.
"Itu keputusan bubu. Apapun yang bubu putuskan, Jeno akan selalu mendukung."
"Terima kasih. Putra bubu memang yang terbaik." Taeyong menyempatkan diri untuk berlari ke arah putranya, memeluk gemas buah cintanya dengan mendiang suaminya tersebut sebelum kembali bergegas melanjutkan pekerjaannya. Berkutat dengan adonan yang terlihat tidak menarik, berbeda ketika adonan-adonan itu telah terpanggang.
"Semuanya dapat bubu atasi disini, Jeno bisa tolong pergi membantu Jaemin di depan? Ini hari pertamanya, bubu takut dia kesulitan." Atas permintaan ibunya itulah Jeno akhirnya bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan acara makannya yang singkat. Memakai apron berwarna biru laut dan berjalan keluar dapur untuk menuju tempat Jaemin berdiri.
"Hai." Sapanya dengan ramah. Jaemin yang terlihat sibuk dengan catatan di tangannya terlonjak kaget sebelum mengusap dadanya sendiri sembari memejamkan mata.
"Selamat sore." Katanya sebagai balasan sebelum kembali sibuk menyiapkan roti sesuai pesanan pelanggan. Begitu terus hingga akhirnya mereka mulai kehabisan roti untuk dijual.
"Rotinya mulai habis, apa kita akan tutup atau masih ada roti yang sedang dipersiapkan di dapur?" Meski bertanya pada Jeno, Jaemin sama sekali tidak menatap ke arah si pemuda bersurai blonde tersebut.
"Bubu tengah menyiapkan roti lainnya, akan tetapi kita akan istirahat sebentar karena beberapa roti masih butuh waktu untuk matang." Penjelasan Jeno terbalas anggukan tanda mengerti dari Jaemin sebelum pemuda tersebut berlalu untuk pergi ke dapur.
"Benar, hanya ini yang tersisa. Yang lainnya belum matang." Jelas Jaemin setelah kembali dari dapur.
Menghabiskan pesanan yang tersisa sebelum waktu jeda, keduanya kemudian menyita waktu untuk mengistirahatkan diri. Jaemin adalah yang paling terlihat lelah dengan keringat di musim dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECEMBER [Nomin]
FanfictionBersamaan dengan datangnya musim dingin yang diiringi turunnya salju, ada sebuah kisah yang terajut apik membentuk kenangan. Nyaris mengubur habis berkas-berkas halaman lama yang membawa duka dalam relung hati. Sebuah kisah, yang diharapkan akan ind...