2

339 70 36
                                    


Mahesa menatap sebuah kertas undangan yang ada di tangannya saat ini, pria itu menghela napasnya sebentar kemudian menyimpan kertas tersebut di sela-sela buku miliknya.

Banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya, salah satunya adalah mengapa Binar yang tadi sempat Mahesa lihat dengan ujung matanya memilih untuk memunggungi mahen dan menitipkannya pada Kesya, alih-alih memberikan langsung pada Mahen.

Selama menjadi siswa di SMA Cendrawasih, tidak pernah satu hari pun Mahesa melewatkan seorang gadis cantik bernama Binar Titania Maheswari itu, siswa berparas cantik yang mencuri perhatian Mahesa sejak Binar di hukum pada saat Upacara karena tidak memakai dasi sekolah.

Bersampingan dengan Mahesa yang juga berdiri setelah namanya dipanggil untuk penyerahan medali dan piala juara Olimpiade MIPA tingkat Nasional.

Kemudian Mahesa mendengus kesal kala mengingat apa yang Kesya sampaikan tadi di Perpustakaan padanya.

flashback mode: on

Kesya berjalan ke arah Mahesa sesaat setelah gadis itu berbincang kecil dengan Binar yang memilih untuk memunggungi Ruangan Perpustakaan.

"Hai Mahesa! Sorry ya kamu nunggu lama, aku tadi dipanggil dulu sama Pak Beni untuk bantu periksa soal hasil ulangan harian kemarin. Oh ya, ini. Tadi Binar nitipin ini sama aku," ujar Kesya seraya menyodorkan sebuah kertas undangan bernuansa hitam dan gold.

"Ulang tahun sekolah?" tanya Mahesa.

Kesya mengangguk sambil membuka buku paketnya yang begitu tebal, mungkin Binar akan lebih memilih untuk kabur atau pura-pura sakit perut untuk menghindari membaca buku tersebut.

"Dateng yuk, kamu belum pernah deh setauku ikut acara party kayak gini, itung-itung sambil refreshing aja kita, toh udah nggak fokus olimpiade kan?" Ajak Kesya seraya tersenyum manis.

Mahesa tidak mau menjawabnya, pria itu menyelipkan kertas undangan tersebut pada kotak pensil miliknya.

"Binar tuh sebenernya cantik, tapi sayang banget kelakuannya kayak yang nggak pernah disekolahin. Kayak barusan aja ngasih undangan ini ke kamu, Sa. Masa nyuruh lagi sih? Emangnya kalo ngasihin langsung kenapa? Apa karena kamu nggak seterkenal Aidan sama temen-temennya ya? Makanya dia kayak jijik gitu nggak mau deket-deket sama kamu," ujar Kesya.

Mahesa yang sedang berfokus pada buku yang ia baca mendadak terhenti dan mematung sebentar.

"Emangnya bener ya gosip sekolah? Binar jadian sama Aidan?" tanya Mahesa pada Kesya.

Gadis di hadapannya sedikit tersentak kaget dengan pertanyaan Mahesa, namun setelah itu dia bisa dengan pintar menutupi keterkejutannya tersebut.

"Itu udah jadi rahasia umum kali, Sa. Ya cocok aja menurutku, sama-sama anak nakal nggak bener," jawab Kesya, yang sebenarnya tidak Mahesa sukai sama sekali.

flashback mode: off

Mahesa kemudian mengambil ponselnya, menggigit bibir bawahnya sebelum akhirnya jarinya dengan cepat membuka kontak whatsapp yang ia namai Binar.


Mahesa

Halo Binar, ini gue Mahesa.
Ada dresscode-nya nggak? 
Makasih:)


Dengan berpikir cukup keras dan lama, Mahesa mengirimkan pesan tersebut pada Binar, memberanikan dirinya walaupun mungkin jawaban Binar akan singkat, atau bahkan tidak dibalas? Atau di blokir sepihak?

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang