23

147 20 1
                                    

"Kamu jadi kumpul dulu klub olimpiade? Kamu tuh udah kelas dua belas Esa, kok masih ikutan lomba?" tanya Binar saat Mahesa sengaja menghampirinya ke Kelas.

Tolong dicatat, Mahesa sengaja menghampiri Binar ke kelasnya setelah bel pulang berbunyi.

"Anget bener nih yang baru jadian, pagi siang sore nempel terus," celetuk Ares seraya menepuk pundak Mahesa.

"Pulang sana lo, jomblo!" Usir Binar ketus setelah gadis itu melihat ketidaknyamanan di mata Mahesa.

"Aku udah nggak mungkin ikutan lomba, Bi. Tapi sekarang udah waktunya pelatihan buat adik kelas kita. Nggak lama kok kalo kamu mau nunggu, nanti aku izin pulang ke Pak Haris," ujar Mahesa melanjutkan obrolannya dengan Binar tadi.

Binar menggelengkan kepala, "Udah waktunya kamu belajar buat SNBP sama SNBT, kamu sih udah pasti masuk SNBP, yakin aku. Tapi tetep aja, harus udah vakum dari kegiatan lainnya," oceh Binar.

Mahesa sejak dulu selalu menunggu hari seperti hari ini terjadi. Berbincang akrab dengan Binar hanya berada di dalam angan-angan Mahesa sejak dulu, hal yang menurut Mahesa sangat sulit diwujudkan.

Tapi hari ini, dengan bangga Mahesa menertawakan rasa rendah dirinya di masa lalu. Lihat, bukan hanya berbincang akrab. Gadis yang sejak awal memikat Mahesa itu kini menjadi miliknya.

"Sekolah juga nggak mungkin biarin anak kelas dua belas masih ikutan lomba, sayang. Jadinya gimana? Jadi pulang sama Natasha?" tanya Mahesa.

Binar menggeleng lemah, "Dia pulang pas jam pelajaran terakhir, dijemput. Mau ke Singapore nengokin Kakeknya yang lagi sakit,"

Mahesa diam sebentar, seraya menyisir rambutnya ke belakang dengan jari tangannya. Dan hal itu membuat Binar menggila.

"Mau aku anter pulang dulu? Nanti aku balik lagi ke sini," tanya Mahesa, Binar sontak menggelengkan kepalanya.

Jarak dari Sekolah menuju Rumahnya itu hampir setengah jam, tidak mungkin ia tega membiarkan Mahesa repot. YANG BENER AJA?!

"Nggak, nggak! Jangan dong, aku lagian pengen me time juga sih niatnya. Boleh ya?"

Mahesa diam sejenak, sampai akhirnya Binar kembali meyakinkan laki-laki itu.

"Percaya sama aku, nggak akan ada apa-apa. Dan nggak akan kenapa-napa juga, lagian aku emang anaknya suka main di Mall sendirian." Ujar Binar.

Melihat keyakinan yang Binar pancarkan, membuat Mahesa menghela napas kemudian mengangguk.

"Kalau ada apa-apa, hubungi aku ya!"

"Iya," jawab Binar.

"Kok ngambek?" tanya Mahesa.

Binarnya langsung melotot, "Ngambek apanya?!"

"Itu barusan bilangnya cuma 'Iya' doang," ujar Mahesa.

Sementara Binar udah nggak tau lagi harus ngomong apa, speechless. Mahesa ternyata kayak gini setelah jadi pacar, overthinking dan ngambekan nggak jelas.

"Yaampun, iya sayangku nanti aku call kamu kalau ada apa-apa ya!" sebetulnya Binar geli, ingin rasanya tertawa.

"Kalau kumpulannya nggak lama, nanti aku jemput kamu, ya? Atau kalau misalnya kamu udah mau pulang, hubungi aku ya. Aku nggak pulang ke Rumah dulu, mau pulang barengan sama kamu."

"ADUUUUHHH ADEM BENER PASANGAN HITS," kali ini Chris yang bicara sambil menaik turunkan alisnya.

"Mahesa, gue mau juga dong pulangnya di anterin!" ini yang mulutnya agak lemes dan nggak bisa dijaga tentu saja, Edwin.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang