5

321 67 38
                                    

"Kesya, maaf sebelumnya tapi, nggak apa-apa kan kalau pulangnya naik ojek online aja? Udah dipesenin kok, kasihan Binar. Takut ada apa-apa kalo pulang sendirian, lihat juga kan tadi gimana kelakuan mantannya?" Mahesa mencoba membujuk Kesya, yang saat ini menunjukkan raut wajah tidak enak.

"Kok gitu sih, Sa? Kan kamu tadi udah janji sama aku," cicit Kesya.

Mahesa menggaruk rambutnya, ia bingung dengan keberadaan dua wanita di hadapannya saat ini, di satu sisi ia merasa menang jackpot untuk mengantarkan Binar pulang ke Rumahnya, tapi di sisi lain ia sudah berjanji pada Kesya.

"Ini semua gara-gara kamu sih, Binar! Kenapa jam segini masih kelayapan coba? Gangguin orang aja!" gerutu Kesya, membuat Binar menjengit kesal.

"Yaudah sih kalo lo berdua mau pacaran ya silahkan aja pacaran, gue bisa pulang sendiri, grab banyak!" ketus Binar sambil membuka ponselnya untuk memesan taksi online.

"Kesya, please aku pesenin grab car aja deh. Mau ya? Tolong banget, nggak apa-apa?" tanya Mahesa.

Tolong, Tuhan. Mahesa hari ini ingin boncengan sama Binar.

"Tega ya Sa, gara-gara cewek dungu ini kamu ngorbanin aku!" Kesya mendesis kesal.

"Siapa yang lo bilang dungu tuh anjing?!"Teriak Binar kesal.

"Gue udah bilang Mahesa, gue bisa sendiri. Lo jadi cowok yang gentle dong, masa ninggalin cewek lo! I have much fuckin'money. Daripada gue dikatain dungu sama cewek gatel ini, demi tuhan mendingan gue ketemu lagi sama si Genta di jalanan!" Ujar Binar dengan marah.

Seolah tak mempedulikan tatapan kesal Kesya dan marahnya Binar, Mahesa memilih untuk memanggil temannya, Arsen. 

"Sen, gue boleh minta tolong?" tanya Mahesa to the point, membuat Arsen yang baru saja menginjakkan kaki di lapangan sedikit melongo karena tidak mengerti apa yang saat ini sedang terjadi.

"Boleh aja sih, asal jangan minjem duit. Soalnya gue juga nggak punya duit," jawab Arsen seraya memberikan Mahesa senyum lebar.

"Boleh anterin Kesya pulang? Nanti gue gantiin duit bensinnya. Maaf banget Key tapi Binar dalam situasi yang nggak aman. Kamu lihat sendiri kan tadi mantannya sampe berani ngejar ke sini?" ujar Mahesa seraya menunduk lalu menaiki motornya, tidak menatap Kesya yang bersungut kesal di belakangnya.

"Ayo naik!" Mahesa tau-tau sudah ada di samping Binar, dengan wajah yang sama sekali tidak menunjukkan keramahan, Binar merotasikan bola matanya malas.

"Nggak usah, ojek gue udah di jalan," jawab Binar sebal.

Sebelnya tuh karena sebenernya Binar pengen naik motor Mahesa, tapi orderan ojeknya udah diterima mamang ojek, makanya Binar mencak-mencak kesel.

Tidak lama, terlihat Arsen dan Kesya yang berboncengan menaiki motor Arsen, si vespa matic berwarna putih yang pria itu beri Nama Snowy. Hasil menabung dan nggak pernah jajan di sekolah.

Kesya memasang wajah kecut seraya membuang wajah saat tak sengaja bertatapan dengan Binar.

"Cewek lo dianterin pulang sama orang lain?" tanya Binar pada Mahesa.

Mahesa diam tidak menjawab, membuat Binar kesal karena lelaki itu seolah tidak menampik bahwa Kesya adalah pacarnya. Atau mungkin memang benar kalau Kesya adalah pacarnya?

Di tengah kekesalan yang memuncak, salah satu motor dengan pengemudi yang memakai jaket dan helm serba berwarna hijau datang menghampirinya.

"Atas nama Kak Binar?" tanyanya sambil membuka kaca helmnya.

Binar tersentak, kemudian mengangguk dan langsung menerima sodoran helm dari ojol tersebut.

Tanpa menghiraukan Mahesa, Binar langsung naik dan kembali menyebutkan alamat Rumahnya pada mamang ojek tersebut.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang