8

325 66 34
                                    

Pagi ini SMA Cendrawasih dihebohkan dengan kedatangan Binar yang menaiki motor Mahesa, dengan tawa lebar yang menghiasi wajah gadis itu. Banyak siswi yang berbisik-bisik setelah melihat Binar datang dengan Mahesa.

"Ini gue nggak salah lihat kan, Bitch. Sejak kapan? Kok gue nggak tau?" Natasha segera menodong Binar yang baru saja turun dari motor Mahesa.

Natasha bisa melihat senyum penuh kemenangan dari Binar saat ini.

"Thanks ya, Sa! Gue duluan gapapa kan?" tanya Binar, Mahesa mengangguk seraya melemparkan senyum.

Natasha buru-buru menarik Binar, menodong gadis itu dengan seribu pertanyaan yang berkeliaran dalam benaknya.

"Demi apapun! Lo kenapa bisa barengan sama Mahesa sih, gila nggak main-main lo ya curi start nya," ujar Natasha seraya tersenyum geli.

"Gimana? Masih mau ngeremehin gue, lo?" tanya Binar sambil terkekeh.

"Oke, lo ceritain yang detail kenapa bisa barengan sama Mahesa gitu. Arah Rumah lo berdua jelas jauh banget beda, tapi kenapa bisa? I mean ini bukan cuma kebetulan aja nggak sih? Lo pasti udah janjian nih sebelumnya sama dia!" Natasha terus mendesak Binar untuk bercerita.

"Oke, nanti di Kelas, gue ceritain semuanya. Se detail-detailnya!" Ujar Binar seraya mengulum senyum menggoda, membuat Natasha bersungut kesal.

Saat perjalanan menuju kelas, dari arah yang berlawanan terlihat Aidan berjalan dengan raut wajah yang ditekuk dalam-dalam.

"Binar," panggil Aidan dengan nada rendahnya, berusaha menghadang Binar yang hendak menaiki tangga menuju kelasnya.

Binar menoleh, membuat netra mereka bertemu. Keruh, pantulan mata Aidan terlihat begitu keruh pagi ini.

"Kenapa, Dan?" tanya Binar.

"Nat, gue boleh pinjem Binar sebentar? ada yang mau gue omongin, sebentar doang." Aidan meminta izin pada Natasha, membuat gadis dengan rambut hitam legam itu mengangguk pelan.

"Oke, gue tunggu di sini ya Bi."

Binar pun dengan sedikit ragu berjalan mengikuti Aidan, bersamaan dengan Mahesa yang berjalan di koridor utama menuju kelasnya.

"Binar nggak ada apa-apa Sa sama Aidan, suer! Nggak tau barusan Aidan bilang mau ngobrol sama Binar," tanpa diminta, Natasha tiba-tiba mengucapkan hal tersebut pada Mahesa.

Pria itu tersenyum samar, lalu mengangguk.

Niatnya, Mahesa hendak mengikuti Binar. Setelah mendengar cerita Binar tentang cinta sepihaknya Aidan, Mahesa sedikit khawatir. Binar terlalu bertindak gegabah dan kasar, Mahesa hanya takut Aidan berubah seperti Genta.

Mereka berjalan menuju kantin pojok, kantin kelas 12, Aidan dengan ransel yang ia gendong di punggung masih tetap mengikuti mereka berdua dari kejauhan.

Aidan dan Binar berhenti tepat di koridor kecil di pojokan Kantin, sedangkan Mahesa berdiri tepat di Samping Mushola laki-laki yang berdekatan sekali dengan Kantin Pojok.

"Bi," panggil Aidan dengan lirih.

Binar bergeming, gadis itu hanya menjawab dengan tatapannya yang begitu menenangkan.

"Lo, hari ini berangkat bareng Mahesa? Kok bisa? Maksud gue—Tadi sebenernya gue udah nyamper ke Rumah lo. Tapi gue keduluan kayaknya," ujar Aidan seraya tertawa sumbang.

"Iya, Dan. Hari ini gue berangkat bareng Mahesa. Sorry ya gue nggak tau lo ada di Rumah gue tadi, tumbenan juga lo jemput." Jawab Binar.

Aidan tersenyum, kemudian mengangguk pelan.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang