3

125 12 3
                                    

"dia tidak ada disini...!"


Alisnya berkerut mendengar penuturan wanita pemilik rumah itu. Alamatnya sudah benar, ia yakin. Tapi sejak awal ia menanyakan Lia, sepertinya tak mendapatkan respon baik.

"Tapi ini rumahnya,kan?"

"Iya... Tiga tahun lalu. Dia pergi setelah mamanya juga pergi untuk menikah lagi..."

Pria itu tak mengerti apa yang terjadi dan apa maksud dari ucapan wanita itu. Mamanya Lia pergi dan menikah lagi? Lalu siapa wanita di depannya itu?

"Anda—"

"Saya istri dari papanya. Papa dan mamanya sudah bercerai tiga tahun lalu..." Jelas wanita itu seperti mengerti apa yang membingungkan pria di depannya itu. Pria berpakaian rapi dan terlihat menggunakan barang-barang mewah. Apa anak tirinya itu sudah pintar mencari pria kaya seperti mamanya? Atau bodoh seperti papanya? Mengingatnya saja dia menunjukkan senyum miringnya.

"Siapa ma?"

Mendadak suara seorang pemuda membuat keduanya menoleh. Raut wajah bingung pemuda yang sepertinya tengah duduk di bangku kuliah itu makin membingungkan sekarang. Ma? Apa ini saudara tiri Lia? Atau saudara kandung yang dirawat disana?

"Entah... Dia mencari Lia kemari..." Jawab wanita itu acuh yang membuat mata pemuda itu membulat seketika dan menarik lengannya cukup kencang hingga mereka berhadapan sekarang.

"Apa—"

"Dimana Lia?!"

"Hah?!"

Ia sungguh bingung. Respon dua orang itu sangat berbeda. Satunya tadi acuh tak acuh, satunya malah nampak panik sekali.

"Lia—"

"Dimana dia?! Katakan!"

"Mark!"

Pemuda yang diteriaki oleh mamanya itu hanya menoleh sekilas ke arah mamanya dengan tatapan tak mau kalah dengan sang mama lalu kembali pada targetnya.

"Dimana Lia?! Ada urusan apa anda mencari Lia? Anda pasti tahu dimana Lia,kan?!" Tanya Mark dengan wajah panik dan emosinya membuat semua makin membingungkan.




"Choi Mark...!!"





"Lee Mark...!! Namaku Lee Mark, bukan Choi Mark! Ingat itu ma!" Bentak Mark balik tak terima mamanya merubah marganya. Meskipun sang mama sudah dua tahun menikah dengan pria Choi yang merupakan papa Lia itu.



Wanita itu mendengus kesal lalu masuk rumah begitu saja dengan membanting daun pintu meninggalkan Mark dengan pria yang tak dikenalnya itu.



"Dimana Lia?!" Geram pemuda itu penuh penegasan yang ia jawab dengan gelengan pelan.


"Dia...murid didikku. Hari ini harusnya dia datang untuk acara kelulusan. Tapi dia tak datang..."

"Dimana dia sekolah?"

"Kau tak tahu?" Tanyanya yang dijawab gelengan oleh pemuda itu. Pegangan tangannya pun sedikit mengendur dari lengannya.

"Dia pergi begitu saja. Bahkan papa tak tahu dia dimana begitu juga dengan mamanya. Dia bilang ingin sendiri tapi tak pernah kembali lagi..." Lirih pemuda bernama Mark itu mengingat kejadian 3 tahun lalu saat dia dan mamanya datang ke rumah itu dan Lia malah pergi sebulan kemudian.

"Di SMA Neo, tapi dia hilang begitu saja. Saya pikir dia disini..."

Pernyataannya membuat Mark menoleh dan mengusap kasar wajahnya. Aneh. Mereka saudara tiri sedekat apa?

"Kau sepertinya sangat mengkhawatirkannya..."

"Iya...aku mengkhawatirkannya karena aku menyayangi—"





















"—tidak..."




















"...mencintainya...."


























.
.
.





With Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang