12

82 10 1
                                    

Tangan Seohyun yang sejak tadi memotong sayur berhenti seketika setelah mendengarkan pembicaraan serius yang anaknya ingin katakan. Pandangannya pun langsung beralih dari potongan sayur ikut ke arah putranya yang berdiri diseberang meja dapur menatapnya penuh keyakinan meskipun bisa dia lihat wajah resah diantaranya. Mungkin itu karena Taeil takut bundanya tak akan menyetujui permintaannya itu.

"Bun..."

"Kau sudah yakin dengan keinginanmu itu?" Tanya Seohyun menatap putranya yang masih nampak khawatir atas jawabannya.

"Kau harus tahu, Taeil. Pernikahan bukan hanya tentang tanggung jawab kau,dia dan anaknya saja. Pernikahan juga tentang cinta. Kalau kau melakukan itu hanya karena atas dasar kasihan dan ingin menjaga saja, maka lupakan itu semua..." Ucap Seohyun yang kembali melanjutkan memasukkan sayur kedalam supnya.

"Bun..."

"Apa kau mencintainya?" Tanya Seohyun lagi dengan lirikan intensnya pada sang putra ditengah kesibukannya memasak. Ia bisa melihat putranya menelan ludah, ingin bicara namun bibirnya masih kaku.

"A-aku...aku..."

"Bunda tak mengerti jika kau hanya mengatakan itu saja, Moon Taeil..."

Taeil nampak gelisah, ragu untuk mengatakannya karena respon mamanya pun belum bisa ia tebak hasilnya.

"Bunda...aku...aku mencintai Lia..."

"Lalu, Lia? Bagaimana dengannya?" Tanya Seohyun yang kembali sibuk memasak. Mendengar pertanyaan sang bunda, Taeil kembali terdiam. Iya, itu dia yang dirinya tak tahu. Apa Lia menyukainya? Apa Lia mau menikah dengannya? Apa Lia bisa mempercayainya?

"Aku...tak tahu..." Jawabnya lemah membuat Seohyun tahu dimana masalahnya. Sepertinya putranya itu krisis kepercayaan diri untuk menyatakan perasaannya pada Lia.

"Kalau begitu, tanyakan..."

"Aku takut..."

"Takut ditolak?" Tanyanya yang mendapat gelengan pelan oleh Taeil.

"Lalu?"

"Aku lebih takut jika nanti dia menjauhiku sehingga aku tak bisa menjaganya lagi..."

"Kau tak peduli dengan perasaanmu, tapi kau peduli pada dirinya?"

Taeil mengangguk pelan.

"Belakangan ini, kebahagiaannya seperti sesuatu yang ingin selalu aku lihat,Bun. Aku ingin melihatnya selalu tersenyum bahkan tertawa lepas. Bisa memberikan apapun yang dia inginkan seperti suatu target terbesar bagiku. Meskipun sulit, dalam hati aku berjanji akan berusaha memenuhinya..."





"...Tadi, saat aku merasakan gerakan dari bayinya setelah memenuhi ngidamnya, itu menjadi kebahagiaan yang tak ternilai bagiku. Ketika dia mengatakan bayinya senang karena aku memenuhi keinginannya, membuatku merasa menjadi orang yang paling berguna seumur hidupku. Aku tak mau kehilangan momen itu. Itu kenapa aku takut Lia menjauhiku..." Ucapnya perlahan tapi jelas untuk di dengar.

Mendengar itu, Seohyun tersenyum dan mengangguk pelan. Sekarang dia tahu apa yang anaknya tutupi selama ini. Pantas saja anak itu rajin sekali bertanya padanya mengenai pengalaman wanita hamil dan membawakan bahan makanan yang baik untuk ibu hamil berdasarkan pencarian internetnya. Sepertinya jiwa seorang ayah muncul dari putranya itu.

"Bun..."

"Kau akan segera mendapatkan jawabannya..."






.
.
.







With Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang