8

88 9 0
                                    

"hai..."

Lia yang baru membuka pintu sedikit tersenyum melihat tetangganya alias pria yang kemarin membantunya itu sudah ada di depan rumahnya. Mereka memang tak banyak berinteraksi kemarin mengingat setelah Lia ke rumah neneknya ia lebih banyak istirahat sedangkan Taeil langsung berangkat ke kebunnya.

"Mau cari nenek? Nenek sedang di dapur..." Ucap Lia sembari menoleh ke arah belakangnya.

"Tak apa. Aku hanya datang memberikan ini..." Ucap Taeil sembari mengangkat ubi yang baru dia bawa dari kebun serta sebuah kantong yang Lia lihat isinya adalah sebotol susu yang baru diperah.

"Kalian mungkin bisa mengolahnya..." Ucap Taeil yang disenyumi tipis oleh Lia.

"Terimakasih kak. Mau masuk dulu?"

Pria itu menggeleng pelan lalu menunjukkan tubuhnya.

"Masih kotor. Aku juga mau menyusul bunda ke stasiun untuk membelikan barang dagangan..." Jelas Taeil yang diangguki oleh Lia. Tangannya tergerak untuk mengusap bagian bawah mata Taeil yang membuat pria itu membeku seketika. Merasakan jari kecil lembut milik Lia menyentuh kulitnya membuat wajahnya terasa panas sendiri. Karena bagaimanapun selain bunda dan nenek Min, dia tak pernah dekat dengan wanita manapun.

"Maaf...ada lumpur tadi di dekat mata kakak. Takut masuk ke mata..." Ucap Lia setelah selesai menghilangkan lumpur itu yang membuat Taeil langsung memalingkan wajahnya salah tingkah.

"Iya sudah, aku pulang dulu. Beristirahatlah..."

"Iya...terimakasih sekali lagi,kak..." Ucap Lia yang diangguki oleh Taeil bersamaan dengan pria itu berjalan menuju rumahnya.

"Siapa, sayang?" Tanya sang nenek membuat Lia menoleh lalu tersenyum tipis menutup pintu rumah.

"Kak Taeil memberikan ini,nek..." Ucap Lia sembari menunjukkan pemberian Taeil yang membuat nenek Lia tersenyum senang.

"Wah...ubi? Susu? Ini sangat bagus untukmu, Lia..."

"Untukku?" Tanya Lia dengan kepala sedikit miring,bingung dengan ucapan neneknya.

"Iya...ini baik untuk ibu hamil. Banyak nutrisi yang bagus untukmu dan janinmu. Ayo...nenek akan ajarkan cara mengolahnya..." Ajak nenek Lia yang diangguki saja olehnya. Ya meskipun dia sudah lama tinggal sendiri, tapi masakan di di desa dan di kota tentu berbeda. Jika di desa semua bahan makanan masih segar beda dengan dikota banyak makanan instan.

"Apa Seohyun memintanya untuk membawakan ini? Anak itu benar-benar baik sekali..."

Ucap nenek sambil mulai membersihkan ubi di wastafel dapurnya.

"Kak Taeil... Dia sering membawakan sesuatu seperti ini?"

"Tak sering. Tapi biasanya dia akan membawa makanan yang sudah jadi titipan bundanya. Baru kali ini dia membawa bahan mentah. Dan susu? Dia sepertinya sengaja membawa ini untukmu karena dia tahu nenek tak suka susu.tapi bahan mentah ini lebih baik. Nenek bisa memasak makanan yang kamu suka..." Ucap sang nenek yang diangguki oleh Lia.

"Kamu mau diapakan ubinya?"

"Rebus saja nek. Sepertinya enak..."

"Baiklah...nenek akan panaskan dulu susunya sebelum kamu minum..." Ucap sang nenek yang membuat Lia segera mengambil panci untuk memanaskan susunya.

"Kak Taeil sepertinya sudah sangat dewasa..."

"Iya...dia sudah 29 tahun kalau tak salah. Dulu mereka tinggal diatas bukit sampai akhirnya dua tahun lalu nenek minta mereka pindah ke sebelah supaya nenek tak kesepian juga..." Ucap sang nenek yang diangguki oleh Lia. Pantas saja tiga tahun lalu saat dia datang, rumah disebelah itu belum ada.

"Dia belum menikah?"

"Belum. Katanya tak akan ada yang mau dengannya..."

"Kenapa?"

"Dia hanya lulusan SMA, Li. Banyak remaja seusianya merantau ke kota sedangkan dia memilih menjadi petani disini. Setiap hari berjemur dan berkutat dengan lumpur sawah, membuatnya terlihat kurang menarik. Padahal aslinya dia itu sangat baik dan penurut..." Jelas sang nenek yang diangguki oleh Lia. Dia juga bisa melihat itu dari wajah Taeil yang terlihat sangat ramah juga cara bicaranya yang sederhana.

"Nek...boleh aku minta tolong?"

"Minta tolong apa, sayang?"

Nenek Lia menoleh pada cucunya itu yang menatapnya serius membuatnya menghentikan pergerakannya dan siap mendengarkan keinginan Lia.

"Jangan katakan pada siapapun kalau aku ada disini. Siapapun itu. Termasuk mama dan papa..."








.
.
.










With Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang