16

101 9 0
                                        

Dengan gaun sederhana dan beberapa saksi Lia kini berdiri di hadapan Taeil yang terlihat sama tegangnya dengannya. Saling berpegangan dengan senyum lucunya menutupi perasaan takutnya membuat Lia menahan tawanya.

"Saya mengambil engkau, Choi Julia menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan, dan inilah janji setiaku yang tulus." Ucap Taeil dengan lantang dan jelas membuat Lia tersenyum haru begitu juga dengan bunda dan nenek Lia.

Pendeta menoleh ke arah Lia yang menandakan giliran gadis itu untuk mengucapkan sumpah pernikahannya.

"Saya mengambil engkau, Moon Taeil menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan, dan inilah janji setiaku yang tulus." Ucap Lia jelas yang membuat semuanya kembali tersenyum.




"Mulai hari ini kalian berdua telah sah menjadi pasangan suami istri, dihadapan para saksi dan dihadapan Tuhan..."

Parak saksi yang hadir bertepuk tangan bahkan nenek Lia sudah menangis dalam rangkulan Seohyun.

"Inikah takdir?"

Seohyun terkekeh pelan dan mengangguk.

"Iya ibu, inilah takdir. Takdir untuk Taeil dan Lia..."























































Taeil menatap Lamat wajah istrinya yang sudah tertidur lelap setelah ia menaikkan selimut yang Lia gunakan. Tak rela rasanya jika seinci pun kulit istrinya terlihat bahkan hanya oleh sinar purnama malam itu.

"Aku tak akan pernah sadar kalau aku mencintaimu sejauh ini jika kita tak ada di tahap ini..." Cicitnya pelan sambil tangannya menyingkirkan rambut yang mengganggu wajah istrinya itu. Nampak mungil dan cantik bagaikan seorang peri di negri dongeng yang ia bayangkan. Dengan hidung mancung, kulit putih bersinar dan bibir pink alami. Lia benar-benar ibaratkan imajinasi seorang tokoh dongeng yang pernah ia dengar.

"Terimakasih sudah mempercayaiku. Aku berjanji akan melakukan segala semaksimal mungkin untuk membahagiakan kalian..."









.
.
.





































With Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang