Chapter 25

195 32 1
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Selamat membaca semuanya

.

.

.

.

.

.

.

Selama hidupnya Gaara tidak pernah mengharapkan apapun sebab tidak ada yang benar-benar di inginkan, bukan tidak memiliki ambisi atau mimpi seperti kebanyakan orang, melainkan dirinya pasrah menjalani kehidupan sebab sejak awal semuanya sudah ditentukan oleh ayahnya bahkan sejak dirinya masih berada dalam kandungan dan belum lahir ke dunia sementara sang ibu satu-satunya harapan baginya tidak bisa berbuat apapun, dan hanya bisa pasrah menerima keputusan dari kepala keluarga Sabaku.

Gaara tumbuh dengan dipenuhi perasaan cinta dan kasih sayang dari sang Paman yang merupakan adik kembar mendiang ibunya tapi hal itu tidak berlangsung lama sebab Gaara harus menerima kenyataan pahit kalau sang Paman yang merupakan saudara kembar dari ibunya ternyata seorang mata-mata dan berniat membunuhnya demi balas dendam.

Hal itu terjadi ketika usia Gaara menginjak enam tahun.

Gara-gara hal itulah Gaara jadi kehilangan kepercayaan terhadap orang lain.

Saat berusia tujuh tahun Gaara sudah menggantikan posisi Kankuro sebagai putra sulung di keluarga Sabaku sebagai calon kepala keluarga Sabaku selanjutnya, bukan karena ibu kandung Gaara merupakan istri pertama melainkan ayahnya menganggap kalau Kankuro tidak layak sekaligus kompeten dalam memimpin keluarga Sabaku di masa depan.

Hanya sosok Gaara lah yang menjadi satu-satunya harapan terbesar ayahnya untuk kesejahteraan dan kemajuan keluarga Sabaku.

Sejak kecil Gaara sudah dibebankan tugas sebagai calon kepala keluarga, di didik sekaligus dilatih begitu keras, dan penuh kedispilinan oleh ayahnya sendiri agar memiliki mental kuat seperti baja serta tidak memiliki perasaan sebab dalam dunia bisnis persaingan itu sangat kejam, dan sebuah perasaan terlebih rasa iba sangatlah tidak penting.

Gaara haruslah kejam dan dingin jika ingin bisa duduk di singgasana tertinggi dalam dunia bisnis hitam.

Hal itulah yang membuat Gaara tumbuh menjadi sosok yang stoick, apatis, acuh, tidak tertarik dengan hal-hal berbau percintaan sampai dirinya bertemu dengan Hinata.

Satu-satunya orang yang begitu Gaara cintai, menganggap keberadaan Hinata sebagai cahaya rembulan yang menyinari dunianya yang gelap gulita. Tanpa Hinata, dirinya merasa hilang arah serta tujuan hidup.

Karena Hinata adalah segalanya bagi Gaara, maka dari itu Gaara rela berkorban apapun termasuk kebahagiannya sendiri.

"Hinata," lirihnya dengan mata berair.

Untuk pertama kalinya Gaara menginginkan sesuatu dalam hidupnya dan itu adalah Hinata.

Satu-satunya hal di dunia ini yang diinginkan Gaara adalah bisa bersama Hinata, menjalani hari-hari tenang bersamanya hingga tua nanti. Tapi sepertinya keinginan sederhananya begitu mahal dan sulit untuk digapai, andai saja dirinya bukan terlahir sebagai Sabaku Gaara mungkin akan beda cerita, dirinya tidak perlu merasa khawatir akan keselamatan hidup Hinata, dan bisa secara terbuka mengakui perasaannya pada Hinata, dan menjadi sepasang kekasih tanpa perlu dibayang-bayangi perasaan takut.

Cinderella Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang