Chapter 10

832 100 5
                                    

Discalimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Happy Reading 🤗

.
.
.

Pipi kanan Hinata bengkak dengan ruam biru yang cukup besar pada pipi gembil putihnya akibat pukulan Naruto tadi.

Dan untuk menutupi luka tersebut Hinata Petugas kesehatan memberikan plester putih berukuran besar di pipi Hinata setelah sebelumnya mengompresnya menggunakan es batu.

Beberapa menit lalu saat Gaara datang bersama Sai menggendong tubuh Hinata yang tak sadarkan diri petugas kesehatan yang sedang duduk berjaga di dalam cukup kaget apalagi melihat ruam biru di pipi menandakan kalau itulah alasan utama gadis bersurai indigo itu jatuh pingsan.

"Kau tidak memukulnya'kan Sabaku-san?" Tuduh petugas kesehatan menatap tak percaya pada Gaara.

Mata Jade miliknya melotot tajam. "Menurut mu?" Gaara balik bertanya sinis.

"Ah~tidak. Kau pasti tidak memukulnya." Jawabanya sambil tersenyum takut.

"Cepat obati dia jangan banyak bertanya lagi." Erang Gaara kesal.

Hampir setengah jam Hinata tak sadarkan diri, jatuh tergeletak setelah kena tinju Naruto untung saja tidak ada luka serius padanya membuat Gaara merasa lega juga senang.

Dengan setia gara terus menunggu Hinata hingga siuman di ruang kesehatan seorang diri karena sebelumnya dia sudah mengusir Sai untuk pergi, meninggalkan mereka berdua saja disini. Kalau saja tadi Hinata tidak berbuat nekat dengan maju ke depan menghadang pukulan Neruyi tentu dia tak perlu sampai terluka.

"Naruto." Desis Gaara penuh amarah.

Sebenarnya Naruto tak bermaksud untuk memukul Hinata, semuanya murni kecelakaan yang tidak disengaja karena Hinata tiba-tiba saja berdiri di depan Naruto membuat pukulannya meleset mengenai wajah Hinata hingga membuatnya jatuh pingsan.

"Ngh~" Lenguh Hinata.

"Syukurlah kalau sudah bangun."

"Gaara-san..." Mata Hinata memandang ke sekeliling ruangan. "Dimana aku?" Tanya Hinata bingung karena berada di atas kasur.

"Ruang kesehatan."

Hinata baru teringat tentang kejadian perkelahian tadi. "Kau tak apa Gaara-san?" Tanyanya cemas.

"Aku tak apa, Hinata dan seharusnya yang bertanya seperti itu aku."

"Syukurlah kalau kau tidak apa-apa."

"Pipi mu masih sakit?" Tanya Gaara dengan nada penuh khawatir.

"Ah~itu..." Hinata memegangi pipinya yang sudah ditempel plester. "Lumayan." Ujarnya sambil terkekeh pelan.

Tangan Gaara menarik tubuh Hinata ke dalam pelukan. "Jangan berbuat bodoh seperti itu lagi."

"Sabaku-san..."

"Berjanjilah, padaku Hinata kalau kau tak akan melibatkan diri dalam bahaya."

"I-iya..." Sahut Hinata dengan wajah merona merah karena perlakuan Gaara yang tak biasa.

Cinderella Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang