Chapter 5

957 105 14
                                    

Setelah aksi Sai tadi pagi di koridor masuk kampus dimana datang bak seorang pahlawan atau lebih tepatnya Pangeran tampan berkuda putih, menyelamatkan Hinata si tokoh utama dari tangan jahat para nenek sihir jelek.

Sosok Hinata berlabel gadis cupu juga kutu buku langsung menjadi trending topik di kalangan mahasiswa, mereka berkasak kusuk membicarakan dari hal baik hingga buruk karena kedekatan Hinata dengan anggota Kyubi membuat iri banyak gadis.

Jika saja yang di tolong bukan Hinata melainkan gadis lain mungkin apa yang dilakukan Sai Uchiha tadi pagi pastinya membuat hati senang sekaligus bangga.

Tapi tidak bagi Hinata karena itu sama saja dengan menambah masalah baru untuknya.
Seluruh gadis di kampus pasti akan semakin membencinya.

Sebenarnya Hinata hanya menginginkan kehidupan biasa-biasa saja di kampus tak mau terlibat masalah dengan siapapun hingga lulus tapi siapa yang akan menduga kalau kejadian demi kejadian terus terjadi menimpanya dan semua itu bermula gara-gara sepatu flat merah muda.

Mungkin saja sepatu yang dibelinya telah dikutuk hingga membuat pemiliknya selalu terkena masalah.

.
.
.

Hinata termenung diam, larut dalam pemikirannya sendiri atau lebih tepatnya masih merasa syok dengan kejadian tadi. 

Di lain sisi jari jemari Sai yang biasanya selalu memegang kuas lukis atau pensil gambar berganti memegang lembar demi lembar tisu basah membersihkan sisa-sisa tumpahan jus di wajah cantik Hinata.

Aroma manis dari orange jus masih tercium walau tidak sekuat tadi.

Pemuda berkulit pucat ini sengaja membawa pergi Hinata ke galeri lukisnya yang merupakan ruang pribadi miliknya di kampus dimana biasanya tak ada orang yang bisa masuk selain Sai atau anggota Kyubi bahkan Sakura kekasih dari Sasuke tidak pernah di izinkan masuk sama sekali menandakan betapa istimewanya gadis bermata bulan tersebut.

Setelah sejak lima menit lalu terus diam menatap datar lantai mata bulannya melirik Sai penuh arti. "Kenapa anda menolongku?!" bibir Hinata bergetar.

Tangan Sai berhenti bekerja iris sekelam malamnya menatap bingung. Namun detik berikutnya senyuman kecil menghiasi wajah. "Apa kau tak senang aku tolong, manis."

"Bu-bukan begitu....tapi..." Hinata menggantungkan kalimatnya seraya memandang wajah Sai dengan mata sendu. "Untuk apa orang seperti anda menolong gadis miskin dan jelek seperti ku. Bukankah itu bisa merusak reputasi anda." Hinata menggigit kuat bibir bawahnya.

Menghela nafas cepat Sai mendudukkan diri tepat di samping Hinata setelah membuang tisu basah ditangan. "Memangnya menolong orang harus pilih-pilih?"

"Ti-tidak.....tapi..."

"Apa kau lebih senang jika yang datang menolong Gaara." Sela Sai dengan mimik wajah berpura-pura kecewa.

"Ti-tidak. Bukan itu maksudku." Hinata panik dengan pipi bertemu ketika disinggung mengenai pemuda bersurai merah tersebut.

Dan Sai diam-diam menarik ujung bibirnya merasa lucu melihat reaksi panik juga malu dari Hinata.

Sai mencondongkan tubuh kebelakang. "Hinata-chan." Panggil Sai dengan mimik wajah sedikit serius berbeda dari yang tadi membuat perasaan Hinata agak tidak enak.

"I-ya, Uchiha-san... " Sahut Hinata gugup.

"Panggil aku Sai." Protes Sai.

"Ba-baik." Sahut Hinata patuh.

Cinderella Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang