Chapter 18

302 57 7
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Selamat membaca semuanya🤗

.

.

.

.

.

.

.

Belasan tahun berteman juga mengenal Naruto, baru kali ini teman-temannya melihat Naruto uring-uringan gara-gara seorang gadis, dan yang membuatnya lebih anehnya lagi adalah gadis itu bukanlah Sakura Haruno, gadis yang sudah lama ditaksir melainkan Hinata Hyuga, si gadis paling kuper di kampus selain itu Hinata diketahui beberapa bulan lalu entah sengaja atau tidak melempar sepatu flatnya ke wajah Naruto.

Tentu saja pada saat kejadian Naruto langsung marah besar sampai ingin menuntut, selain kesal dengan ulah Hinata yang dianggap lancang ditambah suasana hatinya saat itu sedang buruk akibat cemburu jadilah Naruto emosi, tapi siapa sangka kalau Gaara, salah satu teman baiknya malah datang menolong bak seorang Pangeran berkuda putih.

Bisa ditebak dengan mudah kalau setelah kejadian waktu itu gadis dengan ciri khas mata seindah bulan tersebut pastinya langsung menjadi target Naruto, selain sudah membuatnya marah juga penasaran karena sikap Gaara yang terkesan melindungi, awalnya Naruto dengan sengaja menjadikan Hinata sebagai pelayan namun entah mengapa seiring berjalannya waktu Hinata malah menjadi dekat dengan Gaara bahkan sampai Naruto ikut dibuat jatuh hati juga.

Tentu saja hal ini menurut sebagian teman dekat Naruto sangat aneh sekaligus tidak masuk akal, mengingat selera Naruto yang begitu tinggi terhadap seorang wanita contohnya saja bisa dilihat dengan jelas pada sosok Haruno Sakura sang Primadona kampus, selain Sakura yang berpenampilan modis dan selalu up to date berpakaian, berasal dari keluarga terpandang, memiliki paras cantik, badan bagus bak model dunia jadi tidak heran jika teman-teman Naruto dibuat terheran-heran.

Karena sama sekali tidak pernah mengira kalau seorang Hinata Hyuga akan masuk daftar list gadis idaman Naruto, hingga mampu membuatnya jatuh hati.

"Oi, Sai..." teriak Shikamaru dari arah sofa.

Hampir sejam lalu pemuda berambut nanas tersebut duduk gelisah terus memperhatikan ke depan lebih tepanya ke arah Naruto.

"Apa?" sahut Sai tanpa mengalihkan pandangan dari buku sketsa.

Seluruh pikiran Sai fokus ke kertas gambar dimana tangannya sibuk menggariskan pensil membentuk gambar wajah seorang gadis dalam imajinasinya. Memang bukan hal aneh atau pemandangan baru jika melihat atau menemukan Sai sedang asik tenggelam dunianya sendiri yaitu menggambar sebab menurut pemuda dengan ciri khas kulit pucat tersebut, seni adalah hidup sekaligus cintanya karena tipe wanita idamanya adalah para gadis dua dimensi atau paling tidak harus memiliki paras secantik dewi Aprodite, meski seleranya terbilang tinggi juga aneh menurut teman-temannya sendiri, namun tetap saja bagi Sai wanita paling cantik dalam hidupnya adalah mendiang sang ibu belum dan tak akan pernah tergantikan sama sekali.

"Menurutmu apa kita harus membantu Naruto," ujar Shikamaru yang ternyata merasa cemas melihat sikap Naruto.

"Dalam hal apa?" dahi Sai menyeringit bingung namun tangannya masih terus bergerak menggambar.

"Lihat saja wajah Naruto murung bahkan sering marah-marah tidak jelas seperti gadis yang sedang datang bulan saja," keluh Shikamaru sebab beberapa waktu lalu terkena marah hanya gara-gara hal sepele.

Cinderella Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang