Pagi harinya Keira sedang memasak nasi goreng sambil berbicara dengan sang bunda. Keira sudah memakai baju dengan tulisan RANS Highschool Journalist.
"Gue rasa si Melly gak daftar di kampus manapun dan dia juga gak bakalan peduli."
Wanita dengan baju dokter dengan nametag Indira Bhaskara itu pun berdiri setelah selesai sarapan dengan roti.
"Kamu tau, Melly merasa nggak harus peduli, dia akan menerima warisan dari keluarganya di Sumatera sana. Dan kamu juga punya sesuatu yang jauh lebih berharga daripada itu." ucap Indira
"Mulai lagi dah." gumam Keira sambil menaruh nasi goreng buatannya ke atas piring.
"Kamu punya kehendak, kamu harus fokus. Kamu punya banyak beasiswa buat daftar ke kampus di seluruh Indonesia terutama di Jabodetabek. Meskipun bunda nggak mampu bayarin kamu kost-kostan. Kamu harus memperlakukan bunda seperti temen kost kamu." lanjut Indira.
"Pastinya, Gue. Hmmm..... Gue ada ide menarik untuk itu. Bagaimana kita kalau kita mengatur kamar Kak Kenji dan mendaftarkan bunda ke Airbnb atau apalah. Mungkin sudah waktunya kita merelakan segala hal tentangnya dan mungkin kita bisa menyumbangkannya untuk kebaikan almarhum. Dan Kei bisa memberikan bunda ruang." ucap Keira sambil berjalan menghampiri Indira.
"Keira, Bunda itu nggak butuh ruang okay. Bunda cuma butuh kamu sebagai anak bunda satu-satunya." ujar Indira sambil beranjak dari duduknya.
"Oke. Gue sangat sedih dengan yang namanya peralihan. Gue akan selesaiin kerjaan gue terlebih dahulu." ucap Keira.
"Ya, segalanya akan berguna kan?" tanya Indira yang baru saja mengambil kopi dari dalam kulkas.
"Ya..." jawab Keira singkat.
Setelah sarapan Keira pun menuju kamar bekas almarhum kakak laki-lakinya. Ia pun mengambil foto wisuda yang tertempel di kaca kamar.
Setelah ke kamar sang kakak Keira menuju kamarnya sendiri untuk mengambil kamera DSLR putihnya yang bermerek Canon.
Sebelum berangkat sekolah Keira pun menatap pemandangan dari balkon tempat tinggalnya yaitu di Pantai Indah Kapuk 1 Gold Coast.
Keira berangkat menuju ke sekolahnya menggunakan sepeda lipat Brompton berwarna pink-nya.
*****
Di RANS Sportcomplex, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Keira sedang memotret para pemain sepak bola jebolan RANS Highschool di ruang ganti.
"Mari katakan! 'Go Phoenix' dalam hitungan tiga, dua, satu!!"
"Go Phoenix! LET'S GO PHOENIX! LET'S GO PHOENIX! LET'S GO PHOENIX!"
Keira sedang memotret anak-anak tim sepakbola terutama CJ Sahertian yang menjadi kapten tim sepak bola.
Keira pun berjalan menghampiri pria lain yang menggunakan baju sama dengannya.
"Hmmm... Dean, kasih gue lensa zoomnya." ucap Keira kepada seorang laki-laki dengan rambut diikat.
"Nih Kei." Dean pun memberikan lensa besar itu ke Keira.
Dean berbicara bisik-bisik ke Keira. Mereka berdua sama-sama memakai kacamata dan masuk anggota jurnalis sekolah.
"Rasanya nggak adil banget sumpah. Memangnya setiap foto di buku tahunan cuma tentang CJ Sahertian?"
"Bukan salah gue, dianya sih ada di tim." jawab Keira sambil memasang lensa besar ke kamera DSLR-nya.
Semua anggota tim bersiap masuk ke dalam lapangan.
"Alright let's go team!"
"Kei, lo munduran dikit." ucap Dean menyuruh Keira untuk mundur.
Keira pun menurut. Ia dan Dean pun berlari mengikuti anggota tim sepakbola yang akan memasuki lapangan.
"Baiklah, hati-hati Kei. Hati-hati jangan terburu-buru."
Para pemain pun masuk ke dalam lorong ke arah lapangan. Sedangkan di tribun sudah ada penonton yang bergemuruh.
"Lo gelandang serang hebat CJ!"
"Baiklah, ayo semangat semuanya!"
Keira pun berlari mengikuti para pemain yang masuk ke lapangan sambil diintilin oleh Dean.
"Awas lantainya baru kering Kei!"
Keira pun bersemangat memotret untuk keperluan jurnalistik. Sedangkan Dean mengintili gadis cantik berkacamata biru muda itu.
"Ya, oke hati-hati lapangannya licin."
Semua anggota tim sepak bola diikuti oleh Keira dan Dean masuk ke dalam lapangan. Semua penonton pun bergemuruh. Dean pun ikutan bertepuk tangan seperti para penonton sedangkan Keira fokus memotret para pemain tim sepak bola yang baru saja masuk.
"Let's go Phoenix!"
Para pemain sepak bola masuk ke lapangan. Sedangkan di sisi lain ada Melly yang sedang bersama anak-anak dari tim pemandu sorak menyemangati semua pemain.
"Let's go Phoenix! Let's go Phoenix!"
Melly pun memanggil temannya yang ada di tribun.
"Rena! Rena!"
Melly pun menghampiri Rena yang ada di tribun sedangkan Keira malah asik-asik memotret Dean yang sedang berekspresi konyol.
"Tunjukkan apa yang kita mampu Phoenix!"
"Saatnya bermain sepak.... Anda mau kemana heyyyy Melly? Oke, kita kehilangan satu cheerleader kita. Baik kita perlihatkan pada mereka apa yang ada di RANS Highschool ini."
Melly pun menghampiri Rena lalu memberikan ponselnya. Rena pun membuka aplikasi Nerve milik Melly.
"Lo udah siap Ren? Ingat apa yang kita bakal lakuin?"
"Oke. Lo udah siap menyapa para netizen." ucap Rena sambil merekam Melly.
Melly pun mengibaskan rambut panjangnya dan menyapa para netizen Nerve sambil direkam oleh Rena.
"Hai, para penonton sekalian! Ini Melly, sayang. Gue berharap kepada kalian semua agar gue bisa sampai ke Final. Jadi jangan kecewain gue maka gue nggak bakal ngecewain kalian balik. Gue janji."
Melly pun melakukan kissbye ke kamera ponselnya sedangkan Keira sedang mengaba-ngaba Dean untuk merekam juga.
"Ayo, RANS Highschool!"
Melly pun kembali ke tempatnya sedangkan Rena masih merekam di akun Nerve dengan nama
CutieMelly milik sang pemandu sorak rambut panjang itu."Ayo guys, perlihatkan pada mereka! Perlihatkan kepada mereka bagaimana anak-anak Pantai Indah Kapuk itu bergaya!"
"Go Cheer, baby!"
Melly bersama teman-teman cheerleadernya menunjukkan aksinya. Para penonton pun bersorak gembira. Lalu ia berjalan bak model dan sedikit memperlihatkan dalaman g-stringnya.
Para penonton pun terkejut dengan aksi gila dari Melly.
"Oh, bagaimana bokongnya. Bagus?"
Rena pun tertawa tipis sambil merekam video aksi gila dari Melly.
"Oke, makasih Amellia!"
Melly pun melakukan kissbye dan ponselnya yang dipegang oleh Rena pun mendapatkan notifikasi.
[Tantangan Berhasil]
Melly rupanya mendapatkan tantangan untuk memamerkan dalaman bawahnya ke penonton. Di sisi lain ada seorang pria dengan rambut emo bersorak gembira. Yap itu adalah Yudhist.
Di sisi Keira ia mengabadikan aksi tersebut di kamera DSLR-nya lalu memamerkannya ke Dean. Dan Dean hanya kaget sedikit sedangkan Keira ia pun terkejut pakai banget. Anggota cheerleader pun melakukan pose penutupan.
*To Be Continued*
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerve
Teen FictionKeira Bhaskara (Kheyla Afzah) adalah siswa sekolah menengah atas yang bekerja keras, fokus, dengan dorongan dan beasiswa tertunda di ISI, sekolah seni terkemuka di Surakarta, yang akan membantunya melebarkan sayap dan meninggalkan Jakarta, tempat as...