Nerve : Chapter 17

20 1 9
                                    

Jam setengah empat pagi di Pulau Pramuka.

Keira sedang berjalan menuju ke arah venue Grand Final di sebuah stadion. Ia menghampiri seseorang yang menggunakan jaket kulit bentuk tengkorak dan menggunakan topeng tengkorak.

"Tiket." ucap orang bertopeng tengkorak itu ke Keira dengan suara perempuan.

Keira pun memberikan pistol desert eagle berwarna emasnya ke perempuan bertopeng tengkorak itu.

Perempuan bertopeng tengkorak itu mengecek pistol itu lalu memasukkan sebuah magazine yang bertuliskan Kei11May di bagian bawah. Perempuan bertopeng itu memberikan pistol desert eagle itu ke Keira dan menyuruh gadis cantik itu masuk.

"Lebih baik, cepatlah!"

Di Apartemen Kemang Village semua orang berkumpul di rooftop penthouse Infinity Tower. Rena menyuruh yang lainnya untuk menonton grand final antara Keira melawan Helsinki.

"Guys, udah mulai nih!"

Semua Orang dari seluruh Indonesia dan Asia Tenggara melihat grand final Nerve antara Helsinki melawan Keira.

Dari pegawai muda di SCBD, para remaja, para penumpang MRT, bapak-bapak muda yang sedang ronda, anak-anak pun menonton Grand Final antara Keira melawan Helsinki.

Keira masuk ke tempat pertandingan dan orang-orang pun memanggil namanya.

"Kei! Kei! Kei! Kei!

Keira berada di sudut biru sedangkan Helsinki berada di sudut merah. Drone-drone pun berterbangan diatas langit dan juga sebuah helikopter merekam mereka berdua dari atas.

Suara perempuan dari komputer pun berbunyi menyuruh Keira dan Helsinki untuk tidak mendekat.

"Pemain, berhenti. Mundur."

Keira dan Helsinki pun saling menjauh. Komputer pun mulai menyuruh Keira dan Helsinki.

"Mundur satu langkah lagi."

Jarak Keira dan Helsinki cuma tiga puluh meter. Di sisi Dean pria itu sedang bertanya ke para anak-anak SMP yang menjadi anak buahnya dalam meretas sistem dalam Nerve.

"Okeyyyy, berapa banyak bot yang kita punya?"

"Belum cukup banyak sih bos. Tapi kita udah di sana." jawab seorang anak SMP berjenis kelamin laki-laki.

Di pulau pramuka ada seseorang penutup mata di sebelah kiri memasuki ke area stadion. Para penonton pun mendengar suara perempuan dari ponsel mereka masing-masing.

"Pemain, tunjukan senjatamu."

Keira dan Helsinki yang bertarung pun saling menghela nafas panjang.

Mereka berdua menunjukkan pistol desert eagle-nya ke para penonton.

"Yang pertama menembak adalah pemenangnya. Waktunya cuma dua puluh lima detik." ucap perempuan yang ada di balik komputer.

Keira menelan ludahnya sambil menggelengkan kepala. Di sisi lain Dean pun kaget mendengar suara perempuan yang memerintahkan Keira dan Helsinki.

"Dua puluh lima detik?!"

"Cocoteee game sakit iki cuk!" umpat Queen saat mendengar waktu tantangan Keira dan Helsinki.

"Queen, Bobon! Kita butuh backup njir!" perintah Dean kepada Queen dan seorang anak laki-laki dengan kacamata.

"Siap bos!" ucap Bobon dan Queen bersamaan.

Di sisi Helsinki dan Keira mereka berdua di perintahkan untuk saling menembak satu sama lainnya.

"Mulailah" perintah perempuan komputer itu.

NerveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang