Nerve : Chapter 16

28 2 6
                                    

Pukul dua malam di atas crane renovasi Kalibata City.

Helsinki sedang merekam diri sendiri menggunakan go-pro yang menempel diatas kepalanya. Helsinki harus berjalan menuju ujung crane. Ia bolak-balik menarik nafas panjang dan membuangnya secara cepat.

Kamera go-pronya sempat blur untungnya ia bisa sampai ke ujung crane dan memegang bagian tiang.

Helsinki sangatlah ketakutan karena trauma akan kejadian dulu di Palembang. Namun ia harus menahan rasa takutnya itu dan menyelesaikan tantangannya.

Tiba-tiba sebuah drone menghampirinya Helsinki panik setengah mati dan menegang erat tiang crane.

Di atas drone tertempel sebuah tablet dan komputer pun mulai menyuruh Helsinki untuk melakukan tantangan.

"Bergelantunglah selama lima detik. Bergelantunglah selama lima detik."

Helsinki menyalakan lampu di tiang crane lalu ia turun secara perlahan-lahan. Komputer pun menyuruh Helsinki kembali.

"Bergelantunglah dengan satu tangan. Bergelantunglah dengan satu tangan."

"Anjing!" umpat Helsinki.

Helsinki pun melakukan tantangannya pertama ia bergelantungan dengan dua tangan lalu ia menurunkan tangan kanannya dan cuma tangan kirinya sebagai tangan terkuatnya untuk menopang tubuhnya.

Helsinki pun mulai menghitung menggunakan tangan kanannya.

"1... 2... 3... 4..."

Helsinki menunjukkan jari tengahnya dan berteriak.

"Lima! Makan tuh lima anjing!"

Helsinki pun menaikkan tangan kanannya kembali dan ia pun naik ke atas karena sudah menyelesaikan tantangannya.

[Tantangan Berhasil]

[Kamu berada di Grand Final]

[Penonton akan menemukan Kamu di Commuter Line]

Di sisi lain Keira sungguh-sungguh berpamitan ke ke nelayan itu ia pun menuju ke dermaga Ferry.

Di sisi Melly dan Dean. Melly sedang menelpon seseorang melalui telepon umum sedangkan Dean sedang melakukan Video Call ke Queen.

"Ayolah kesini botuna. Kalian nggak punya banyak waktu njir."

"Oke cil, kita sedang dijalan. Sampai jumpa cil." ucap Dean lalu menutup ponselnya.

Dean pun bertanya ke Melly yang menghampirinya.

"Gimana Mel?"

"Udah berangkat." jawab Melly.

"Udah berangkat ya...." ucap Dean sambil mematikan tablet-nya.

Melly pun membuka pintu samping mobil Dean sambil berucap.

"Ya, Gue rasa ini bakalan berhasil."

"Ya, lebih baik berhasil." jawab Dean membuka pintu samping mobilnya.

Di sisi Keira ia pun melihat iklan di dermaga kapal.

[Naik Feri tujuan Pulau Pramuka, Keira]

[Penonton akan menemukan kamu]

Keira pun berlari lalu bertanya ke orang-orang sekitar dermaga kapal mana yang menuju ke Pulau Pramuka.

Keira pun menuju kapal Ferry berwarna biru dan kapal biru itu akan membawa ia menuju pulau Pramuka.

Di sisi lain ada Dean dan Melly yang sudah di restoran BongaBonga Pizza. Dean pun di sambut oleh pemilik restoran itu.

"Eh Dean, mau pesen apa? Ada pizza babi, pizza ayam cemani, pizza nanas, pizza rendang, piz-" ucap pemilik restoran pizza itu ke Dean.

NerveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang