Nerve : Chapter 14

20 1 3
                                    

Setelah menyelesaikan tantangan seharga empat ratus juta....

Keira sedang berjalan menghampiri Helsinki dan Melly ia pun dipuji oleh seseorang pria gendut.

"Ini akan membuat lo menjadi superstar, Kei."

Keira pun nggak peduli dengan pujian itu dan ia melanjutkan jalannya tetapi dengan cara terburu-buru.

Saat mau menghampiri Melly tiba-tiba Keira dicegat oleh Dean.

"Bajingan... Bajingan.... Lo ngawur banget sumpah jadi orang Kei! Harusnya lo mikir kalo masih punya otak! Jangan jadi orang tolol napa sih!" ucap Dean memarahi Keira.

"Gue sekarang nggak mau berdebat dengan lo oke! Gue harus pergi." jawab Keira sambil menatap wajah Dean.

Dean pun mencegah Keira lalu menjelaskan sesuatu kepada gadis dengan gaun merah itu.

"Tunggu Kei. Lo tau kan kalau si Helsinki pernah bermain Nerve sebelumnya?"

"Apa?" tanya Keira kaget.

"Ya, karena tantangan dia yang sebenarnya adalah membawa lo dan membuat lo bersitegang dengan Melly. Itulah dia mengajak lo kesini." jawab Dean.

Dean pun mengambil tasnya lalu mengambil Lenovo Tab Extreme-nya dan ia menunjukkan sesuatu ke Keira.

[Tantangan untuk Helsinki]

[Suruh Kei buat bersitegang dengan Melly]

Keira pun melirik ke arah Helsinki. Dan Dean menasihati Keira.

"Lo lihat sekarang! Apa lo masih percaya dengan dia?"

Keira pun keluar dari apartemen lalu ia disusul oleh Helsinki. Helsinki pun mengikuti Keira di lorong apartemen.

"Kei! Keira! Tungguin gue!"

"Benarkah itu?" tanya Keira sambil berjalan.

"Benar apa?" tanya balik Helsinki.

"Lo membawa gue kemari sebagai bagian dari permainan? Tolong jawab gue, benarkah itu?" tanya Keira secara bertubi-tubi.

Tiba-tiba ada seseorang dengan seragam office boy dan kepala ditutupi topeng balaclava merekam mereka berdua. Helsinki pun memegang tangan Keira dan membawa gadis itu menuju ke arah lift.

"Apa-apaan ini?" tanya Keira bingung dengan sikap Helsinki.

"Ini lebih rumit daripada itu semua Kei!" jelas Helsinki seraya menatap mata Keira.

"Gue kehilangan semua sahabat gue malam ini!" bentak Keira.

"Gue tau..." ucap Helsinki berusaha menenangkan Keira.

"Berapa banyak yang lo dapat dari ini semua hah?! Jawab gue!" teriak Keira.

"Nggak Kei, ini bukan tentang uang. Tapi gue janji akan ceritain semuanya ke lo nanti." ucap Helsinki untuk menenangkan Keira.

"Lo jangan beralibi oke! Gue rasa Melly hampir mati malam ini. Dan gue juga hampir mati malam ini!" teriak Keira lagi.

"Kei, gue tau." ucap Helsinki berusaha menenangkan Keira.

"Permainan ini agak psycho! Gue akan cari pihak berwajib!" bentak Keira.

Helsinki pun menghalangi pintu lift untuk mencegah Keira.

"Keira! Jangan macam-macam!"

Helsinki memencet tombol merah dalam lift dan lift kaca itu semakin cepat pergerakannya.

"Maafin gue." mohon Helsinki.

"Apa yang lo lakuin?!" teriak Keira semakin keras.

"Maaf, lo nggak bisa lakuin ini oke? Lo nggak boleh menemui pihak berwajib!" mohon Helsinki.

NerveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang