Nerve : Chapter 11

23 1 5
                                    

Masih di tengah malam yang sama....

Melly masuk ke dalam kamar penthouse itu untuk mengambil sesuatu. Melly menghampiri sebuah nakas untuk mengambil ponselnya yang di charge menggunakan charger wireless yang menyatu dengan nakas.

Melly pun membuka ponselnya lalu berbicara ke Netizen Nerve.

"Hai, para Netizen. Dengerin gue baik-baik. Kalian semua dan gue tau kalau gue yang semestinya ada di posisi itu. Jadi berhentilah menahan diri oke? Kalian semua nggak perlu takut...."

Tiba-tiba ada seseorang pria dengan outer jaket kulit, dalaman kaus I Love Palembang dan celana jeans robek-robek masuk ke kamar itu. Namun Melly nggak peduli dan melanjutkan bicaranya.

"Karena gue nggak takut. Jadi berilah gue tantangan yang besar."

Melly pun kaget ada seseorang pria masuk ke kamar dan pria itu berdiri di depan pintu yang tertutup.

"Ada apa, nona Melly yang manis?" tanya pria bule itu dengan menggoda.

"Baronne! Sedang apa lo disini hah?" tanya Melly ke pria bule itu.

"Melly, Melly. Polos bener jadi orang dah. Lo itu pemain hebat. Lo punya banyak penonton, gue juga banyak penonton. Mungkin kita bisa setim." ucap Baronne sambil mendekati gadis dengan outer kemeja putih dan dalaman tanktop hitam itu sambil menawarkan sesuatu.

"Ogah. Gue nggak butuh partner." tolak Melly mentah-mentah.

"Mel, Mel. Ini demi menyaingi sahabat lo si Kei." ucap Baronne kembali.

Tiba-tiba CJ masuk ke kamar dan melihat Melly dan Baronne saling bertatapan.

"Ada apa Mel, lo gapapa kan?" tanya CJ.

"Iya gapapa, gue sama dia cuma ngobrol doang kok." jawab Melly

Baronne pun melirik ke CJ. CJ pun melanjutkan bicaranya.

"Hei, Mad Max, tunjukkan diri lo diluar sana bung."

Baronne pun menegang tangan kiri Melly yang sedang memegang ponsel iPhone 15 nya. Baronne yang tangan kanannya menegang ponsel dengan jenis yang sama langsung menempelkan ponselnya ke ponsel Melly.

Ponsel Melly pun berbunyi karena Baronne baru saja berbagi kontaknya menggunakan fitur NameDrop. Baronne pun menatap wajah Melly serius dan berpesan.

"Telepon gue jika lo butuh apa-apa."

Sebelum pergi Baronne tidak lupa meledek CJ.

"Hadang! Ada bola mati!"

Baronne pun melihat Anthem Jacket milik CJ yang menempel ban lengan berwarna hitam.

"Kapten!" ucap Baronne sambil melakukan gestur hormat ke CJ tidak lupa ia mencubit pipi seorang pria yang memakai kacamata seperti Edgar Davids yakni Ringgo.

Sebelum pergi Baronne memberikan salam perpisahan ke Ringgo, CJ dan Melly.

"Berpestalah, kalian!"

Baronne pun pergi meninggalkan mereka semua untuk melakukan challenge lain.

*****

Di Jalanan Senopati menuju arah Kemang lebih tepatnya di jalan Pattimura ada Dean yang sedang fokus menyetir untuk menghampiri Melly.

Lenovo Tab-nya berbunyi dan ia melihat ada panggilan telepon dengan foto profil wanita paruh baya. Dean pun mengangkat telepon tersebut.

"Hallo, Tante Dira."

"Dean, dengerin. Tante punya pertanyaan singkat buat kamu. Bagaimana cara mengetahui bahwa tante telah diretas?" tanya Indira yang sedang berada di dalam ruangan dokter sambil membereskan barang-barangnya.

NerveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang