Nerve : Chapter 10

22 1 4
                                    

Tengah malam di penthouse apartemen Infinity Residence, Kemang Village....

Yudhist sedang berkaraoke ria membawakan lagu Reza Artamevia bersama para tamu pesta lainnya dan Rena sedang memantau Nerve dari tabletnya.

Rena terkejut karena melihat peringkat Keira yang diatas Melly yaitu masuk ke lima besar. Di dalam layar Keira sedang menghela nafas panjang karena ia harus melakukan tantangan yang menantang maut bersama Helsinki.

"Lo berikutnya? Siapa yang mau menantang juara nyanyi?" ucap Yudhist ke para tamu lainnya.

Yudhist pun melirik ke arah Rena yang fokus menatap tabletnya.

"Rena sheyenkkk!" panggil Yudhist dengan gemulai.

Namun Rena masih fokus menatap ke arah layar. Gadis berwajah arab itu sempat bengong lalu bergumam sendiri.

"Anjir! Nggak mungkin ini? Nggak mungkin sumpah? Ini bukan Kei yang gue kenal njir!"

"Woy Renatta Alkatiri! Bengong bae lo!" panggil Yudhist langsung berubah menjadi ngebass.

Rena pun beranjak dari duduknya sedangkan Yudhist masih memanggil Rena.

"Hey Ren! Ayolah!"

Rena pun keluar dari ruangan Karaoke menuju ke ruangan tengah. Tidak lupa ia mencari Melly.

"Mel! Melly!"

Rena pun menghampiri Melly yang sedang minum di meja bar sambil melihat ke arah layar besar.

"Apa sih Ren?" tanya Melly.

"Ya ampyunnnn.... Lo pasti nggak percaya ini." jawab Rena menyampaikan sesuatu ke Melly.

Rena menyambungkan tabletnya dengan dua televisi LED 130 inch yang ada didepan mereka.

[Capai kecepatan 90 kilometer per jam dengan mata tertutup]

[Hadiah: Rp. 200.000.000]

Melly pun kaget bukan kepalang melihat tantangan dari Nerve dengan akun Helsinki dan Kei11May.

"Apa? Lo bercanda pasti?" kata Melly sambil melihat ke arah dua layar televisi besar dengan Point of view dua akun Nerve yaitu Kei11May dan Helsinki.

*****

Di sisi Keira dan Helsinki dua orang itu sedang berada di lampu merah di dekat Gultik Kebayoran Lama. Dengan helm Helsinki yang ditutupi stiker 'Batavia The F**king City!' di bagian kaca luarnya.

Stiker tersebut berwarna putih dengan tulisan hitam ditengah-tengah yang menghalangi pandangan mata dari Helsinki.

"Lo udah siap Kei?" tanya Helsinki

Keira menghela nafas sangat panjang lalu menjawab pertanyaan Helsinki.

"Gue siap."

Helsinki pun menutup kaca helmnya dan menunggu waktu hitungan mundur dari lampu merah. Helsinki merasa keringat dingin saat menyalakan motornya begitu juga dengan Keira yang duduk di belakang Helsinki.

Sedangkan di Melly gadis itu sedang menuju ke arah layar itu setelah mengambil bir bintang lima persennya.

Sedangkan di sisi lain ada Dean yang sedang melihat Keira dari audio video on demand mobil Honda Civic R-2023 nya.

Kembali ke Helsinki dan Keira. Helsinki pun memberikan aba-aba ke Keira.

"Sekarang ingat, lo sekarang adalah mata gue."

Keira melihat waktu di lampu merah tinggal lima detik.

"5....4... 3... 2... 1.... Hijau!"

Helsinki memasukkan gigi motornya lalu berjalan secara pelan.

NerveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang