Maafkan kemarin belum bisa update dan chapter ini sedikit lebih panjang. Malam ini akan aku tambah satu chapter lagi. Tapi ada tantangan kecil-kecialn. Ayok penuhi komennya sampai 300, aku tinggal makan dulu hehehehehe
Voter ke berapa nih?
Pertemuan ini terlampau janggal seperti jaket Prince yang kebesaran saat August menggunakannya kala kecil dulu. August barangkali tak benar-benar mengingat hari-harinya dengan jelas, tetapi momen-momen penting mudah untuk dikenang. Tidak terkecuali, sepasang mata berwarna abu-abu yang menatap minim afeksi padanya. Jasmine telah mencuri satu petak kosong dalam memorinya untuk diingat dengan cara tak biasa.
Restoran resort di jam-jam pagi tidak begitu ramai, membuat August dan Jasmine agaknya menjadi pusat perhatian untuk pengunjung yang berlalu lalang. Bukan karena mereka duduk dengan janggal. Tetapi karena visual yang rupawan, dan desas-desus pamor yang di bawa pada pundak masing-masing.
Praktis sulit untuk diabaikan.
Vergamo dan Harrington duduk dalam meja yang sama, berhasil mengantarkan banyak spekulasi pada orang-orang. Terlebih, pertunangan Harrington dan Connor masih meninggalkan tanda tanya bagi sebagian besarnya. Dunia bisnis barangkali sedang tidak baik-baik saja, atau bisa jadi malah sebaliknya—kurang lebih, seperti itu mereka-mereka yang melihat menyimpulkannya.
"Kau banyak diperhatikan," jeda Jasmine saat melirik ke arah satu, dua, bahkan empat orang yang sempat melihat sekilas ke arah mejanya. "Rumor kau meninggalkan Aria dan membawa pergi seorang wanita cantik yang bukan dari keluarga filantropis pasti membakar rasa penasaran mereka. Dan sekarang, kau malah duduk denganku." Senyum Jasmine merangkak, memiringkan kepalanya tipis hanya untuk mencari tahu reaksi August. "Kira-kira, apa yang mereka pikirkan? Apakah August Harrington akan mengikuti jejak Ayahnya untuk memiliki lebih dari satu istri?"
Firasat yang August rasakan di balik permukaan tangannya, seolah-olah dibenarkan satu persatu dari bibir Jasmine Vergamo sendiri. Wanita ini tidak memiliki celah. Rasanya seperti sedang berbicara dengan Eden, tetapi lebih mematikan. Dan luar biasanya, mereka berdua sama-sama percaya diri.
"Tidak semua hal diteruskan melalui garis keturunan." August menimpali pada akhirnya. "Bukan membela diri, tapi Ayah dan aku berbeda. Aku tidak berniat untuk menikah lebih dari dua kali." August mendengkus remeh. "Lagi pula, bukan berarti aku akan serta merta bersedia menikah denganmu juga. Jangan terlalu besar hati."
Satu poin untuk August Harrington.
"Aku cerdas, aku seksi, aku paham berpakaian, kecantikanku juga tidak buruk, dan yang paling penting aku sudah memiliki seorang putra denganmu."
Tapi lima poin berturut-turut untuk Jasmine Vergamo, dan dengkusan remeh August menguap secepat kilat..
Sialan.
"Tapi ya, bukan berarti aku juga berharap untuk menikah denganmu." Jasmine menambahkan dengan santainya. Jasmine mengangguk untuk menvalidasi kata-katany sendiri sebelum menaikkan pundaknya sekilas. "Jadi, siapa yang kau pilih?"
Pertanyaan Jasmine seperti belati yang ditodongkan tepat di depan leher August. Wanita itu menatap penuh rasa tertarik, senyumannya terkesan sedikit licik kendati tak benar-benar memiliki maksud buruk. Namun August tahu, Jasmine tidak tertarik padanya, tapi pada jawabannya.
Jasmine menambahkan. "Sayang sekali Aria masih naif, dia terlalu muda untuk menyadari kalau dunia dewasa jauh lebih kejam dari kelihatannya. Keputusannya untuk meninggalkanmu terlihat jelas sejalan dengan egonya." Jasmine sedikit menyayangkan. "Bukan hal buruk, Aria boleh-boleh saja membayangkan pernikahan romantis dan memilikimu untuk dirinya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
August's First July ✅
RandomPart Lengkap-Sudah dibukukan dengan versi lebih panjang. August Harrington tahu dia berkuasa, mendominasi, sangat dipercaya dan memiliki banyak hal yang harus dikontrol dalam genggamannya. Pernikahan bisnisnya dengan Aria Connor akan terlaksana seb...