Setelah sekian abad, akhirnya update juga yaa :')
Dapat notif dan antrian ke berapa nih buat baca Tuan August?August Harrington tidak membenci pantai, namun udara panas tetap mengesalkan saat segelas lemon soda tidak meredakan dahaga sama sekali.
Keringatnya terliha melembabkan kening dan leher, kanopi bar setidaknya membantu, dan pohon-pohon kelapa yang tersebar agaknya mampu menyegarkan angin pantai yang datang. Duduk pada salah satu bar tropical berpasir padat, August membawa pandangannya ke salah satu sofa restoran di mana Eden dan Jane tengah bersandar santai dan saling bercanda.
"Seperti Anda yang berubah pikiran dari Aria secepat ini saat bertemu denganku."
Kalimat itu berputar-putar di dalan kepala August hingga membuatnya sedikit pening. Mengembuskan napas keras berkali-kali, di balik kemeja putih dengan tiga kancing terbuka dan celana pendek, August lalu mengalihkan tatapannya pada gelas tinggi berair yang hanya menyisakan es batu mulai mencair.
"Kau membutuhkan alkohol untuk mengatasi panasnya pantai."
Dibingkai kelopak mata yang tipis, tatapan August terarah pada seorang wanita yang lantas duduk di salah satu kursi yang cukup berjarak darinya.
"Beri aku dua gelas martini," katanya saat melepaskan kacamata hitamnya.
August tersenyum tipis, nyaris tidak kentara. "Aku tak bersahabat baik dengan alkohol."
"Banyak pria berkata demikian untuk terlihat baik di depan seorang wanita. Kau tipe yang jujur, atau senang memberikan kesan menakjubkan pada pertemuan pertama?"
Dahi August mengerut tipis, lidahnya mendorong pipi bagian dalam sementara posisinya sekarang sedikit terarah pada sang lawan bicara. August sudah memikirkan banyak hal, mencari tahu, memutar skenario di mana Raymond memberikan catatan tentang kehidupan seseorang padanya. Mungkin setelah ini, sang lawan bicara akan menjadi pekerjaan kecil yang menyenangkan untuk dicari tahu.
"Aku tak pernah memberi kesan pada orang lain." August menyahut enteng, melihat bartender datang meletakkan gelas minuman yang dipesan pada si wanita. "Orang lain yang memberikan kesan padaku, dan aku yang menilai mereka."
Wanita itu mendengkus, mengangkat gelas martininya seiring matanya melirik pada bagian sudut. "Kau pasti memiliki segalanya sampai bisa mengatakan hal semacam itu dengan mudah."
August menaikkan pundaknya sekilas. "Aku tidak merasa kurang.""Sepertinya rumor kalau semua Harrington memang arogan itu benar adanya," katanya saat mendorong satu gelas martini lain ke depan August. "Apa kau akan membantah yang satu itu?"
Suaranya tidak terdengar menantang atau bahkan meremehkan, August merasa ada energi yang sepadan. Sebuah persaingan. Tatapannya tajam, sama seperti kuku-kukunya yang berkuteks dan mengilap.
Keheningan August, mengantarkan pada konklusi di mana wanita dengan rambut sebahu itu tertawa, sebelum menenggak minumannya sampai habis. Tidak merasa kesulitan sama sekali, seolah-olah apa yang ia loloskan ke balik tenggorokan adalah air sirup.
"Treat on me," jedanya lalu mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya. "Terima kasih sudah menemaniku minum."
August terdiam untuk beberapa saat. Gantungan pada tepi dompetnya, jelas bukan sebuah logo yang bisa didapatkan bak souvenir. Gantungan bertuliskan VeR dalam lingkaran yang terbuat dari aluminum disepuh emas. Garis wajah August menjadi lebih serius, perasaan janggal dan penasaran yang sempat ia terka-terka, memberikan jawaban.
"Vergamo." August mengangguk, tersenyum. "Kau putri dari Andry Vergamo?"
Matanya berwarna hijau cerah itu menatap ke arahnya setelah menerima kartu pembayarannya kembali. "Aku akan menganggap keluargaku cukup terkenal untuk disadari keberadaannya oleh Harrington."
KAMU SEDANG MEMBACA
August's First July ✅
RastgelePart Lengkap-Sudah dibukukan dengan versi lebih panjang. August Harrington tahu dia berkuasa, mendominasi, sangat dipercaya dan memiliki banyak hal yang harus dikontrol dalam genggamannya. Pernikahan bisnisnya dengan Aria Connor akan terlaksana seb...