AUTHOR POV
Yogyakarta, present time.
"Duluan mas,"
"Iya, hati-hati Vin."
"Weh mas, isih ngontel to isuk-isuk neng masjid? (weh mas, masih sepedaan pagi-pagi gini di masjid?)"
"Nggeh, pak." jawab Fergi diselingi senyum dan menunduk sopan pada ustadz yang menyapa nya.
Fergi Alvian- atau akrab disapa Fergi, lelaki muda berusia 25 tahun dan salah satu pengurus masjid yang terletak tak jauh dari rumah nya berlokasi di jantung kota Yogyakarta. Keseharian nya diisi oleh rutinitas mulai dari pagi hingga sore dia bekerja di konsultan bangunan milik teman nya, sepulang nya dari kerja dia menyempatkan mengajar anak-anak TPA dan BTAQ di masjid.
(TPA: Taman Pendidikan Al-Qur'an. BTAQ: Baca Tulis Al-Qur'an.)
"Nanti sore, jadwal mu ngajar TPA to mas?"
"Nggeh, pak. Saya duluan ya pak, mau siap-siap berangkat kerja."
"Oh iyaa yaa, monggo mas Fergi."
Fergi kembali membungkuk hormat pada ustadz dan langsung menaiki sepeda nya keluar dari komplek masjid. Monolid nya menyusuri jalanan raya yang mulai dipenuhi kendaraan roda dua dan empat, saling berebutan mencari celah jalan cepat untuk mengejar waktu.
Tidak jarang banyak pengendara motor yang hampir menyenggol dia namun untung nya Fergi masih menjaga keseimbangan nya dengan baik. Matahari masih malu-malu menampakkan sinar nya tapi jalanan sudah sepadat ini dan udara yang ia hirup seakan tak terasa menyegarkan akibat hembusan knalpot dari kendaraan.
Teng...teng...teng...
Fergi memelankan laju sepeda nya tatkala ia melihat belokan rumah nya sudah dekat dan bunyi lonceng gereja bergema dengan jelas di telinga nya. Ya, lokasi rumah nya memang berdekatan dengan tempat ibadah tersebut.
"Mas Fergiii, mana uang jajanku?"
"Ya ampun, pagi-pagi udah ada yang malak," ucap Fergi sambil menurunkan standar sepeda nya dan menghampiri Erisha Olivia- adik perempuan satu-satu nya yang baru saja masuk kuliah di Universitas Gadjah Mada dan mengambil jurusan ilmu gizi.
"Aku kan maba, jadi butuh uang jajan yang banyakk,"
"Mana?" tanya Erisha sambil mengadahkan tangan nya pada sang kakak.
"Jajan terus," Fergi mengacak rambut Erisha sambil merogoh beberapa lembar uang ungu dari saku celana nya, "Nih, buat jajan sempol sama telor gulung."
"Udah seminggu loh mas aku jajan e ituuuu tok, aku yo pengen upgrade jajanan mas,"
"Ngga boleh boros, kalo boros temen nya?"
"Setan. Au ah, mas!!"
Fergi menggelengkan kepala melihat tingkah laku adik nya, yah wajar karena Erisha lagi hobi nyoba makanan yang nge hits atau viral jadi hampir tiap minggu minta uang jajan terus. Sebenernya sih Fergi ngga ngekang Erisha, tapi dia selalu mengawasi dan menjaga pergaulan adik nya itu.
"Yah," sapa Fergi dan mencium tangan sang ayah yang sedang duduk di teras rumah.
"Gi," jawab ayah sekena nya dan kembali sibuk dengan koran nya.
"Erisha dianter sama ibu apa naik bis trans?" tanya Fergi.
"Ibu lagi sibuk di dapur, nyiapin masakan buat jualan nanti. Erisha, ke kampus nya naik bis trans wae yo nduk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fergi ✔️
FanfictionFergi Alvian- pemuda sederhana dengan keseharian nya sebagai guru TPA di salah satu tempat ibadah dan sangat menyayangi keluarga nya. Alisha Irene Adriella- perempuan yang selalu dekat dengan hingar bingar duniawi namun dia sendiri tak pernah merasa...