9. Naluri Berkata, Engkaulah Milikku

347 62 32
                                    

Disclaimer: Kau bawa diriku ke dalam hidupmu ~ lanjutin dulu lirik selanjutnya baru sah baca chapter ini















AUTHOR POV












"....."

"Kamu ngga harus jawab sekarang Irene," Fergi tersenyum, wajah Irene saat ini begitu lucu dan menggemaskan dimata nya. Doe eyes bulat itu menatap nya lekat-lekat, bibirnya sedikit terbuka dan seakan tak percaya apa yang baru saja Fergi utarakan.

"Aku tau," gumam Fergi, "Aku tidak bisa menunda-nunda nya lagi."


"Dan seharusnya aku sudah menyadari itu lebih awal. Aku minta maaf ya, Irene?"

"Hmm, kenapa minta maaf..." jawab Irene, kepalanya tertunduk.

"Aku sangat memahami keadaan mu, Fergi. Kamu pasti bingung di satu sisi keluarga mu menjodohkan kamu sama Jihan, dan aku..aku tiba-tiba hadir ke hidup mu-"


"Sssush, diem."

Fergi hampir aja khilaf nyentuh rambut Irene, niat dia ingin merapihkan rambut orang yang ia cintai itu namun apa daya dia hanya bisa menghela nafas sembari menggigit bibirnya.

"Rambut kamu, Irene. Agak berantakan, hhm dijepit atau digimanain gitu?"


"Ohh iya," Irene mengambil jepit rambut yang ia sematkan di celana jeans nya, "T-tapi kan, Gi..."

"Hm, kenapa?"

Irene cemberut dan dalam hati sebel sama ketidakpekaan Fergi, "Kan tangan aku lagi sakit, gimana mau jepit rambut ku kalo pake satu tangan aja?"


"Eh...iya ya, heheh." Fergi tertawa dengan wajah tanpa dosa nya, dia yang nyuruh tapi dia juga yang bingung sekarang.

"Yaudah, mau gimana?"

"Aku mau pulang." ucap Irene masih dengan wajah cemberut nya, "Em, engga anterin aku?"


"Iyaa aku anterin pulang, calon istri."

Fergi makin ngga bisa nahan senyum nya liat pipi Irene merah banget kayak kepiting rebus, "Bener, kan?"

"Y-yaudah i-iya ngapain masih senyum-senyum,"


"Iya, aku anterin pulang. Makasih ya udah masakin makanan yang enak, Irene."

Dear, Fergi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang