15. Fergi

320 64 39
                                    

A/N: Orang kalo udah iri, dengki, semua sifat setan ada disana....siapakah dia?
















AUTHOR POV






~malam hari di rumah Fergi~




"Dek, tumben ngga nginep di rumah mbak mu?"

"Heumm kata mbak Irene, kasian aku gitu bu...ya intinya ngga mau ngerepotin terus lah..."

"Walah padahal ngga papa lho ditemenin kamu tiap hari juga, di rumah segede itu dia tinggal sendirian...meh medeni, ya ngga yah?" kata ibu seraya membawa hidangan dari dapur ke meja makan.


"Ya, kesana aja Sha." ucap ayah singkat.

"Heumm sek ah, nunggu mas Fergi pulang aja yah biar sekalian. Kok belom pulang yo bu? Tumben suwe men kajian ne."

"Paling kebagian piket malem, dek. Makanya mas Fergi beres-beres di masjid dulu."


"Ohhh gitu to, hhem yowes lah aku wes makan ne."

Ibu ngeliat piring Erisha yang masih kesisa banyak nasi dan ayam nya juga belom habis, "Loh heh dihabisin dulu, dek."

"Kasih ke cepot tu lho buu, nanti juga ngeong-ngeong depan rumah."


"Ealah bocah,"

Ibu memilih untuk membereskan meja makan dan mencuci piring di dapur, sedangkan ayah bersantai di ruang tamu sambil menonton pertandingan sepak bola di TV dan memerhatikan gerak-gerik anak bungsu nya yang sedang bersiap-siap pergi.

"Jangan lupa bawa wedang ronde nya buat mbak Irene, dek."


"Sampun, yah." ucap Erisha seraya mengambil kunci motor yang tergantung di dekat meja makan, "Yah, bu adek berangkat dulu ya."

"Iyaa dek," sahut ibu dari dapur.

Ayah mengangguk dan mengelus kepala Erisha, "Hati-hati nyetir nya, udah malem."

.












Dear, Fergi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang