13. Cintanya Irene

339 59 14
                                    

A/N: Banyak istigfar itu, nambah pahala kok.































AUTHOR POV

















Beberapa minggu setelah kedatangan orang tua Irene.





"Wow,"

"Wah gila sih,"

Jihan- lagi dan lagi perempuan menyebalkan ini menampakkan diri di hadapan Irene. Dia menatap Irene dengan tatapan sinis dan tajam nya, untuk kali ini dia tidak akan membiarkan Irene bisa semudah ini mendapat restu dari orang tua Fergi.

Kalau dia tidak bisa bersama Fergi, begitu pun dengan Irene. Tidak boleh ada yang bersama Fergi Alvian.

"Hei, jalang nya ibukota."

"Woy kalo ada orang ngomong liat anjing!!"

Irene pikir dia tidak boleh takut sama gertakan Jihan, semakin dia takut maka Jihan akan semakin senang dan semena-mena untuk terus menginjak-injak harga dirinya.

"Apa aku ada urusan sama kamu, Jihan?"

"Oh jelas ada," balas Jihan cepat, "Pertama, kedatangan mu yang sungguh tiba-tiba berhasil merusak rencana ku dan Fergi, kamu harus membayar mahal semua itu."

"Kedua, hei Irene. Jangan ngerasa paling perfect deh, gimana kalau selama ini Fergi cuma kasian sama kamu aja? Dia ngga bener-bener se sayang itu sama kamu?"

Dahi Irene berkerut, tidak setuju dengan ucapan terakhir Jihan. Fergi tidak mencintainya? Omong kosong, itu hanyalah bukti ke-iri-hatian seorang Jihan Azkya terhadap nya karena Jihan tidak merasakan cinta dan kasih sayang seperti yang Irene dapatkan dari Fergi.

"Sudah puas menghinaku, Jihan?" tanya Irene, tenang. "Aku ada jadwal fisio-"

"Belum," potong Jihan, dia tiba-tiba mengeluarkan ponsel dari saku dan menunjukkan layar ponsel nya pada Irene, seringai di bibirnya semakin lebar tatkala melihat Irene yang terbelalak kaget dan menatap nya tak percaya.

"Aaha, ngga percaya? Kaget aku bisa nemuin foto ini?"

"Jihan??"

"Huh akhirnya ada juga yang bisa aku tunjukkin ke Fergi kalo kamu itu emang wanita murahan!!"

Jihan menggelengkan kepalanya menatap foto tersebut, "Ya, kamu udah dicicipin berapa laki-laki? Gila-"

PLAK

Irene semakin terkejut diiringi dengan air matanya yang terus mengalir di pipi, badan nya yang sedikit gemetar ditahan oleh sebuah lengan kokoh dan wangi citrus yang menguar disekitar nya.

Irene sudah tau siapa yang memeluknya saat ini.

"Jangan ganggu calon istriku, Jihan Azkya."

"Ya ampun, calon istri banget ya, Fer?" tanya Jihan mencemooh, sekilas dia menatap tajam Irene yang kini benar-benar berlindung di dekapan Fergi, melihat itu membuat Jihan semakin kesal dan emosi nya mulai menggebu.

"Ya sebagai mantan tunangan yang baik dan akan selalu membuka jalan untuk mu, Fergi Alvian, kamu harus tau kelakuan calon istri kamu itu."

"Perempuan yang ada di foto itu bukan Irene." ujar Fergi, nadanya terdengar tenang dan pelan namun sesungguhnya dalam hati dia sangat berharap bahwa yang dia ucapkan tadi adalah kenyataan. Ya, dia harus yakin, dia yang lebih mengenal Irene, bukan Jihan.

Jihan- tentu dia tidak akan berhenti disini saja, ia menghela nafas sesaat sebelum kembali memasukkan ponsel ke dalam saku nya.

"Bukan Irene gimana sih, jelas-jelas aku dapet foto itu dari akun sosial media mantan pacar nya. Raymond, benar kan, Irene?"

Dear, Fergi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang