Dear, Fergi ✔️

11. Nikahi Aku, Fergi

AUTHOR POV

"Hah, aku bilang juga apa."

"Kamu ngga akan dianggap sama keluarga Irene, Fergi. Dari awal aku udah tau kalo Irene itu orang nya arogan, sombong. Ngga heran, karena itu turunan sih dari orang tua nya."

"Mana buktinya kalo dia udah bisa sholat, baca Al-Qur'an?? Cih jangankan ibadah, dia aja ngga paham adab sama lawan jenis. Aku tau semuanya, Fer dia selalu meminta, merengek sama kamu kayak anak kecil untuk nemenin dia di rumah kan?"

"Ada adikku, Jihan. Ada Erisha disana, kamu jangan suka mengambil kesimpulan sendiri. Itu bisa jadi fitnah."

Jihan tak tahan untuk tak memukul meja, dia beneran kesel sama Fergi yang benar-benar keras kepala dan selalu menyangkal kata-katanya.

"Fergi Alvian, kamu pasti menyesal. Aku akan pastikan itu!!"

Fergi hanya mengangguk samar, dia sudah cukup lelah dan muak mendengar semua ucapan Jihan. Tujuan dia datang ke rumah Jihan bukan untuk mencari huru-hara, dia ingin pamitan baik-baik sama ayah dan ibu Jihan kalau dia tidak bersedia melanjutkan perjodohan dengan Jihan.

Tapi tentu nya itu tidak berlaku pada Jihan Azkya, yang masih gencar membuat dia tertekan dengan terus membicarakan Irene. Irene seperti inilah, Irene seperti itulah. Jihan tidak menyadari bahwa dia pun belum tentu lebih baik dari Irene.

"Untuk apa kamu terus menjelek-jelekkan Irene, Jihan? Apa kamu mengenal Irene sebaik aku mengenal dia?"

"Fer, aku cuman mau kasih tau biar kamu ngga kecewa sama dia!!" Jihan langsung berdiri dan mencengkram kuat lengan Fergi, sorot matanya menatap tajam lelaki itu.

"Apa kamu rela harga diri mu dan keluarga mu bisa saja diinjak-injak sama keluarga Irene? Hah, kayak kamu ngga tau aja kelakuan orang kaya yang tinggal kota."

"Jangan suudzon, Jihan."

Jihan menggeleng cepat, "Jangan mengorbankan dirimu sendiri, Fergi."

Fergi pun melepas cengkraman Jihan dari nya dan menatap Jihan dengan raut wajah yang sulit ditebak.

"Lantas kalau begitu, apa menurut mu ada sebuah cinta tanpa pengorbanan yang berarti, Jihan?"

"....."

Fergi hanya tersenyum dan sekali lagi menatap wajah cantik Jihan, "Kamu perempuan yang baik, Jihan Azkya. Tapi mungkin bukan aku yang pantas untukmu."