AUTHOR POV
"Otot ligamen tangan kanan nya robek dan terjadi keretakan juga di tulang nya, cedera ini kemungkinan besar membuat nona Irene tidak bisa bermain biola lagi."
"Cedera seperti ini perlu perawatan dan penanganan cukup lama, kurang lebih satu tahun. Kondisi ini mirip cedera ACL."
Fergi terdiam, tatapan kosong nya menatap hasil x-ray yang memperlihatkan kondisi tangan kanan Irene akibat kecelakaan yang menimpa nya. Tanpa sadar dia meremas kuat kertas x-ray tersebut, bibirnya gemetar hebat menahan tangis.
"Tapi kondisi nya baik-baik saja?"
Dokter mengangguk pelan, "Ya, tidak ada luka fatal atau pendarahan. Hanya cedera parah di tangan kanan nya saja, maka saya pasangkan cast untuk menopang tangan kanan nona Irene. Dia sudah bisa dijenguk."
Fergi mengangguk paham dan tersenyum pada dokter, "Terimakasih, dok."
Fergi melihat ke sekeliling koridor rumah sakit, dan dia tidak menemukan Jihan. Apa perempuan itu diam-diam pergi dan sama sekali tidak sudi bertemu dengan Irene?
Fergi memilih untuk tidak memikirkan Jihan, untuk apa juga dia membebani pikiran nya dengan Jihan yang sangat arogan dan egois itu. Dia mengetuk pintu kamar rawat Irene dan kemudian berjalan masuk, menghampiri Irene yang sedang duduk bersandar pada bed.
"Irene,"
"F-fergi...?" Irene terkejut mendapati kehadiran lelaki itu disini, "K-kenapa kamu disini? Jihan...Jihan, dia gimana?"
"Kenapa kamu masih memikirkan perempuan arogan itu, Irene. Kamu dengar sendiri apa yang dia katakan padamu."
Irene hanya menunduk, doe eyes nya melihat tangan kanan nya yang sudah dibalut cast. Kejadian itu terjadi sangat cepat, sungguh cepat. Dia sedang menyebrang di tengah jalan seusai busking dan dalam sepersekian detik sebuah motor melaju cepat kearah nya dan terjadilah kecelakaan itu.
"Kamu ingat siapa yang menabrak mu?"
Irene menggeleng, "Dia pake helm, Gi. Dan habis nabrak dia langsung pergi gitu aja."
"Kamu sudah tau efek dari cedera di tangan kanan mu?"
Irene pun mendongak dan menatap wajah si monolid, dahi nya berkerut melihat wajah Fergi yang tampak sedih.
"Jangan sedih, aku ikhlas semua ini terjadi padaku."
Mata Fergi semakin berkaca-kaca mendengar suara lembut Irene, "Aku akan mencari tau siapa yang menabrak mu, Irene."
"Huum, aku lebih suka apabila kamu disini." gumam Irene dan tersenyum pada Fergi.
Fergi ikut tersenyum, ia pun mengambil kursi dan duduk di samping ranjang Irene, "Dari hasil x-ray, kamu harus istirahat cukup lama dari biola." ucap Fergi sembari menatap cast yang membalut tangan kanan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fergi ✔️
FanfictionFergi Alvian- pemuda sederhana dengan keseharian nya sebagai guru TPA di salah satu tempat ibadah dan sangat menyayangi keluarga nya. Alisha Irene Adriella- perempuan yang selalu dekat dengan hingar bingar duniawi namun dia sendiri tak pernah merasa...